-Author pov-
"Devano kau kenapa ?" Tanya Alena panik seraya mendekati Devano
Devano tak menjawab dia hanya tersenyum pada Alena kemudian tubuhnya tersungkur di lantai menindih Alena karena Alena tidak kuat menahan beban tubuh Devano yang menimpanya.
"SHILAAAAA TOLONG" Teriak Alena seraya mencoba terbangun
"Ada apa Alena?" Jawab Shila seraya berlari
"Devano kenapa?" Tanya Shila"Bantuin.. jangan malah diam" ucap Alena karena Shila hanya mematung melihat Alena dan Devano.
Buru-buru Shila membantu menggulingkan Devano yang menindih Alena agar Alena bisa terbangun.
Dengan susah payah Alena dan Shila berhasil membawa Devano ke sofa.
"Alena.. Devano kenapa?" Tanya Shila sedikit ketakutan
"Aku tidak tau.. dia datang sudah mabuk seperti ini" balas Alena tak kalah ketakutan.
"Kita panggil Doketer saja" ucap Shila
"Jangan .. Devano punya doket pribadi dan dia tidak pernah ke Dokter lain" ucap Alena
"Coba kau cari di HP Devano" saran Shila
Alena mencari handphone Devano di saku, tapi tidak ada handphone Devano disana.
Alena melirik Shila kemuidan menggeleng pasrah.
"Ohhh ya biar ku panggil Albert kesini" ucap Shila antusias
"Iyaa buruan"
Alena duduk di lantai sejajar dengan Devano, ia mengelus pipi Devano, matanya masih terpejam.
"Alena .. mobil Albert mogok jadi akan ku jemput dia" ucap Shila seraya memakai jaket nya.
Alena mengangguk mengiyakan.
"Devano bangun .. kau kenapa?" Tanya Alena lirih
Ada sedikit luka di ujung pelipis Devano dan air mata Alena tidak bisa di bendung lagi,
Semakin lama air mata Alena semakin deras, Alena tidak bisa melihat Devano yang hancur seperti ini."Bangunnnnnn..." Alena terisak di wajah Devano yang terpejam.
"Kenapa kau mabukkk" Alena terisak lagi, Alena memukul dada Devano bebebrapa kali, perasaannya tak karuan antara Sedih bercampur kecewa.
"Bangunnnn..." isak Alena lagi seraya membenamkan wajahnya di dada Devano.
"Kenapa kau seperti ini?" Tanya Alena lirih,ia terus bertanya meskipun Devano hanya membatu.
Beberapa saat kemudian Shila datang bersama Albert dengan nafas yang berderu, sepertinya mereka berlari.
"Albert tolong" ucap Alena lirih seraya menghapus air matanya.
"Dia kenapa?" Tanya Albert meminta kejelasan seraya mendekati Devano yang masih terkulai di Sofa.
"Sepertinya Devano mabuk, aku juga tidak tau dia hanya datang kemudia pingsan seperti ini" Jelas Alena
"Sudah jangan di cemaskan Alena... mungkin dia hanya tertidur sekarang. Kau siapkan saja susu hangat jika Devano bangun agar mabuk nya sedikit hilang" ucap Albert menenangkan.
"Apa karena perjodohan itu?" Batin Albert
"Lebih baik Sekarang kau bersihkan luka Devano" timpal Albert
Alena mengangguk kemudian berlalu untuk mengambil air hangat dan handuk.
Tak lama Alena kembali dan kembali duduk di samping Devano.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINATION
Romance"Wanita angkuh itu sungguh menarik perhatianku dibalut dengan busana yang menampilkan lekuk tubuhnya membuatku semakin ingin menjadikannya milikku" - Devano Bill Dejon "Dia pikir dirinya siapa?" Berani-beraninya menciumku tanpa permisi - Alena Hill...