Author's Note: Oke, maap atas keterlambatannya beberapa jam. Selain buru-buru dan benernya udah mo updet, author salah naik kereta, mondar-mandir di jalan hingga pulang jam 1 malem. Rencana updet habis pulang, jadi gagal deh tepat waktu, meskipun untungnya ada temen yang bersedian updet dulu sebelum jam 12 malem. Lol. Makasih, guys, buat dukungannya selalu :'D
Pic Leonore by Corbenyx- (Widya Wijayanti)
Prev Chap: Tuan Meyr memerintah Satsu untuk membantai semua bangsawan kecuali keluarga raja dan para kesatria Lumia. Leonore dan Nona Orphea berusaha melawan, tetapi kekuatan mereka meningkat jauh di luar dugaan. Wujud pun tak terlihat, Leonore hanya dapat menyaksikan orang-orang sebangsanya dibantai satu per satu.
******
"Effi-Lumia, Lumen!"
Leonore masih bergeming ketika teriakan tegas itu mengisi ruangan pesta. Logikanya pulih, tubuhnya pun berhenti gemetar. Raja Herberth Exolia mengangkat tinggi-tinggi pedang Lumegladio, seiring cahaya menyebar dari tubuhnya, memenuhi seluruh ruangan.
Tuan Meyr langsung sadar ketika sihir sederhana itu membentur dirinya. Meski sempat tertahan, cahaya Lumen segera menyelimuti Tuan Meyr dan menampilkan wujudnya yang tengah memojokkan para bangsawan di sisi kanan ruangan, dekat para pemusik yang memeluk alat-alat musik mereka sambil meringkuk.
Sementara itu, sosok Satsu yang menghadang pintu juga muncul. Untungnya Putri Hilderose sudah menjauh dari sana, atau dia bisa kena imbasnya. Karpet menuju koridor semakin memerah saat satu tubuh terjatuh lagi. Orang-orang yang tadinya diam tak tahu harus ke mana, segera berbalik dan melarikan diri, setelah mendapati wujud si pembunuh. Tiga kesatria bersiap menghadapi musuh yang sudah terlihat.
Raja Herberth mengayun turun pedangnya. "Hentikan kegilaan ini, Lucian!"
"Yah, aku tahu, cepat atau lambat kau pasti akan menggunakannya, meski aku tak mengerti, mengapa begitu lama? Aku sampai bosan menunggu."
Ketika seorang pria gendut berpakaian mewah berjalan pelan menyusuri tembok, berharap bisa kabur, Tuan Meyr segera memanjangkan belati Kizvaalia dan menusuknya tanpa menoleh. Putri si pria menghampiri ayahnya yang sudah terkapar.
"Aku cuma menganggapmu teman, Lucian. Setelah ... apa yang terjadi selama ini." Suara sang raja lirih.
"Dan itulah kenapa aku tidak membunuhmu, Herberth. Tidak bisakah kaulihat? Aku melakukan semua ini demi kalian."
"Jangan bohong!" Raja Herberth berteriak lagi.
Pekik dan permintaan tolong dari lima orang yang berlarian menghindari Satsu mengusik pembicaraan itu. Sambil mempererat genggaman pada pedang, Raja Herberth menyuruh Leonore, "Bantu Orphea dan kesatria lain! Bunuh siapa saja yang berusaha melukai orang-orang kita!"
Sebelum pemuda itu beranjak, Putri Ester menarik lengan Leonore. Ketakutan jelas terpancar di wajahnya, tetapi sang putri tetap bungkam. Dia tak ingin mengganggu tugas kesatrianya.
"Tenanglah, Tuan Putri. Aku hanya akan pergi sebentar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Exolia (Trace of A Shadow #1) - [COMPLETED]
Fantasy[Fantasy - Romance - Adventure - Action] - Highest Rank #62 on June 22nd 2017. 17+ Warning, karena ada violence. - Exolia (Trace of A Shadow #1) - COMPLETED - Onogoro (Trace of A Shadow #2) - ONGOING - Savior (Trace of A Shadow #3) - Februari...