"Cireng!" panggil Dendy.
"Apa?"
"Tau nggak?" tanya Dendy yang kini menggeser tubuhnya agar berhadapan dengan Sally.
"Kaga." Sally mengikuti posisi Dendy, kini keduanya terduduk saling berhadapan di sebuah sofa, di ruang tamu.
"Gue kasih tau mau?" Dendy semakin memajukan tubuhnya.
"Mau."
"Lo tau nggak, kalau cewek sama cowok lagi berduaan biasanya yang ketiga siapa?"
"Setan!" jawab cepat Sally.
"Pinter!"
Tak. Tak.
Baik Sally dan Dendy masing-masing mendapatkan sebuah jitakan di kepalanya dari Indra yang kini, duduk di tengah-tengah antara keduanya.
"Sakit, Kak!" pekik Sally sambil mengusap kepala.
"Lagian ngatain gue setan!" ketus Indra yang menatap Sally dan Dendy di sisinya.
"Lagian, Kakak ngapain sih masih pagi udah ke sini aja?" Sally mengambil sebuah bantal kecil, lalu memeluknya.
"Gue sampe nggak bisa tidur, gara-gara kejadian semalam tau nggak." Indra menatap tajam pada Dendy.
Semalam, setelah Indra memergoki keduanya dengan baju super minimalis dan berakhir dengan terjadinya kesalahpahaman. Dendy sampai harus menjelaskan, bahkan bersumpah kalau ia dan Sally tidak seperti yang di pikirkannya. Pasti Indra memikirkan hal jorok. Gitu, tuh kalau udah kena 'semangka'.
Kesialan memang sedang berpihak pada keduanya. Hanya karena bel pintu sedang rusak, ditambah sifat ceroboh Dendy yang selalu lupa untuk mengunci pintu, jadilah Indra dengan mudahnya memasuki apartemen.
Hampir saja Sally di pulangkan kembali ke rumah kalau ia tidak berpura-pura menangis. "Kan gue udah jelasin sama Kakak, kalau salah paham doang," jelas Sally yang menekuk wajahnya.
Dendy berjalan ke dapur dan mengambil sebuah kaleng soda. Ia buka dan meminumnya. Menjauh dari drama kakak-adik.
"Ya sudah, Kakak pulang!" Indra berdiri.
"Hari ini mau kemana?" tanya Indra pada Sally.
Dendy mengikuti keduanya yang berjalan menuju pintu.
"Malam mingguan lah Kak. Emangnya jones di rumah aja!" sindir Sally yang melirik Dendy.
"Yee, lo juga jones kale!" sindir balik Dendy.
"Kalau berdua pada mau main jangan yang aneh-aneh, awas aja!" Indra yang menatap keduanya bergantian.
"Lo mau main ke mana emangnya?" tanya Dendy pada Sally.
"Terserah lo aja enaknya ke mana," jawab Sally.
"Ya udah main di kamar aja," celetuk Dendy.
Langkah Indra terhenti. Ia berbalik dan mengepalkan tangannya di dada. "Bercanda, Ndra. Bercanda!" pekik Dendy takut-takut. Inget, Sally lagi ada pawangnya itu.
"Stres gue lama-lama punya ade cewek. Susah banget jagainnya." Indra menarik napas panjang.
"Sabar bro sabar. Doain si Cireng cepet dapat jodohnya jadi lo bebas dari tugas." Dendy menepuk bahu Indra pelan.
"Mau sama Ricky. Brewoknya nggak nahan, Kak!" ujar Sally dengan mata berbinar-binar.
"JANGAN RICKY!!!" ucap Indra dan Dendy bersamaan.
"Ih berdua kenapa sih? ceritain makanya biar gue nggak penasaran," rengek Sally.
"Tuh suruh Dendy cerita. Gue pulang dulu." Indra mencium kening Sally pelan dan keluar dari apartemen Dendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO SOMPLAK (TERBIT)
Humor#1 in newadult. AVAILABLE ON ONLINE BOOKSTORE. SEBAGIAN PARTS SUDAH DIHAPUS. ✖️✖️✖️✖️✖️ Selama 30 Hari Sally harus mengikuti bahkan tinggal satu atap dengan Dendy, seorang CEO sukses, tampan, kaya raya sayangnya berstatus Jones demi riset kepenu...