12. Pasrah!

154 6 8
                                    

"pertunangan!"

Deg!

***

Pertunangan!

Kata yang tak pernah ingin Karis dengar, kata yang paling ia takutkan, kata yang akan membuat hubungannya dengan Gisa semakin renggang, bahkan mungkin saja berantakan.

Hal yang tak pernah Maudina bayangkan, hal yang bukan menjadi ekspetasi-Nya, hal yang tak pernah ada dalam pikirannya. Yaitu, bertunangan dengan...

Karis Fadillah

Sahabat kecilnya, Sahabat seperjuangannya dan sahabat yang rela menjadi pelampiasan kegalauannya. Ya, Karis memang selalu rela jadi pelampiasan bagi dirinya. Karena ia tahu, jika dulu Karis memang sangat menyayanginya. Sayang, itu dulu. Sekarang, kena jitakan dikepala aja udah ngamuk-ngamuk. Beda mungkin, Sekarang kan udah ada Gisa, pacar tercintanya. Ternyata, ditinggal dua tahun ke Bandung, anak ini malah dapet pacar baru, sepupu Utam lagi. Apakah dunia sesempit ini, sehingga Karis bisa jadian sama Gisa, sepupu Utam?

"gimana, kalian setuju kan?!" tanya Fadlan, papanya Karis.

Tak ada jawaban.

"Karis, Maudina, jadi gimana?" kali yang bertanya Devan, papanya Maudina.

"nggak, pa." jawab Karis lantang. Ya, sudah seharusnya ia membuat keputusan. Ia cowo jentle yang akan membuat keputusan dengan tegas. Demi orang yang ia sayang, dan demi kebaikan bersama, maka ia harus jujur dengan perasaannya.

"Karis, kenapa kamu...?" tanya papanya, namun dengan cepat Karis memotongnya ucapannya.

"Karis tau pa, kalau mama, papa, om Devan, dan tante Dian, ingin Karis dan Maudina mau menerima perjodohan ini." ucap Karis dengan hati-hati, takut jika ucapannya malah menyakiti orangtuanya.

"tapi, apa mama sama papa gak ngijinin Karis buat memperkenalkan pilihan Karis, Apa mama sama papa gak mau ketemu sama pilihan Karis? Karis tau, Karis ini cuma anak yang emang sudah kodratnya harus menuruti kata orangtua. Tapi, Karis juga punya hak buat minta sama papa, sama mama, kalau Karis ingin bersama pilihan Karis sendiri."

"tapi--"

"dan mama sama papa juga pasti tau siapa pilihan Karis.Cewe yang Karis cinta, cewe yang udah mengubah hidup Karis, memberi warna dihidup Karis, dan membuat Karis merasa kalau Karis memang beruntung dapetin dia." jelas Karis yang membuat semua orang tertegun, apalagi Maudina yang tak percaya dengan sikap Karis malam ini. Satu kata untuk dia...

Jentleman

Seorang Karis Fadillah yang sifatnya emang gak jauh-jauh amat dari Utam, dingin dan cuek. Ya, ia akui sebenarnya Karis ini emang dari awal udah baik, perhatian, dan diantara dia, Utam dan Irdan, Karis emang yang paling ceria dan paling peka. Tapi, semua sifatnya itu berubah setelah meninggalnya Erika, mantan kekasih sekaligus adik dari Utam. Ya, Karis dan Erika memang sempat berpacaran sebelum insiden kecelakaan yang membuat Erika meninggal terjadi. Membuat Karis menjadi sosok yang pendiam, cuek, dan tak lagi peduli akan sekitarnya. Bahkan ia sempat terpuruk karena Utam selalu menyalahkannya, bahwa dialah penyebab adiknya meninggal. Padahal sebenarnya, Erika meninggal karena kecelakaan.

Tapi, setelah ia bertemu Gisa kembali, hidupnya kembali berwarna. Sifat cueknya, dinginnya, perlahan hilang dan membuat Karis kembali seperti Karis yang ia kenal sejak kecil. Karena itu pula, Karis ingin meyakinkan kedua orangtuanya kalau pilihannya emang sudah tepat, dan tak perlu repot-repot mengadakan perjodohan yang justru membuatnya tertekan.

"Karis, kamu masih berhubungan dengan gadis itu?" tanya mamanya yang tidak setuju dengan pemikiran Karis. "mama kan udah bilang, jauhi--"

"ma, Karis tau! Tapi Karis gak bisa!" jawabnya. Jujur, ia sudah cape dengan tingkah mamanya yang selalu menyuruh nya untuk menjauhi Gisa. Mamanya ini gak pernah mau mengerti perasaannya, apa keinginan, siapa gadis yang ia suka, dan apa yang ia mau. Selama ini ia sudah menuruti apa kemauan mamanya, dari mulai sekolah, sampai perguruan tinggi pun mamanya yang pilihkan. Ia tak pernah membantah. Tapi ia mohon, kali ini, urusan hatinya biar ia yang pilih.

"KARIS! KAMU MELAWAN MAMA?!" bentak mamanya, segitu tegakah ia padanya?  Apa karena gadis yang bernama Gisa itu, ia jadi melawan mamanya? "ya, kamu benar. Kamu emang udah berubah. Setelah kamu mengenal gadis itu, kamu jadi berani melawan mama?!"

"gak gitu ma, Karis cuma--"

"APA? gadis itu udah merubah anak mama yang penurut, jadi suka melawan orangtua. Apa itu gadis yang baik buat kamu?!" ucapnya yang membuat Karis merasa bersalah karena berani melawan, terlebih ia melihat airmata mamanya yang membuat Karis gak bisa berkata apa-apa lagi. Jika mamanya nangis, maka hatinya juga akan terluka. Dan ia gak mau mamanya nangis lagi, apalagi karena dirinya.

"maafin Karis ma, maafin Karis." ucapnya sambil memeluk mamanya.  ia tahu, ia salah. Tapi ia hanya ingin membuat masalah ini cepat selesai. Tapi, melihat mamanya yang menangis seperti ini, membuat Karis tak bisa lagi membantah.

"kamu mau menuruti apa kata mama kan?!" tanya Setelah melepas pelukannya.

"iya ma, iya. Karis mau, asal mama jangan nangis lagi ya?!" jawabnya yang membuat Ira senang,. dengan begini mau gak mau Karis pasti menerimanya.

Kelemahan Karis adalah Ira, mamanya. Sedikit saja ia membuat mamanya menangis, maka ia akan jadi anak yang sangat penurut dan akan melakukan apa saja demi mamanya itu.

"berarti kamu mau tunangan sama Anggi? Maksudnya, Maudina?" tanya mamanya yang membuat Maudina menyesal telah mengatakan kalau Karis ini jentlemen. Ternyata Kelemahan Karis adalah mamanya, dan mamanya ini memang tahu cara membuat Karis bisa menuruti apa katanya. Tadinya ia fikir, ia akan selamat dari perjodohan ini. Tapi nyatanya, boro-boro selamat, yang ada malah semakin mudah dirinya akan terikat dengan Karis.

"i... Iya!" jawabnya dengan terpaksa yang membuat Maudina pasrah. Entah akan gimana lagi nasibnya dengan Utam, apa akan berakhir karena perjodohan ini?















***

Tbc

Kayaknya Maudina sama Karis bakalan jadi nih...?! 😭


Pengorbanan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang