Pagi ini langit singapore bersinar sangat cerah
*tok tok tok* terdengar pintu di ketuk"Iya sebentar" teriak Jesie yang sedang sibuk memasak,ia menghentikan kegiatan memasaknya dan bergegas membuka pintu.
"Devano?apa kau tidak salah datang se-pagi ini?"
"Aku rindu Alena,aku tidak bisa terlalu lama jauh denganya" ucap Devano nyengir
"Dan ini untuk tante" balas Devano seraya memberikan paper bag berisi tas branded,*ckk* Devano memang pandai ngabil hati.
"Wahh ini untuk tante?" Tanya Jesie
Devano mengangguk mantap
"Terimakasih Devano,tapi Aleana belum bangun. kau bisa bantu bangunkan Alena? tante harus lanjutkan masak untuk sarapan" jelas Jesie
"Sama-sama,dengan senang hati tante" jawab Devano
Kemudian mereka masuk dan Devano bergegas untuk membangunkan Alena.
Devano melangkah mantap,sesampainya di depan pintu kamar Alena dia terhenti dan menarik nafasnya dalam-dalam.
*cklek* pintu di buka
Devano menghampiri Alena yang tengah pulas,dia duduk di kursi yang berada di tepi kasur memperhatikan wajah Alena yang begitu damai.
Devano tak ingin membangunkan Alena,dia hanya akan menunggu hingga Alena bangun dengan sendirinya.
Devano memperhatikan Alena seakan dia adalah mangsa yang diburu nya.
Alena menggeliat,sehingga selimut yang menutupi tubuhnya sedikit terbuka.
Tatapan Devano berhenti di dada milik Alena yang tidur hanya menggunakan tangtop,naluri bejad seorang pria seketika muncul Devano menelan ludahnya, buru-buru ia menepis pikiran buruk tersebut.
Alena mulai bangun dengan mata masih terpejam,ia mengucek matanya sedikit.
"Selamat pagi sayang" Ucap Devano
Alena kaget "ka-kau sejak kapan kau disni?" Ia segera menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Cukup lama,berhenti ketakutan seperti itu Alean,bahkan aku tidak menyentuhmu" ucap Devano dengan melipat tangan nya di dada,angkuh.
Alena membuang nafasnya dan menurunkan selimutnya "memang aku berlebihan" batin Alena
"Kenapa kau datang sepagi ini Vano?" Tanya Alean
"Aku merindukan mu Ale" jawab Devano
"Kau ini,bahkan kita semalam bertemu" Ucap Alena dan beranjak dari kasur menuju kamar mandi.
"Sungguh" balas Devano dengan terus memperhatikan Alena yang hilang di balik pintu kamar mandi.
Sesaat Alena keluar dengan wajah yang basah.
"Nih aku bawa kopi untuk mu" Devano menyerahkan kopi di gelas kertas pada Alena.
"Terimakasih" Alena tersenyum lebar dan menerimanya dan Devano hanya terdiam.
"Kenapa kau diam?apa kau ingin kopi ini?" Tanya Alena yang duduk di tepi kasur menghadap Devano
"Tidak"
"Terus kau mau apa?" Tanya Alena
"Morning kiss" jawab Devano seraya menaikan alisnya sebelah
Alena menyimpan gelas kopi nya di nakas dan menghampiri Devano *cuppp* Alena mencium bibir Devano seklias
"Sudah,yu turun" ajak Alena
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINATION
Romance"Wanita angkuh itu sungguh menarik perhatianku dibalut dengan busana yang menampilkan lekuk tubuhnya membuatku semakin ingin menjadikannya milikku" - Devano Bill Dejon "Dia pikir dirinya siapa?" Berani-beraninya menciumku tanpa permisi - Alena Hill...