Awal Pertempuran (Part II)

388 66 10
                                    

Sebuah bilah hitam melengkung mengejar Satsu di Wilayah Bayangan. Pemuda itu memelesat meliuk-liuk menghindari serangan. Tembok demi tembok, penjaga demi penjaga, semua ditembusnya hingga dia hampir mengelilingi seluruh koridor kiri istana. Satsu berdecak kesal. Seharusnya dia mengawasi ruang pengobatan dan orang-orang di dalamnya sekarang.

Dari belakang, Ally meneriakkan namanya. "Kenapa kau membohongiku?!" Gadis itu memelotot marah. Dia mengeritkan gigi dan kembali merapal, "Ich'oxa!"

Bilah kedua muncul dan langsung meliuk bagai ular. Ich'oxa akan terus mengincar mangsa hingga tercabik mati. Dia benar-benar ingin membunuh Satsu.

Setelah penyerangan di ruang pengobatan, Nona Orphea memerintahkannya untuk mencari dan menangkap Satsu.

"Kalau memang dia melawan, kau harus membunuhnya," tambah Nona Orphea.

"Tapi—"

"Kau sudah ditipu, Ally. Tidak bisakah kaulihat? Dia bukan Araki."

Mengingat kata-kata Nona Orphea hampir saja memaksa airmata Ally turun, apalagi jika nama itu terngiang.

Araki adalah pemuda yang pernah menolong dan mengajarinya kehidupan sebagai Shadow saat dulu Ally baru saja datang. Perawakannya hampir sama dengan Satsu: rambut hitam berantakan, suka menutupi wajah dengan syal jika dia malu.

Mereka juga sama-sama suka melukai diri sendiri.

Ally tertawa mengingat betapa ironisnya hal itu. Mengapa ada orang yang ingin sekali mati?

"Kalau kau memang ingin mati, matilah!" teriak Ally yang masih memelesat mengejar Satsu.

Pemuda itu tiba-tiba berbalik.

Ally membeliak dan menghentikan gerakan. Kedua ular Ich'oxa meluncur secepat angin ke arah Satsu. Apa dia benar-benar ingin mati?!

Namun, Satsu sudah menyiapkan belati hitam di kedua tangan. Ketika salah satu bilah hendak menghantam wajahnya, dia menahan. Dentingan bercampur dengan suara asap. Uap hitam mengambang dari sisi-sisi Ich'oxa dan Kizvaalia yang bertabrakan. Untuk sesaat, benturan menyebabkan getaran sebelum Ich'oxa mulai terbelah.

Ally tersentak. Tak disangkanya Satsu ternyata sedang berusaha melawan. Ich'oxa memang mampu mengejar, tetapi daya hancur belati Kizvaalia tetap yang terbaik, meskipun itu jurus dasar seorang Shadow. Namun—

"Ich'oxa tidak bisa mati, Otomu!"

Seiring peringatan dikumandangkan, belahan bilah yang lebih kecil memisahkan diri, lalu meliuk berbalik. Kini, tiga bilah hitam mengejar nyawa Satsu.

"Menyerahlah! Kalau kau ikut denganku, aku akan membelamu! Uh ...." Ally memegangi kepalanya yang tiba-tiba berdenyut. Dia baru saja memikirkan untuk menyelamatkan Satsu, menentang misinya. Gadis itu malah memukul kepalanya kencang-kencang. Jangan berisik, sialan!

Melihat Satsu yang menerjang ke arahnya membuat Ally tak perlu bergerak banyak. Dia hanya menyiapkan belati yang sama di kedua punggung tangannya. Matanya mengedar mengikuti pergerakan musuh.

Satsu terus menangkis dan menahan Ich'oxa dengan permukaan belatinya. Ular hitam itu terpental jika Satsu mendorong. Serangan itu lebih efektif ketimbang membelah mereka. Di sisi lain, tekanan Ich'oxa memperlambat pergerakan. Beberapa kali Satsu terpaksa membelah hanya untuk sedetik lebih cepat menyentuh Ally.

Ally sadar akan rencana itu. Di saat jarak mereka kurang dari sepuluh meter, delapan ular sudah terbentuk di sekitar Satsu. Dia bisa benar-benar mati! Ketakutan memenuhi pikiran Ally. Dadanya kembang-kempis cepat membayangkan kematian Satsu.

Exolia (Trace of A Shadow #1) - [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang