"Siapkan pesawat untuk ke Singapura" Ucap Devano kepada seseorang di sebrang telfon
"..."
"Ya .. satu jam lagi aku tiba" ucapnya kemudian menutup telfonnya sepihak.
Devano beranjak dan berjalan gontai untuk ke kamar mandi.
Bebebrapa saat kemudian ia telah selesai bersiap-siap untuk pergi ke Singapura dan bermaksud menemui Alena untuk meluruskan semuanya.
"Akan kujelaskan semuanya dan sampai kapanpun aku tidak akan melepaskan Alena pada siapapun" ucap Devano dan meyakinkan dirinya sendiri
Devano sedang dalam perjalanan menuju Landasan udara dan belakangan ini Devano lebih sering berkendara sendiri daripada di antar Jay seperti biasanya.
Bebebrapa saat Devano sampai di Landasan udara yang dimaksud, tanpa menunggu lagi ia langsung naik dan pesawat akan segera Flight ke Singapura.
----------------
"Kau mau kemana ?" Tanya Ana karena melihat Alena tengah merapihkan barang-barangnya.
"Sebelumnya terimakasih Ana .. aku akan mencari Apartemen ataupun Flat untuk aku tinggal di New York" ucap Alena
"Yahhhh Apartemen disini kudengar sudah penuh" ucap Ana cemberut
"Kalau kau tidak keberatan kau boleh tinggal disini bersamaku, kebetulan aku tinggal disini sendiri" timpal Ana, wanita 22 tahun ini memang baik dan ramah terlebih Ana juga sangat cantik.
"Tidak usah Ana, aku sudah terlalu banyak merepotkanmu. Biar kucari di tempat lain saja" tolak Alena halus.
"Aku tidak merasa di repotkan Lena, aku bosan hidup sendiri karena kebetulan aku anak tunggal dan semenjak ada kau aku jadi merasa punya teman" balas Ana
"Aku tetap temanmu Ana" ucap Alena seraya memeluk Ana juga sebagai ucapan selamat tinggal karena Alena akan pergi.
"Okee kalau begitu, biar aku yang mengantarmu mencari Apartemen tapi kalau tidak ada kau harus tinggal disini" jelas Ana
"Baiklah" ucap Alena seraya tersenyum
Akhirnya Alena dan Ana pergi mencari Apartemen untuk Alena tinggal di New York.
"Kenapa kau tidak mau tinggal disini?" Tanya Ana saat mereka hendak keluar dari sebuah Apartemen
"Aku merasa tidak nyaman disini" ucap Alena, sebenarnya Alena bukan merasa tidak nyaman dengan Apartemen nya melainkan gedung Apartemen tersebut berhadapan dengan gedug salasatu cabang DEJON'S GROUP, meskipun bukan Devano yang memegangnya tapi Alena ingin menjauh dari apapun yang berhubungan dengan Devano.
"Baiklah kalau begitu kita cari tempat lain" ajak Ana ceria, dia memang benar-benar wanita yang baik.
Setelah satu jam Alena dan Ana berkeliling mencari Apartemen, akhirnya Alena mendapatkannya di salasatu pusat kota New York dan yang paling Alena sukai yaitu Apartemen tersebut berhadapan dengan kedai kopi juga jauh dengan geduh perusahaan Dejon's.
Alena memasuki Apartemen tersebut diikuti Ana, Alena memilih Apartemen yang tidak terlalu luas karena hanya untuk tinggal Sendiri menurutnya.
"Terimakasih Ana, kau sudah sangat banyak membantuku" ucap Alena
"Tidak apa-apa Lena, semoga kau betah disini" ucap Ana, kemudian mereka berpelukan.
"Ohya.. aku boleh minta nomer telfonmu?" Tanya Ana pada Alena.
"Aku belum membeli Handphone baru, tidak mungkin kalau itu kunyalakan" batin Alena, handphone nya memang sejak kemarin ia matikan.
"Handphone ku mati, Biar aku yang menyimpan nomormu" ucap Alena
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAGINATION
Romance"Wanita angkuh itu sungguh menarik perhatianku dibalut dengan busana yang menampilkan lekuk tubuhnya membuatku semakin ingin menjadikannya milikku" - Devano Bill Dejon "Dia pikir dirinya siapa?" Berani-beraninya menciumku tanpa permisi - Alena Hill...