Pagi ini Dendy tengah sibuk di dapur. Ia bangun lebih pagi dan membuat sarapan untuk dirinya dan juga Sally.
Dengan cekatan ia mengacak-acaki telur di pan dan menaruhnya diatas piring.
"Tumben, Kak. Udah bangun. Eh, bikin sarapan pula," ucap Sally yang menghampirinya.
"Pagi. Gimana bobonya semalam?" tanya Dendy dengan senyuman.
"Semangat banget deh lo. Mau dong saladnya," ujar Sally.
Ia melangkah ke samping untuk mengambil segelas air dan melihat begitu ahlinya Dendy memotong satu demi satu sayuran ditangannya.
"Ini juga ada krim sup, kalau lo mau," ujarnya yang menunjuk pada sebuah panci kecil yang masih mengepulkan asap dari dalam.
"Akhirnya, ada sesuatu yang bisa dibanggakan dari diri lo!" sindir Sally.
Baru saja Sally ingin melangkah menuju meja makan, tangannya lebih dulu ditarik oleh Dendy. "Eh, mau kemana?" tanyanya.
"Duduk," jawab Sally yang memandang bingung Dendy.
"Ehm ...." Dendy mengambil sebuah centong dan menaruhnya didepan mulut.
"Jangan pergi ... tetaplah di sini ... dengan aku berdua ...." Dendy menyanyikan sebait lagu.
Ia terhenti dan menaikan kedua alisnya. Memberi kode pada Sally untuk mengikutinya bernyanyi.
Sally menahan tawa dan menatap ke beberapa sayuran yang berada di atas kitchen set. Lekas ia mengambil sebuah timun untuk dijadikan microphone.
"Bagai bulan bintang ... yang selalu mencinta ... setia ... berdua ... pasrahkan semua hatimu mencintaiku ...." Sally mulai meneruskan bait lagu tersebut.
Anjir suaranya bagus banget neh bocah. Kalah si Syahrince.
"ini cinta terakhir ... yang ingin ku rajut hanya dengan kamu ... walau ini susah akan aku tempuh
semua perjalanan ...." Sally kembali melanjutkan.Dendy menggenggam satu tangan Sally dan kini ia yang meneruskan bait lagu tersebut. " ini cinta terakhir ... yang ingin ku rajut hanya dengan kamu ... walau ini susah akan aku tempuh ... semua perjalanan cintaku."
Bagian Sally kembali. "Jangan takut ... aku di sini ... untukmu mencintaimu ...."
"pasrahkan semua hatimu ... mencintaiku ...." Dendy tersenyum setelah menyanyikan baitnya.
Sally terdiam. Ia tidak melanjutkan. Ia hanya menatap Dendy yang juga menatapnya.
"Kak!"
"Ya?"
"..."
"Gue ... Gue ... Ke kamar mandi dulu yak. Kebelet boker," Sally melepaskan genggaman, menaruh kembali timun ditangannya dan berlari dengan cepat memasuki kamar mandi.
"Huahahahaha ... bubar sudah duet anang syahrini." Dendy tertawa melihat Sally memasuki kamar mandi dengan terburu-buru.
Sally menutup pintu kamar mandi dan menyandarkan punggung. Ia menutup kedua mata, menarik napas, berusaha meredam detak jantungnya.
"Jambul sialan. Jambul gila. Jambul bego. Cuci muka Sally, cuci muka cepet." Sally lekas menyalakan kran air dan membasuh wajahnya.
Di sisi lain, Dendy masih saja asik memotong sayuran.
Ia terdiam sejenak dan kembali bernyanyi.
"Aku adalah lelaki
Yang tak pernah lelah
Mencari wanita
Aku adalah lelaki
Yang selalu gundah
Menunggu wanitaku
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO SOMPLAK (TERBIT)
Humor#1 in newadult. AVAILABLE ON ONLINE BOOKSTORE. SEBAGIAN PARTS SUDAH DIHAPUS. ✖️✖️✖️✖️✖️ Selama 30 Hari Sally harus mengikuti bahkan tinggal satu atap dengan Dendy, seorang CEO sukses, tampan, kaya raya sayangnya berstatus Jones demi riset kepenu...