HARI KE-17 (2)

32.2K 2.4K 557
                                    

Mamak Note : Anw, maaf untuk part ini akan ada beberapa kalimat sarkastik.

▫️▪️▫️▪️▫️▪️

"Hai," sapa Cecilia yang justru terdengar sinis di telinga Sally.

"Hai," balas Sally.

Kedua melangkah saling mendekat.

"Dari hawa-hawanya bakalan ada perang ini."

"Gue bagian panggil ambulan."

"Gue pegang Sally seratus ribu."

"Seru neh. Untung gue punya stok keripik."

"Lo kok ngikutin Dendy mulu?" tanya Cecilia yang memiringkan kepalanya dan melipat tangan di depan dada.

"Kenapa emangnya?" tanya balik Sally yang menaikan kedua alis.

"Tanya aja. Riset apaan sih emang?" Ada nada sinis di kalimat Cecilia.

"Riset keperjakaan seorang CEO, yang hampir hilang ditipu sama seorang cewek," jawab datar Sally.

Cecilia mengerutkan kening. "Itu nyindir gue?" tanyanya ketus.

"Nyindir? maksudnya? gue nggak paham. Lo kenapa emangnya?" tanya balik Sally.

Cecilia hanya mendengus kesal.

"Lo sendiri kenapa datang kesini lagi?" Sally menaikan dagunya tinggi-tinggi. Terlanjur sudah ia bersikap bermanis-manis-ria dengan Cecilia yang sudah terlihat mengibarkan bendera perang.

"Oh, ya gue pengen bernostalgia aja. Kenapa emangnya?" Cecilia memandang Sally dari ujung kaki hingga kepala, berusaha mengintimidasinya.

"Lo nggak malu apa? lo itu kan masih berstatus istri orang, eh malah nyamperin cowok lain," sindir Sally.

"HAHAHAHA ... sorry gue nggak peduli apa kata orang." Cecilia menutup bibirnya dengan gaya dibuat-buat.

Sally tersenyum sinis. "Hah, nggak tau malu," gumamnya Sally yang sayangnya justru terdengar oleh Cecilia.

"Ngomong apa lo barusan?" Cecilia melangkah mendekati Sally dan kini keduanya dalam jarak yang sangat dekat.

"Gue ngomong, kalau tadi Kak Dendy buatin gue sarapan enak banget," Sally menatap Cecilia, menantanganya.

"Lo ... lo kok bisa sarapan bareng?"

"Ya iyalah, orang gue tinggal bareng," ucap santai Sally yang tersenyum penuh kemenangan.

Cecilia tersentak kaget. Ia hanya diam dengan raut wajah kecewa. Tidak butuh waktu lama bagi Cecilia untuk kembali menyulut emosi Sally.

"Lo yang nggak tau malu. Gak ada hubungan apapun malah tinggal bareng. Mau dibilang apa sama orang nanti," Cecilia memajukan wajahnya.

Sally menelan ludah, kini ia benar-benar menahan emosi dengan susah payah. "Emang lo gak tau hubungan gue sama Kak Dendy? Makanya, jangan asal datang nggak di undang dong, untung pulang nggak pake di antar juga," Sally kembali tersenyum penuh kemenangan saat dilihatnya Cecilia kembali menekuk wajah.

"Kok diem? Keabisan kata-kata? makanya jadi penulis bukan jadi wanita bersuami yang ganggu cowok lain," ketus Sally yang membalikan badan, berniat meninggalkannya.

Beberapa karyawan yang masih menonton keduanya mulai berbisik satu sama lain.

"Liat noh Cicil kepalanya udah keluar api, idung sama telinganya udah keluar asep."

"Siap-siap buat perang yang sesungguhnya, guys!"

Baru saja Sally melangkah tidak begitu jauh, Cecilia menarik rambutnya kencang. "Aw!" pekik Sally kesakitan.

CEO SOMPLAK (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang