"thanks ya, hari aku bahagia banget." ucap Dina ketika sampai didepan rumahnya. Hari ini cukup membahagiakan, karena untuk pertama kalinya ia bisa quality time bareng Utam tanpa khawatir akan Gisa. Perubahan yang cukup mengejutkan ini membuatnya tak sia-sia menerima Utam kembali, dan tak hanya itu, perjodohannya dan Karis juga telah dibatalkan, seperti yang dikatakan mamanya tadi pagi. Sungguh, hari ini memang hari bahagianya.
"ya udah, aku pulang dulu ya." Utam segera pergi meninggalkan kediaman Dina, dan menuju rumah sakit karena kabar yang baru saja ia terima kalau tadi siang Gisa pingsan dikampus dan terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit.
Hanya membutuhkan tiga puluh menit ia telah sampai dirumah sakit dan segera menuju ruangan tempat Gisa dirawat. Sungguh, kebahagiaannya hari ini hanya ia nikmati sendiri, namun tanpa ia ketahui mungkin kini Gisa tengah menderita. Ternyata keputusannya untuk tidak terlalu mengkhawatirkan Gisa nyatanya membuat Gisa tak bisa menjaga dirinya, ia malah jatuh sakit dan dirinya malah baru mengetahuinya setelah sepuluh jam berlalu.
Sesampainya didepan ruangan Gisa, ia langsung membuka pintu dan mendapati Karis dan Nathan, dokter yang menangani sepupunya tengah berbincang, dan ia juga mendengar kalau Karis baru saja mengatakan,
"kalau boleh tahu, kenapa dokter bisa ada dikampus tadi?"
Dokter Nathan pergi ke kampus? Ngapain? Begitulah pikiran Utam saat ini, namun ia takkan berpikiran negatif terlebih dahulu, mungkin Nathan ada urusan dikampus.
"ada yang harus ditemui, namun tidak jadi karena dianya sedang bersama orang lain." jawab Nathan yang masih tidak menyadari kedatangan Utam ke ruangan tersebut, juga posisi Nathan yang membelakanginya karena ia kini berhadapan dengan Karis.
Berbeda dengan Utam, kini pikirannya sudah negatif tentang Nathan. Pikiran yang tadinya ia tepis kini malah bermunculan kembali dengan dugaan-dugaan yang bahkan sebelumnya tak ia pikirkan menjadi terpikirkan karena ucapan Nathan yang ingin menemui seseorang, namun orang yang akan ditemuinya bersama orang lain. Apakah kalian berpikiran sama seperti Utam? Ya, tentu saja. Kita sudah menduga, sudah pasti Nathan repot-repot ke kampus hanya untuk menemui Dina. Siapa lagi? Cewe yang kini menjabat status sebagai pacar dari seorang Utam Lesmana itu, sebenarnya sudah mengisi hati seorang Nathan, salah satu Dokter spesialis dirumah sakit yang cukup populer itu. Semenjak kejadian beberapa bulan lalu, ketika ia mendengar suara tangis seseorang ditaman yang ada dirumah sakit itu, kebetulan hari itu taman sangat sepi karena tiba-tiba cuaca berubah mendung, namun bagi Nathan justru itu waktu yang pas untuk ke taman karena ia takkan kepanasan jika ke sana, bertambah hawa yang sedikit dingin karena udara memang sudah menunjukan akan turunnya hujan.
Dengan langkah perlahan, ia mendekati suara tangis itu. Entah kenapa ia juga merinding sendiri mendengarnya, takutnya bukan manusia yang nangis, tapi makhluk lain yang menumpang nangis, mungkin. Ketika ia lebih dekat lagi, dibalik pohon rindang, ia melihat seorang gadis yang sedang menelungkupkan wajahnya diantara kedua lututnya, tangisannya tak kunjung berhenti bahkan sudah lima menit ia terus memperhatikannya. Dengan ragu, ia mendekat dan duduk disebelahnya.
"bersandarlah, pundak saya kosong." katanya sambil menepuk-nepuk pundaknya sendiri, memberi akses untuk gadis ini agar bersandar padanya. "ayolah, ini akan sedikit lebih tenang." ucapnya lagi, dengan ragu ia menyandarkan kepalanya pada pundak Nathan, memang ini yang ia butuhkan sekarang. Semenjak itu Dina menjai dekat dengan Nathan, dan jawaban Nathan tadi cukup membuat emosi Utam meluap, karena bagaimana pun ia tak pernah tahu bagaimana perasaan Nathan pada kekasihnya itu.
"emang mau ketemu siapa?" Karis dan Nathan sedikit kaget mendengar suara tersebut, membuat mereka menoleh ke arah suara itu berasal, dan mendapati Utam tengah berdiri dihadapan mereka dengan wajah memerah karena menahan amarah. Menyadari itu Nathan segera pergi meninggalkan ruangan itu dan tentunya ia terpaksa berpapasan terlebih dahulu dengan Utam sebelum keluar.
"berarti lo juga tahu, Dina udah balikan sama gue." ucap Utam dengan nada dingin, namun cukup membuat Nathan sedikit takut karena ternyata dibalik sikap dinginnya, justru ada diri yang cukup menyeramkan. Tanpa menjawab Nathan segera meninggalkannya.
"Tam, sejak kapan lo disana?" tanya Karis setelah sepeninggalnya Nathan.
"kenapa Gisa bisa kayak gini?" tanpa menjawab, Utam malah kembali bertanya.
"kata dokter, dia mengingat sesuatu lebih banyak dari sebelumnya, makanya Gisa sampai kayak gini."
"terus kenapa lo paksa Gisa?"
"gue juga gak tahu, sebelum ketemu Gisa, gue udah dapet kabar kalau Gisa pingsan, terus dia dibawa sama Dokter Nathan ke sini." jelasnya.
"Nathan?"
"iya, makanya gue nanya kenapa Nathan bisa ada dikampus tadi pagi." dugaannya gak salah, Nathan emang ada sesuatu pada Dina.
"terus, kenapa Gisa belum bangun?"
"kata dokter sih, Gisa butuh istirahat." suasana kembali hening, keduanya sama-sama menatap Gisa, sedetik kemudian raut muka mereka mengerut tanda bingung, kenapa tiba-tiba Gisa tersenyum dalam tidurnya?
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan Cinta
Genç KurguSeq. Cinta Pandangan Pertama "Berjuang..." itulah yang sedang ku lakukan untuk mempertahankan hubungan kita. "Bertahan..." itulah yang aku lakukan demi hubungan ini tetap ada. "Terluka..." itulah yang selalu aku rasakan karena memilih tetap bers...