SEMBILANBELAS

287K 8.6K 165
                                    

"Mampir? Ke Thailand mampir?dasar Angkuh" batin Alena

"Heyy berhenti memikirkan ku,aku ada disamping mu sekarang" ucap Devano

Alena kembali tersadar "Ti-tidak, sebaiknya kau kurangi tingkat ke-pede-an mu Vano" jawab Alena

"Aku hanya berbica fakta Alena" balas Devano

Alena memutarkan matanya karena kenyataannya Devano selalu tau apa yang Alena fikirkan

"Vano .. ummm apa kau bisa membaca pikiran seseorang?" Tanya Alena

Devano menatap Alena dan kemudian tertawa keras

"Ihh aku serius" rengek Alena karena Devano terus tertawa

"Apa kau percaya hal seperti itu sayang?" Tanya Devano dan kemudian tertawa kembali.

Alena cemberut dan membuang tatapan nya ke luar jendela karena kesal pada Devano.

"Heyy kenapa kau jadi marah seperti itu?" Tanya Devano lagi dengan sisa tawa nya.

"Aku kesal" jawab Alena ketus.

"Kenapa? Kalau kau bicara tatap aku" ucap Devano dan mencoba membalikan wajah Alena

"Jangan sentuh aku" sergah Alena dengan menepis tangan Devano.

"Kenapa kau bersikap seperti itu?" Tanya Devano namun Alena tak menjawabnya.

"Apa Alena masih PMS? Ya tuhan ini menakutkan" batin Devano

"Alena apa kau ingin ice cream?" Tanya Devano pada Alena yang masih memunggunginya

Alena menggeleng

"Cake?" Tanya Devano lagi

Alena menggeleng lagi

"Kalau coklat?" Tanya Devano untuk yang kesekian kalinya

Alena membuang nafasnya dan kemudian menghadap Devano

"Untunglah dia mau" bantin Devano

"Apa kau ingin aku gendut hah? Terus kau akan mencari wanita lain?" Ucap Alena dengan sedikit berteriak.

"Ma-makasud aku bukan gi--" jelas Devano

"Diamm... aku sebel sama kamu" potong Alena

"Yatuhan salah lagi,lebih baik aku menghadapi 1000 preman daripada 1 wanita yang lagi PMS" batin Devano lagi

Devano menunduk di tempatnya

"Aku ngantuk" ucap Alena dan kemudian menyenderkan kepalanya di bahu Devano

"Maaf kan aku" ucap Alena lagi dan kemudian matanya terpejam.

Devano tersenyum mengelus rambut Alena dan kemudian mencium puncak kepala Alena.

"wanita memang susah di tebak" batin Devano dengan masih mengelus Alena.

---

"Sayang bangun" ucap Devano dengan menepuk-nepuk pipi Alena.

"Alee bangunn" ucap Devano lagi

"Sayang heyy bangun" ucap Devano untuk yang kesekian kalinya.

Alena menggeliat

"Kenapa?apa kita sudah sampai?" Tanya Alena seraya mengucek matanya.

"Belum.. kau harus makan dulu ini sudah siang" jawab Devano

"Aku tidak lapar" jawab Alena dan kembali menyandarkan kepalanya di bahu Devano untuk melanjutkan tidurnya.

"Sayang kau harus makan sedikit saja" ucap Devano dengan meluruskan duduk Alena.

IMAGINATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang