Waktu sudah hampir petang dan diluar masih turun hujan.
"Vano...." panggil Alena
"Hmm.." gumam Devano, iya tengah asik memainkan handuk untuk mengeringkan rambut Alena.
"Kenapa kau tidak mau datang di acara reuni?" Tanya Alena, ia penasaran.
"Tidak tertarik" balas Devano
"Tapi kenapa?"
"Tidak apa-apa, hanya tidak mau saja" balas Devano
Alena diam tak menjawab
"Kenapa?" Tanya Devano
Alena menggeleng
"Terus kenapa mukanya gitu?" Tanya Devano dengan perubahan raut wajah Alena
"Kenapa wajahku?" Sergah Alena
Devano menggeleng cepat, "kau cantik" balasnya nyengir
"Vano..." panggil Alena lembut
"Apa..."
"Aku mau ikut reuni, boleh ya..." rayu Alena
"Sama siapa?" Tanya Devano
"Kamu lah..." balas Alena
"Sudah kubilang, aku tidak akan datang" keukeuh Devano
"Tapi aku mau..." Alena tidak mau kalah, ia memutar badannya sehingga berhadapan dengan Devano
"Enggak!"
"Vano..." panggil Alena
"Apa? Gak pokonya" keukeuh Devano
Alena tak menjawab, bibirnya maju beberapa senti.
"Jangan pasang ekspresi seperi itu" ucap Devano, ia membuang wajahnya.
Alena terisak, terdapat beberapa tetes air mata di pipinya.
"Kenapa nangis?" Tanya Devano seraya cepat-cepat menghapus air mata dipipi Alena, Devano benci melihat Alena menangis, terlebih karenanya, ia tidak ingin melihat Alena menangis.
"Mau ikut" Alena terisak
Devano menarik nafasnya dalam
"Yasudah, aku akan datang" Devano menyerah
"Yeaaaay" Alena bersorak
"Tapi, jangan pernah menangis seperti tadi, aku tidak suka" sambung Devano
Alena mengangguk "aku juga bingung kenapa aku bisa nangis" balasnya seraya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
"Dasar" Devano tersenyum
"Vano.. ngantuk" ucap Alena
"Sini tidur" ucap Devano seraya membawa Alena ke pangkuannya
"Mau di elus" ucap Alena
Tanpa menjawab, Devano langsung sergap mengelus rambut Alena yang hampir kering.
"Bukan ituu.." ucap Alena seraya memindahkan tangan Devano ke perutnya.
"Nah gitu.. jangan berhenti sebelum aku tidur" ucap Alena
"Selamat tidur" ucap Devano seraya terus mengelus perut Alena, ia mencium puncak kepala Alena kemudian Alena memejamkan matanya.
***
Saat ini memasuki jam makan siang, dan Devano masih membolak-balik lembar berkas dengan mata ngantuk.
"Kenapa?" Tanya Albert
"Nih minum" sambungnya seraya menyerahkan satu cup kopi hangat untuk Devano."Thanks" ucap Devano seraya meneguk kopi pemberian Albert
"Kau begadang semalaman?" Tanya Albert
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINATION
Romance"Wanita angkuh itu sungguh menarik perhatianku dibalut dengan busana yang menampilkan lekuk tubuhnya membuatku semakin ingin menjadikannya milikku" - Devano Bill Dejon "Dia pikir dirinya siapa?" Berani-beraninya menciumku tanpa permisi - Alena Hill...