"Vanoo kau mau tidur sampai kapan? HAH?" ucap Alena seraya menggoyangkan tubuh Devano yang setengah telanjang.
"Ya ampun kenapa dia tidur seperti orang mati" gumam Alena karena Devano tidak merespons Alena.
"Vanooooo" panggil Alena lagi
"Hmmm... 5 menit lagi Ale,inikan..weekend" balas Devano dengan suara yang parau dan ia kembali tertidur
Alena cemberut "justru weekend, dia gak punya rencana ngajak aku jalan-jalan apa" rutuk Alena, ia beranjak dari tempat tidur dan turun, Alena sudah rapih dan berdandan sejak pagi, ia pikir ia akan pergi jala-jalan setelah berhari-hari bekerja.
Alena membuat secangkir kopi, kemudian ia duduk merenung di depan jendela. Bibirnya sibuk meniup gelas dengan asap masih mengepul dan matanya berfokus memeperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di jalan.
Alena melirik jam dan arah tangga bergantian.
"Sudah jam 11, Devano belum bangun juga" batin Alena
Alena menghirup aroma kopi yang di pegangnya, baginya itu menenangkan.
"Selamat siang sayang"
Tiba-tiba Devano bangun dan memeluknya dari belakang.Alena tak ada niat untuk membalasnya, dia hanya tersenyum kecut.
"Sana, bauu" ucap Alena seraya mendorong wajah Devano yang menciumnya untuk menjauh.
"Eeehh kenapa istriku yang cantik ini?" Tanya Devano seraya mencubit kedua pipi Alena.
"Lepaskan..sakitttt" Alena cemberut dan menepis tangan Devano.
"Aku lapar Ale" ucap Devano setelah beberapa saat terdiam.
"Aku sudah masak dari pagi, mungkin sudah dingin, kalau mau yang anget makan diluar saja" balas Alena seraya berlalu ke lantai atas dan meninggalkan Devano yang terdiam seribu bahasa.
Alena duduk di kursi balkon kamarnya dengan wajah yang di tekuk.
"Waktu pacaran aja sering ngajak jalan-jalan, nah sekarang boro-boro jalan-jalan, bulan madu aja enggak"
"Dasar lelaki"
Alena terus berguman, mencurahkan kekesalannya dengan berbicara sendiri.
Alena menekuk kakinya dan memeluk dirinya sendiri, wajahnya ia benamkan, merasakan semilir angin yang seakan membelai rambutnya.
"Aku kangen mama" Alena terisak, sejak menikah, Alena belum pernah bertemu keluarganya lagi.
Terdengar sura pintu kamar terbuka, buru-buru Alena mengusap air matanya supaya tidak terlihat oleh Devano.
"Sayang kau lagi apa?" Tanya Devano seraya duduk di kursi samping Alena.
"Liburan" ucap Alena seraya memandang langit dan enggan melihat wajah Devano.
"Masuk yu, kau mau disini terus ?" Tanya Devano
"Ini laki gak peka apa?dasar lelaki" batin Alena
"Disini enak" balas Alena
"Yasudah, aku masuk duluan" ucap Devano, ia mengacak rambut Alena kemudian berlalu masuk.
"Yatuhan bener-bener gak peka dia" rutuk Alena, ia semakin kesal.
Kemudian Alena melajutkan aktivitas melamunnya.
Tak lama, Devano kembali menghampiri Alena dengan tampilan sudah rapih.
"Yu" ucap Devano membuyarkan lamunan Alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINATION
Romance"Wanita angkuh itu sungguh menarik perhatianku dibalut dengan busana yang menampilkan lekuk tubuhnya membuatku semakin ingin menjadikannya milikku" - Devano Bill Dejon "Dia pikir dirinya siapa?" Berani-beraninya menciumku tanpa permisi - Alena Hill...