HARI KE-24 (1)

24.6K 2.1K 508
                                    

"Emangnya novel kamu udah selesai?" tanya Mommy, ibu dari Sally.

Sally memasukan potongan daging besar-besar ke dalam mulutnya. Ia mengunyah dengan cepat, seakan ia tengah kelaparan.

"Uyum," jawabnya dengan mulut penuh.

"Telen dulu baru ngomong. Lagian lo sarapan pake steak aneh banget sih," ujar Indra di depan seberang mejanya.

"Kalau belum kenapa balik?" tanya Mommy lagi.

Sally meminum air dan kini mengambil sebuah apel merah. "Ganti judul. Ganti cerita. Ganti hati ... eh, ganti imajinasi maksudnya". Ia menggigit cepat apel dan kembali mengunyah dengan rakus.

"Kok bisa gitu? Dendy gak menarik hidupnya?" tanya Daddy, ayah Sally, yang ikut penasaran.

Sally menganggukan kepala. "Cerita CEO macam dia kaga bakalan laku. Coba deh pada baca wattpad. Yang laku itu, pasti CEO beneran." jawab Sally.

"Lah, emang lo kira Dendy CEO boongan?" ada nada membela pada kalimat Indra.

Sally memajukan tubuh dan menupu kedua tangan diatas meja.

"Kak, dia itu CEO produk gagal," jawab Sally dengan penuh keyakinan.

"Gagal gimana maksudnya? Dendy impoten? Apa cuma loyo aja belutnya?" seru Daddy dengan wajah khawatir.

"Uhuk ... uhuk ...," Indra terbatuk. Lekas Sarah, istri Indra mengambilkannya minum dan mengusap pelan punggung suaminya itu.

"Kalau impoten apa gak, Sally kurang tau, Dad. Belum pernah nyobain belutnya." jawab santai Sally.

"Terus gagal dimananya?" tanya ayah Sally lagi.

"CEO yang sejenis di novel romance, Daddy. Iya emang Kak Dendy itu ganteng, punya roti sobek, tajir melintir, jabatannya bener CEO ... tapi ... lembek. Harusnya tuh dia angkuh, belagu, pera, seng'a, tengil, dingin, pokoknya tipe-tipe badboy ... satu lagi kudu jago ena-ena," jelas Sally.

"Emangnya Dendy gak jago ena-ena?" kini giliran Mommy yang bertanya.

"Meneketehe, Mom. Sally belum nyoba," ia lekas mengangkat kedua bahu dan kembali memakan apel ditangannya. Menggigitnya dengan kasar sembari membayangkan ia tengah menggigit habis si Otong. Ouch !!!

"Bae, cepetan elus-elus Dede di perut sambil amit-amit jabang bayi," perintah Indra.

Sarah mengikuti dan mengusap perutnya tiga kali dengan mulut komat-kamit.

"Sally, ke atas duluan ya," pamitnya.

Setelah di rasa Sally sudah memasuki kamar, Ayahnya kembali membuka suara. "Mereka saling jatuh cinta?" tanyanya pada Indra.

"Hmm," jawab malas Indra yang sudah menghabiskan serealnya.

"Terus kalau saling jatuh cinta kenapa malah pisah? berantem karena apa sih?" tanya kepo Mommy.

"Panjang ceritanya," Indra menarik napas pendek.

"Panjangan mana sama belutnya Daddy?" tanya ayah Indra.

"Meneketehe, emang Indra pernah liat belutnya Daddy." ketus Indra. Yang kini berdiri.

"Indra ke Sally dulu sebentar," Ia mencium kening istrinya dan berlalu menuju kamar Sally.

"Dek," diketuknya pintu kamar Sally.

"Masuk, Kak!" teriak Sally dari dalam.

Indra membuka pintu, berjalan menghampiri Sally yang ternyata berada di balkon kamar dan memainkan gitar ditangannya.

CEO SOMPLAK (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang