HARI KE-19 (2)

22.5K 2.1K 540
                                    

"Halo!"

Dendy melirik Sally yang tengah berbicara dengan seseorang di telepon.

"..."

"Oh, oke. Gue keluar!" Sally merapikan peralatan menulisnya dan mematikan laptop.

"Mau kemana lo?" tanya Dendy.

Sally menoleh sebentar, lalu kembali membereskan semuanya. "Mau makan siang sama Ricky," singkatnya.

Dendy bangkit dari duduknya. "Nggak!" ketus Dendy.

Sally mengerutkan kening dengan kesal ia menatap Dendy. "Apaan yang nggak?" tanya Sally dingin.

Dendy berdiri dan melangkah menghampiri Sally. "Gue bilang, nggak ada acara makan siang sama Ricky," ucap Dendy tidak kalah dingin.

Sally tersenyum sinis dan memakai tasnya. "Lo bukannya mau makan siang sama kikil? gih sana!" ketus Sally.

Baru ia ingin melangkah keluar, tangannya lebih dulu dicekal oleh lelaki CEO berjas hitam tersebut. "Apaan sih, Kak!" Sally meronta, berusaha melepaskan tangan Dendy yang mencengram erat lengannya.

"Gue udah bilang sama lo, jangan deket-deket sama dia." Ada nada tinggi di kalimatnya, bahkan Dendy berusaha menahan emosi.

"Gue bisa jaga diri," Kali ini Sally menarik kencang lengannya, hingga terlepas.

Dendy menarik napas dan mengusap wajah frustasi. Sally kembali melangkah dan di saat Dendy ingin mencegahnya lagi, handphone miliknya berbunyi. Dengan kesal, ia mengeser layar dan berbicara. "Halo!!!" ucapnya kasar.

"..."

"Sorry."

"..."

"Iya gue otewe," Dendy mematikan teleponnya dan merapikan beberapa dokumen di meja.

~~~

"Serius kok bisa kaya gitu?" tanya Sally pada Ricky.

Ricky kembali tertawa. "Ekspresi kamu tuh lucu banget sih?"

Sally hanya tersenyum lebar dan mengaduk jus di depannya. Dendy dan Cecilia yang baru memasuki resto Sapu Lydie, langsung menatap keduanya yang tengah asik berbicara, bahkan tertawa bersama. "Loh itu bukannya Sally, sama siapa?" tanya Cecilia pada Dendy.

Cecilia sempat menatap sebentar pada Dendy yang sudah mengeraskan rahangnya, ia tahu Dendy sedang menahan emosi. "Kita makan di tempat lain aja," ujar Dendy.

"Dendy!" teriak Ricky saat Dendy baru saja membalikan tubuh.

"Eh, itu bukannya Ricky ya?" Cecilia menaikan satu tangannya pada Ricky.

"Kita ke tempat lain aja!" ajak Dendy.

Sayang Cecilia tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Dendy, ia justru menarik lengannya untuk menghampiri meja Ricky. "Loh, Ricky?" tanya Cecilia sesaat setelah sampai di depannya.

"Tunggu aku lupa," ucap Ricky.

"Aku Cicil. Ilah yang satu kelas dulu. Yang sering lo pinjemin PR sejarah!" ujar Cecilia.

"Oala, Cicil. Sorry, lo berubah banget." Ricky berdiri dan memberi tangannya. Bersalaman dengan sopan. Dendy hanya terdiam, sembari menatap Sally yang juga membalas menatapnya.

"Kok kalian berdua bisa kenal?" tanya Cecilia pada Ricky.

"Iya. Takdir yang mempertemukan kita berdua," jawab Ricky sembari mengedipkan mata pada Sally.

Dendy mengepalkan kedua tangandan menatap tajam pada teman satu sekolahnya dulu. "Eh, gabung yuk!" pinta Ricky.

"Nggak usah, thanks !" ketus Dendy yang memilih berbalik.

CEO SOMPLAK (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang