HARI KE-24 (3)

27K 2.2K 575
                                    

AN : mulai part selanjutnya sampai end diprivate ya!!! Harap bijak dalam membaca cerita ini!!!

💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋

Dendy menyalakan player, sebuah lagu dari John Mayer yang berjudul your body is wonderland mengalun.

Sally memperhatikan tiap gerakan yang dilakukan Dendy dengan bibirnya, yang dengan sengaja ia menggigit bagian bawah, hingga membasahinya.

Anjir, makin mantep kan tuh bibir. Sally tidak berkedip, bahkan untuk bernapas saja ia harus melakukannya dengan perlahan.

Pandangannya kini beralih pada bagian leher, jakun seksi milik Dendy.

CEO berjambul itu tahu apa yang kini tengah diperhatikan oleh Sally, ia kemudian menelan ludah agar jakun miliknya ikut bergerak.

Tanpa sadar, tangan Sally terangkat dan mengusap dengan ujung jemari. Merasa gadis di depannya itu jatuh pada jebakannya, Dendy mulai kembali bergerak mendekat.

"Kak!" Sally menahan tubuh Dendy.

Bukan menolak ciuman yang akan diberikan oleh Kangmas, melainkan ia mulai membuka kancing jas. "Nga.. ngapain ... dibuka segala?" gugup Dendy.

Sally tidak menjawab, ia menarik jas Dendy ke belakang. Sang CEO itu mengikutinya dengan melepaskan dan menaruhnya tergantung di kursi bagian belakang.

Dendy kembali menghadap Sally dan Sally kembali membuka kancing lain, kali ini kancing yang berada dipergelangan tangan Dendy.

Kancing kiri.

Kancing kanan.

Perlahan.

Kangmas hanya terdiam memperhatikan gerakan tangan gadis berambut blonde tersebut.

Selesai dengan kedua tangan, Sally menarik kerah kemeja Dendy hingga kedua wajah mereka berdekatan, sangat dekat hingga Kangmas bisa merasakan napas hangat Sally diantara bibirnya.

Jemarinya bergerak, berhenti di tengkuk Dendy, mengusapnya lembut.

Keduanya terdiam dan fokus pada bibir lawan masing-masing.

Saat Dendy bergerak lebih dulu, Sally kembali menahannya.

Jemari gadis itu kembali bergerak, kali ini membuka kancing kemeja. Di mulai dari yang paling atas, lalu berlanjut hingga ke bawah.

Sally menarik ke belakang kemeja Dendy dan ia melepasnya sama seperti pada jas. "Lo mau kita ngelakuin di mobil?" Tanya Dendy sembari tersenyum.

Lagi, tidak ada kata yang keluar dari Sally.

Ia menaruh kedua tangannya di dada bidang Dendy, merabanya perlahan menuju perut, menikmati tiap lekukan otot-otot kekar yang sangat ia sukai.

Gerakannya kini tertuju pada ikat pinggang Dendy. Ia menariknya dengan kasar, dan terlepas.

"Stop!" Pekik Dendy.

Sally beralih menatap tajam Dendy dengan raut wajah tidak terbaca. Ada rasa marah di sana, dan juga sedih yang bercampur menjadi satu.

Sally menarik kaus putih tipis Dendy. Kembali wajah mereka berdekatan.

Sudah cukup apa yang diperbuat oleh Sally, hingga Dendy mulai merasakan hawa panas menyeruak dan ada rasa sesak di bagian dalam celananya.

Dendy membuka mulut, bersiap menyambut bibir kecil Sally. "Stop!!!" seru Sally mengintrupsi.

CEO SOMPLAK (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang