Hari-hari berlalu dan saat ini usia kehamilan Alena sudah memasuki bulan kesembilan dengan Devano yang selalu disisinya.
Hari menjelang Sore dan sejak kemarin Devano murung, bahkan ia tidak mau lepas dari pelukan Alena sejak bangun tidur.
"Devano aku mau mandi" ucap Alena, berharap Devano terlepas darinya.
"Nanti saja, apa kau tega padaku?" Balas Devano dengan tetap mempertahankan ekspresi murungnya.
Alena membuang nafasnya sedikit prustasi. "Devano, kita hanya akan berpisah beberapa hari saja, saat kerjaanmu selesai kau bisa cepat kembali ke sini" jelas Alena sabar, yang entah ke berapa kali ia ucapkan. Namun Devano tetap saja merajuk.
"Tetap saja Ale, aku tidak akan bertemu dengamu beberapa hari kedepan" balasnya tidak mau kalah.
Jadi, Besok Devano harus melakukan perjalanan bisnis ke Hongkong selama beberapa hari, Alena sudah hamil tua dan dirasa tidak memungkinkan untuk ikut. Apalagi beberapa hari kemarin Alena sempat di rawat karena pendarahan, membuat Devano semakin protektif pada Alena. Bergerakpun harus seijin Devano sepertinya, dia benar-benar menjaganya dengan baik.
"Kalau begitu, ayo mandi bersama. Tubuhku rasanya sudah lengket berkeringat karea sejak pagi kau peluk" Alena menyerah.
Devano mengangkat kepalanya, tersenym riang. Emang maunya dasar. Dengan tawaran Alena, akhirnya Devano mau melepaskan pelukannya.
Kemudian mereka mandi bersama.
***
Hari berganti, berlalu begitu cepat."Gimana gak ada yang ketinggalan?" Tanya Alena memastikan barang bawaan yang harus di bawa Devano.
"Sudah Ale.. sudah di bawa Jay juga" balas Devano.
Alena mengangguk, kemudian ia menghampiri Devano untuk merapihkan dasi dan memakaikan Jas untuk suaminya itu.
"Benarkan kata dokter masih lama?" Tanya Devano entah yang keberapa ribu kali menanyakan hal tersebut.
Alena mengangguk seraya tesenyum, menjawab dengan sabar.
"Iya sayang, katanya masih 10 sampai 14 hari lagi untuk anak kita lahir" kemudian ia mencium Devano sekilas, Alena tau bahwa Devano khawatir."Sukurlah, aku hanya takut saat kau melahirkan nanti, aku tidak ada di sisimu" balas Devano.
Alena mengangguk mengerti "aku tau, kau tidak akan membiarkanku sendirian" balas Alena menenangkan.
"Selagi aku pergi, kau tinggal dirumah Mommy, jaga dirimu baik-baik" ucap Devano
Alena mengangguk. Sebenarnya Alena sempat menolak, ia merasa tidak keberatan menunggu di rumahnya seorang diri, namun tidak Devano izinkan. Devano memberi pilihan, Alena tinggal di rumah Bella sementara, atau seluruh anggoka keluarga Alena dan Devano ia suruh ke rumah Mereka. Emang ada-ada saja Devano.
Setelah prosesi perpisahan yang dramatis karena Devano enggan meninggalkan Alena tentunya, akhirnya Devano berangkat untuk perjalanan bisnis. Tak lama setelah Devano pergi Bella datang menghampiri Alena.
"lohh mommy kenapa kesini? Ale bisa datang sendiri nanti" sambut Alena
"Kau tau Alena berapa ribu kali Devano menelfon mommy supaya buru-buru menjemputmu?" Bella menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Sekarang, ayo foto sama mommy" lanjut Bella
"buat apa mommy?" tanya Alena bingung
"ya buat apa lagi, Devano suruh kirim foto sebagai bukti bahwa mommy sudah menjemputmu" balas bela seraya sibuk dengan ponselnya
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINATION
Romance"Wanita angkuh itu sungguh menarik perhatianku dibalut dengan busana yang menampilkan lekuk tubuhnya membuatku semakin ingin menjadikannya milikku" - Devano Bill Dejon "Dia pikir dirinya siapa?" Berani-beraninya menciumku tanpa permisi - Alena Hill...