Sudah lewat tengah malam, Alena masih terjaga memikirkan apa yang tengah di lakukan suaminya saa ini.
"Shil..." panggil Alena seraya memiringkan tubuhnya.
"Mmm.." gumam shila dengan mata yang sudah terpejam
"Mereka tidak melakukan hal-hal aneh kan?" Tanya Alena penasaran.
"Tidak akan..."
Alena menghembuskan nafasnya lega
"Tidak akan ada yang tau maksudku" sambung Shila
"Serius dong" rengek Alena
"Kita lihat saja besok"
"Sekarang harus tidur, besok pernikahan ku, kalau aku mata panda kau mau tanggung jawab?" Ucap Shila seraya melotot pada Alena"Yasudah tidur sana" balas Alena tak kalah galak.
Hening seketika
Kemudian Shila melingkarkan lengannya di tubuh Alena seolah Alena itu guling. Alena yang tengah melamun sontak kaget.
"Astaga" ucapnya
"Sudah lama aku tidak tidur bersamamu, aku kangen. Terlebih nanti aku menikah, mungkin gak akan ada waktu seperti ini lagi" jelas Shila memeluk Alena seperti anak kecil yang tengah memeluk ibunya.
Alena membuang nafasnya panjang, memang tepat sekali apa yang shila katakan.
"Aku juga merindukanmu" balas Alena
Suasa kembali hening, detik berikutnya tawa Alena dan Shila pecah menyadari apa yang mereka katakan sungguh menggelikan.
"Shila ih jijik" ucap Alena masih diiringi tawa
"Kayak anak SMP yang baru pacaran 3 bulan" sambung Shila
Alena mengangguk, tawanya belum berhenti.
"Alena menikah itu gimana?" Tanya Shila yang berhasil merda tawa Alena
"Ya gitu.. ucap janji di depan pendeta" balas Alena
"Yeeeeeeee bayi juga tau kalau itu" decis Shila yang tidak puas akan jawaban Alena
"Yaterus apa? Kan emang nikah gitu" balas Alena polos
"Maksudnya ya itu, setelah menikah, kehidupan sehari-hari"
Alena menarik nafasnya panjang, kemudian tesenyum "Menyenangkan" ucapnya.
"Dalam artian?" Shila tampak berpikir mendngar jawaban Alena
"Ya gitu, nyiapin makan, nyiapin baju buat kerja, pake in dasi, terdengar standar dan membosankan emang, tapi percayalah ada sensasi kebahagiaan ketika kita melakuknnya" jelas Alena
"Hanya itu?" Tanya Shila yang masih tidak puas
"Kau mau tau apa lagi?" Tanya Alena seraya melirik sahabatnya itu
"Kau bahagia?" Tanya Shila, tergurat keraguan di wajahnya.
Alena tersenyum kembali, pandangan matanya beralih pada perutnya yang membesar.
"Salah satu bukti kebahagiannku" ucap Alena tersenyum bahagia.
Shila ikut tersenyum "aku mantap akan menikah" ucapnya kemudian kembali memeluk Alena, detik berikutnya ia terisak dalam pelukan Alena.
"Hey kenapa kau menangis? Cengeng" ucap Alena padahal air matanya juga tak bisa di bendung.
"Aku tidak percaya aku akan menikah" balas Shila sesegukan
Bukannya menenangkan Shila, Alena malah ikut menangis tersedu-sedu, mereka saling bercerita kesana kemari menceritkan apa yang tengah mereka lalui selama ini, hingga kedunya kelelahan dan tidak sadar mereka sudah terlelap dengan mata sembab.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINATION
Romance"Wanita angkuh itu sungguh menarik perhatianku dibalut dengan busana yang menampilkan lekuk tubuhnya membuatku semakin ingin menjadikannya milikku" - Devano Bill Dejon "Dia pikir dirinya siapa?" Berani-beraninya menciumku tanpa permisi - Alena Hill...