Sally melangkah keluar dari dalam lift. Tangan kirinya memegang kertas pembungkus, dan tangan kanannya, sibuk memasukan potong demi potong makanan ke dalam mulutnya.
"Pagi!" seru Sally pada semua orang yang berada di dalam kubikelnya masing-masing. "Pagi, mbak Lala," sapa Sally pada sekertaris Dendy.
"Pagi, Sally. Masuk aja, Bapak udah di dalam kok." jawabnya yang memulai menyalahkan komputer.
Sally menganggukan kepalanya dan segera memasuki ruang kerja Dendy. "Pagi, Kak!" sapanya dan menghampiri meja kerja Dendy.
"Pagi," jawab Dendy yang meliriknya sekilas.
Sally masih asik mengunyah dan mendudukan tubuh di kursi tepat di depan meja Dendy.
"Ngerjain apa sih, Kak?" Kepo Sally.
"Baca," singkatnya.
"Oh, jurnal bisnis apa?" tanya kembali.
"Komik Sinchan." Jawabnya santai.
"UHUK!" Sally mendirikan tubuh dan melangkah ke samping Dendy. Ikut melihat. "Gila, CEO macam apa lo. Pagi-pagi bukannya ngerjain data atau apaan kek, malah baca komik."
"Ya, ilah. Dokumen juga belum dateng," ketus Dendy. "Eh, makan apaan lo?"
"Cireng, mau?" tawarnya. "Mumpung masih anget."
"Enak emangnya?" Dendy menghentikan kegiatan membacanya dan beralih pada Sally yang mendudukan tubuh pada meja kerja Dendy.
"Enak lah. Emang lo nggak pernah beli?" tanya Sally yang kembali memasukan potongan cireng ke dalam mulutnya.
"Kaga."
"Yah, melas amet. Enak loh, apa lagi masih anget kaya gini."
"Bagi dong. Gue suka yang howet-howet kan." Baru Dendy ingin mengambil bungkus tersebut, tangan Sally lebih dulu menjauhkannya.
"Ilah pelit amet lo," ketus Dendy.
"Satu sejuta!" seru Sally yang menahan tawanya.
"Oke. Sejuta doang. Tabungan gue aja udah sampe 90 Miliar kok." Sombong Dendy.
"Neh!" sodor Sally.
"Aaa ...." Dendy membuka mulutnya lebar-lebar.
Sally sempat terdiam dan mengambil potongan lain dari bungkus tersebut. Di masukannya sepotong besar cireng ke dalam mulut Dendy. "Ini ... HAH ...." Dendy mengeluarkan kembali potongan yang berada di mulutnya. "Njir, panas gila!"
"Huahahahaha ... kan lo juga yang bilang kalau suka sama yang howet-howet, ya gue beri yang howet lah!" Sally menurunkan tubuh dan kini berpindah pada sofa yang berada di ujung ruangan.
"Ya, tapi kaga gini juga kali." Cepat Dendy mengambil gelas yang berisi air dan meminumnya hingga habis.
"Kak, gue duduk di mana neh selama sebulan ini?" tanya Sally yang kini mulai mengeluarkan laptop dari tasnya.
"Dimana aja, serah!" Dendy yang masih kesal karena perbuatan Sally.
"Ilah, gitu aja marah. Kaya cewek lagi dapet aja sih," ujar Sally.
"Lo duduk di situ aja. Kan lo mau riset gue bukannya?" Dendy kembali pada laptopnya.
"Nggak apa-apa?" tanya Sally.
"Nggak apa-apa. Kecuali kalau gue lagi ada tamu cewek, kaya di novel romance and you-know-what-they-do baru deh lo pergi," ujar Dendy sembari mengusap jambulnya.
"Emangnya lo sering kedatengan cewek-cewek ganjen?" Sally menatap Dendy serius.
"Kaga."
"Yeee ... jambul!"
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO SOMPLAK (TERBIT)
Humor#1 in newadult. AVAILABLE ON ONLINE BOOKSTORE. SEBAGIAN PARTS SUDAH DIHAPUS. ✖️✖️✖️✖️✖️ Selama 30 Hari Sally harus mengikuti bahkan tinggal satu atap dengan Dendy, seorang CEO sukses, tampan, kaya raya sayangnya berstatus Jones demi riset kepenu...