HARI KE-27

27K 2.2K 339
                                    

Sally membuka kedua matanya. Ia menatap sebuah lengan yang melingkar di pinggang sedangkan satu lagi berada di bawah kepalanya.

Ia akhirnya tersadar, sepertinya ia dan Dendy tertidur di saat sedang asik menonton film ketiga.

Untung ini sofa lebar. Kalau kaga, jatoh gue. Ucap Sally yang kembali menutup kedua mata dan tersenyum. Meresapi hangatnya pelukan Dendy dari belakang tubuhnya.

Tidak berapa lama Dendy mengeliat. Ia menaikan tangan yang melingkar di pinggang Sally.

"Hahhh ... lega," serunya.

Sally mengernyitkan hidungnya. Seketika ia terduduk. "LO KENTUT, HAH?" teriak Sally yang memukul tubuh Dendy kencang.

Dendy hanya tersenyum lebar dan mengusap kedua matanya.

"Sorry, kelepasan." ucapnya tidak berdosa.

Sally berdiri dan berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air.

"Lo tuh kenapa sih selalu ngerusak momen indah di novel-novel? Gak Image CEO, kelakuannya, sampe adegan romantis kaya tadi aja rusak cuma gara-gara lo kentut," ketus Sally yang meminum airnya hingga habis.

"Dasar author. Ini dunia nyata bukan dunia cerita." balas Dendy yang kini menggaruk bokongnya.

"Di dunia juga kita bercerita. Kehidupan yang kita jalani itu cerita dan kita tuh pelakon didalamnya," balas Sally.

"Kalau gitu ... cerita kita kaya apa?" tembak Dendy.

"..."

Sally terdiam.

Beruntung, handphone miliknya berbunyi. Ia lekas berlari ke dalam kamar dan menjawabnya.

Sally melirik sekilas pada Dendy yang masih duduk di sofa dan menutup pintu kamar.

Tidak berapa lama.

"Cireng ... sarapan udah siap!" teriak Dendy dari dapur.

Sally keluar dari kamar dengan berpakaian lengkap.

"Lo mau kemana?" tanya Dendy yang sudah lebih dulu duduk di meja makan.

"Gue pulang lah," jawab Sally yang menarik kursi.

Dendy meminum susu hangat sembari menatap Sally yang terlihat kikuk. "Kok gak nginep lagi?" tanyanya.

"Gue masih banyak kerjaan, Kak." Jawabnya yang mengambil sepotong roti lalu memakannya tanpa tambahan selai apapun.

"Kan bisa lo bawa kesini?"

Sally tidak menjawabnya, ia memilih memakan roti ditangannya cepat-cepat.

Dendy paham, ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Sally saat ini.

"Gue anter ya?"

"Jangan!" ucap panik Sally.

Dendy mengerutkan keningnya. "Gapapa. Gue anter sekalian gue pengen main sama Indra."

"Eng ... enggak usah. Gue sendiri aja kok. Lo kalau mau ke rumah gapapa. Gue ... mau ke toko buku dulu." Sally tersenyum menutupi kegugupannya.

"Nah, ya udah gue anter juga lo ke toko buku." Dendy tetap bersikeras.

"Gak usah gapapa," jawab Sally lagi. Ia meminum teh hangatnya hingga habis.

"Lo udah di jemput sama Ricky, ya?" tanya Dendy.

Sally menggigit bibirnya dan mengangguk pelan.

"Oh, sorry gue gak tau." jawab dingin Dendy.

"Gue jalan dulu ya. Thanks sarapannya." Sally berdiri dan berlari kecil menuju pintu. Dengan terburu-buru ia memakai sepatu. Ia memilih untuk menghindar dari situasi tidak mengenakan yang akan terjadi di antara dirinya dan Dendy.

CEO SOMPLAK (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang