35. Rindu

131 2 7
                                    

Utam mempercepat langkahnya menelusuri koridor kampus, ia sekarang benar-benar sudah telat. Padahal hari ini ada ujian, kalau saja ia tidak mengunjungi Gisa di rumah sakit, mungkin ia tidak akan telat seperti ini. Tapi Utam tidak setega itu, ia harus tetap mengunjungi Gisa terlebih dahulu dan memastikan keadaannya baik-baik saja. Sebenarnya Utam ragu jika harus meninggalkan Gisa sendirian dirumah sakit itu, tapi beruntunglah ia sempat berpapasan dengan Gandy, setidaknya Gandy bisa ikhlas menemani Gisa dirumah sakit, mengingat cowo itu menyukai Gisa juga.

Kenapa Gisa gak sama Gandy aja?

Utam benar-benar sudah telat 5 menit. Ia baru sadar, ternyata dari parkiran menuju kelasnya jauh sekali. 

Berlari? Ah tidak, Utam tidak akan berlari. Ia adalah salah satu most wanted dikampus ini. Jika ada satu tindakan yang mengganjal dari sikapnya, maka satu kampus akan heboh. Apalagi sekarang, ia lari karena datang terlambat? Tidak, sangat tidak lucu jika kampus ini tiba-tiba heboh karena berita seorang utam Lesmana berlari dikoridor kampus karena datang terlambat. Haduh... Ia malas jika harus banyak pertanyaan dari para pengagumnya. Terlebih sekarang ia jomblo, entah apa yang terjadi kalau semua orang dikampus ini tahu kalau dirinya telah putus dari Dina. Pasti akan banyak cewe yang mendekatinya lagi. Tidak, ia tidak mau.

Bruk

Dia menabrak seseorang, tepat ketika ia akan berbelok menuju pintu kelasnya. Tubuh gadis itu terhuyung kebelakang namun dengan sigap Utam menahannya dan menatap lekat gadis ini. Jantungnya berdetak tidak karuan, ketika ia tahu siapa yang ia tabrak. Harum farfum ini, bola mata indah itu, pipi chubynya, Utam merindukannya.

aku merindukanmu, bolehkah?

Boleh tidak jika Utam menginginkan waktu berhenti sekarang? Tidak, itu mustahil. Ia yang membuat keputusan ini, tapi kenapa ia sedikit menyesalinya sekarang? Tidak, ini hanya rindu sesaat karena belum terbiasa tanpanya.

Deheman seseorang membuat keduanya tersadar, Utam mengumpat tanpa suara pada orang yang telah mengganggu kesenangannya. Apa dia tidak tahu kalau mereka kini mereka tengah melepas rindu? Sekarang status mereka beda, momen seperti ini mungkin takkan terjadi lagi.

"Utam!"

Deg! Ia baru sadar kalau sekarang ia tengah ada didepan pintu kelasnya yang terbuka. Banyak pasang mata yang memerhatikan keduanya, Utam benar-benar malu karena yang menegurnya barusan adalah dosennya sendiri dan ia juga lupa kalau hari ini ada ujian. Arrgh... Kangen mantan jadi kayak gini. Batinnya.

"eh, pak."

"mau masuk atau pacaran?" ucap Pak Edo, dosennya dengan suara yang tegas.

"masuk pak. Hehe." jawab Utam, ia benar-benar malu kepergok seperti ini.

"kamu ini, saya udah buka pintu buat kamu, malah asik pacaran."

"maaf pak, bapak baik deh mau bukain pintu buat saya."

"karena saya tadi liat kamu, makanya saya belum tutup pintunya."

"ya udah pak, saya masuk." ia berjalan masuk meninggalkan Dina yang masih mematung ditempat. Entah sekarang Dina harus merasakan bahagia atau malah sedih. Ia bahagia karena bisa berdekatan dengan Utam seperti itu meski tak sampai semenit. Tapi ia juga sedih menyadari kalau sekarang Utam bukan siapa-siapa lagi baginya. Just mantan. Uh... Kata itu sangat tidak enak didengar. Tapi itulah kenyataan yang harus ia terima karena sekarang ia bukan lagi pacar, tapi mantan dari seorang Utam Lesmana.

Tahukah Utam kalau rasanya masih tetap sama meski sekarang sudah putus? Tahukah ia jika Dina selalu merindukan Utam? Ayolah, Dina tak bisa tanpa Utam. Tahukah ia? Pikiran Dina selalu tentang Utam, dari dulu dan mungkin akan tetap seperti itu sampai nanti.

Halal gak sih kangenin mantan? 













***

Tbc

Pengorbanan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang