DELAPANPULUHSEMBILAN

51.5K 2K 126
                                    

Alena menghembuskan nafasnya panjang, ia sungguh ingin melanjutkan mengerjai Devano, tapi hatinya tak kuasa.

"Bangun, mandi dan cepat turun, biar ku obati lukamu" ucap Alena kemudian

Devano mengangkat wajahnya, dilihatnya Alena telah berlalu.

"Baik Ale" ucap Devano lirih, ia beranjak dari tempat tidur dan segera menuju kamar mandi.

"Sebenarnya apa yang telah ku lakukan" gumam Devano seraya meringis menyentuh wajahnya yang terluka.

---
Devano telah selesai mandi, sesuai perintah Alena ia segera turun, terlihat Alena sedang berada di ruang tv, tengah duduk sendirian.

"Albert dan Shila kemana?" Tanya Devano canggung, kemudian ia duduk di samping Alena.

"Udah berangkat" jawab Alena tanpa mengalihkan padangannya dati tv

Devano mengangguk-anggukan kepalanya, suasana sungguh canggung

Alena meletakan remot tv yang sedari tadi ia pegang, kemudian ia meraih kota obat yang ada di hadapannya.

"Kemari" ucap Alena seraya mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Devano.

Devano maju mendekati Alena, mereka berhadapan, Alena mulai mengobati luka Devano, tidak ada yang berbicara, hanya deru nafas yang terdengar, sungguh canggung.

"Alee..." panggil Devano

"Mmmm" saut Alena, lengannya tidak berhenti bergerak.

"Maafkan aku.." ucap Devano kemudian

Alena menatap Devano seklias "emangnya apa yang telah kau perbuat?" Tanya Alena

Devano menggeleng "aku tidak ingat, pasti aku membuat masalah hingga terluka begini dan--"

Alena menunggu apa yang akan dikatakan Devano selanjutnya

"Dan kau sampai marah, tidak mengajaku bicara, tidak memberiku makan, tidak menciumku saat aku bangun" sambungnya, Devano kembali menuduk, ia memajukan bibirnya, dan memainkan ujung bajunya, sungguh seperti anak kecil.

"Yat tuhann.. kenapa suamiku sungguh menggemaskan" batin Alena geli

Alena tak menjawab, seseungguhnya ia tengah menahan tawa.

"Nakk beri tau daddy, mommy kenapa?" Ucap Devano kemudian, seraya mengelus perut Alena.

Alena menangkap pipi Devano dengan kedua tangannya, Devano menatap Alena dalam, matanya berkaca.

Alena tersenyum, ia dekatkan wajahnya, kemudian menjatuhkan bibirnya diatas bibir Devano, ia melumatnya hangat.

"Jangan buat masalah lagi" ucap Alena ketika melepas tautan bibirnya.

Devano mengangguk cepat, ia tersenyum.

"Apa yang kulakukan sebenarnya ale?" Tanya Devano penasaran

Alena menghembuskan nafasnya kasar, emosinya kembali naik "jangan pernah kau berantem lagi dengan Albert hanya karena merebutkan siapa yang paling cantik antara aku dan Shila" Alena sedikit berteriak, ia melepaskan tangannya dari devano kasar.

Mata Devano membulat "serius?" Tanya Devano memastikan

Alena mengangguk

"Sampe babak belur begini?" Devano masih tak percaya

Alena menganggukk

"Waaaaaahh" Devano menjatuhkan tubuhnya, masih tak percaya apa yang telah ia lakulan.

Ia kembali bangun "apa wajah Albert tidak apa-apa? Pukulanku kan mematikan, apalagi dia sekarang menikah"

"Beruntung kau memukul perutnya, jadi wajahnya aman" balas Alena

IMAGINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang