60. Ending

211 2 4
                                    

Gisa tidak tahu kalau perbuatannya kemarin membuat Karis jadi bahan bulian teman-temannya. Padahal itu hanya game, entah kenapa teman-temannya ini berlebihan sekali, sampai menyindir Karis disetiap obrolannya. Ia jadi merasa bersalah karena memainkan game tersebut.

"maaf." lagi, entah sekian kalinya ia meminta maaf dan Karis dengan lembutnya menjawab, "gak papa, itu hanya game. Mereka yang terlalu berlebihan."  Tak lupa ia  Mengacak rambut Gisa dan mengelus pipi chubi nya, membuatnya merasa benar-benar jadi cewek paling beruntung yang mendapatkan Karis. Pepatah tentang perjuangan takkan mengkhianati hasil bisa ia rasakan sekarang. Bahwa dulu tidak pernah salah memperjuangkan Karis, meski prosesnya agak lama, namun setidaknya ia bisa bersama Karis sekarang.

Dan kebahagiaannya kian bertambah setelah ia mendapatkan restu dari orangtua Karis, setelah lama mereka menentang hubungannya, dan sekarang ia benar-benar sangat bersyukur karena ia bisa merasakan kebahagiaan lagi setelah sekian lama. Meski ingatannya belum sepenuhnya pulih, tapi ia tahu bagaimana orangtua Karis menentang hubungannya, juga Utam sepupunya yang benar-benar melarang hubungannya dengan Karis, sampai ia harus ketemu diam-diam dengan Karis Karena takut Utam mengetahuinya, sekarang Utam benar-benar sudah mengijinkannya. Oleh karena itu ia lagi-lagi bersyukur karena telah melewati semua itu.

"Aku sayang kamu." ucapnya lembut dengan senyuman yang benar-benar manis, Karis menatapnya dengan sayang, jangan lupakan tentang senyumannya yang benar-benar membuat tingkat kegantengannnya berkali lipat. Dan ya, Gisa mengakui itu. Namun, bukan karena ia pacar Karis, tapi Karis memang mempunyai wajah yang bahkan bisa membuat semua orang menikmati pahatan yang tuhan yang hampir sempurna itu.

"aku bahkan lebih sayang kamu." jawabnya dan lagi-lagi ia mengusap pipi Gisa, lembut.

"peluk!" pintanya manja, dan dengan senang hati Karis akan selalu memenuhi keinginan kekasihnya ini. Dan Gisa lagi-lagi mengakui, selain wajah tampannya, ternyata Karis ini memiliki pelukan yang benar-benar nyaman. Dan rasanya ia ingin terus berada dipelukannya, setiap saat.

Dan ya, hanya pasangan Karis-Gisa yang akan bermesraan tanpa peduli tempat. Seperti sekarang, meski mereka masih berada dilingkungan kampus, tetap saja, dunia benar-benar serasa milik mereka berdua. Dan ditengah pelukannya itu, mereka jadi mengingat pertemuan mereka yang penuh dengan drama.

Flashback

"Gis gue kangen sama lo." ucapnya kemudian memeluk Gisa yang membuatnya kaget hingga ia membelalakan matanya tak percaya.

"Gis, lo kenapa? Kenapa lo gak mau lihat wajah gue? Seburuk itu kah gue dimata lo? Sehingga lo enggan bahkan hanya untuk melihat gue." ia semakin mengeratkan pelukannya. Sementara Gisa, ia malah menambah tangisnya.

"Gis, lo kenapa?" tanyanya yang hanya direspon gelengan olehnya.

"hey, lo nangis?" ia mengusap air matanya dengan tangan kekarnya itu tanda ia peduli padanya.

"nggak, gue katawa." jawabnya yang masih sedikit menangis, tapi direspon dengan senyuman olehnya. Senyum bahagianya.

"Gisa gue kangen banget sama lo tahu nggak?" ucap Karis kemudian kembali memeluknya.

"gue juga kangen lo, kak."

Gisa hanya terkekeh mengingat hari itu. Hari dimana semua ceritanya benar-benar dimulai.

***

"wah... Kayaknya pasangan romantis tahun ini bakal diganti sama Karis-Gisa, bukan Irdan-Irene lagi." celetuk Irfan yang notabennya sepupu Gandy sekaligus anggota geng baru mereka. Setelah melihat bagaimana Karis dan Gisa menunjukan kemesraannya ditempat umum seperti ini.

"iya, mereka bener-bener pasangan penuh drama." Irdan menimpali karena begitu dramanya mereka, sampai ia pusing dibuatnya. Dan entah kesekian kalinya lagi-lagi Irdan yang harus turun tangan. Apalagi pasangan Utam-Dina yang bener-bener membuatnya pusing setengah mati.

"tapi gue salut, mereka tetep bertahan dalam keadaan apapun." suara yang terdengar asing ditelinga mereka membuat perhatian Irdan, Irene, Irfan, Utam dan Dina teralih ke arah sumber suara.

Gandy?

Sejak kapan anak ini berada disini?
Irfan menatap heran sepupunya yang tiba-tiba nongol ditempat perkumpulannya. Seorang Gandy yang notabennya tidak suka membuang waktu selain belajar,  sekarang berada disini?

"lo ngapain disini?" tanya Irfan.

"gue udah ikhlasin Gisa, gue udah memutuskan move on!" semua orang mengernyit bingung mendengar penuturan bocah ini.

"lo kesambet?" kali ini Utam bersuara, ia tahu Gandy karena dia memang sering main ke rumah. Bahkan Utam sampai akan menjodohkan Gisa dengan Gandy kalau saja Karis menyakiti sepupunya lagi.

"masa lo gak pernah sadar sih, gue sayang Gisa, gue cinta pertamanya Gisa, tapi sekarang Gisa udah sayang Karis." nadanya terdengar sedih, namun seperkian detik berubah kembali bersemangat. "makanya, gue salut sama hubungan mereka, meski udah gue ganggu, tetep aja bertahan dan gak sampai putus."

Entah kenapa, tapi Utam merasa tersinggung dengan ucapan Gandy. Seolah ia akan melanjutkan ucapannya, "gak sampai putus kayak Utam dan Dina."

"itulah, kenapa kita harus berkorban. Seperti Karis-Gisa yang rela mengorbankan perasaannya demi mempertahankan hubungannya. Tak peduli jika harus terluka sekian kali, asal hubungan mereka tetap happy ending."

Dan ya, hubungan itu memang perlu sedikit pengorbanan.
Tak apalah sedikit patah hati, yang penting ending bahagia.
Tak apalah sedikit sabar, yang penting ending tetap indah.
Karena sesuatu yang diperjuangkan itu, akan berbuah manis...

***
End

Semoga masih ada yang baca ya :)
Btw, gw mulai aktif nulis lagi nih. Hehe

Gimana ceritanya? Bolehlah kasih komentar dikit.

Salam GitaHye, calon istri Lee Min Ho :v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pengorbanan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang