HARI KE-22 (1)

28.7K 2.4K 929
                                    

"AW! SHIT !" teriak Dendy dari dalam kamar.

Sally yang tengah membuatkan kopi di dapur, bergegas berlari ke kamar Dendy. Ia bahkan langsung membuka pintu kamarnya.

"Kak!" pekik Sally yang menghampiri. Dendy terduduk di lantai dengan wajah menahan sakit.

"Kok duduk di bawah? kenapa?" tanya Sally yang menyodorkan satu tangan untuk membantu Dendy berdiri.

Dendy menarik tangan Sally dengan satu tangan mengusap bokongnya. "Gue jatoh," ringisnya.

"Lo ... lo tidur sampe muter? sampe jatoh?" Sekuat tenaga Sally menahan tawanya.

Dendy merebahkan tubuhnya dengan posisi miring, agar ia bisa kembali mengusap bokongnya yang habis mencium lantai dengan indah.

"Lo mimpi apa coba sampe bisa jatoh gitu? huahahaha ...." Kali ini ia tidak bisa menahannya lagi. Sally benar-benar tertawa kencang.

"Lagian cacan di sana. Kan kalau gue muter ada cacan jadi ke jaga nggak akan kebablasan sampe jatoh!" keluh Dendy. "Sakit banget neh pantat gue. Lecet deh."

Sally hanya menggelengkan kepala dan tersenyum lebar. "Kalah Juan sama lo. Dia aja tidurnya anteng nggak petakilan kaya gini."

Dendy mendengus kesal.

"Ya udah, bangun, mandi, terus sarapan. Mau ke kantor nggak?" tanya Sally yang berdiri disisi tempat tidur.

"Mau," Dendy menarik tangan Sally dan tersenyum menatapnya dari bawah.

"Kenapa lo senyum-senyum mesum gitu?" tanya ketus Sally.

"Siapa yang senyum mesum? ini senyum manis tau," balas Dendy.

"Bobo lagi aja yuk," pinta Dendy.

Sally mengernyit. Di ambilnya cacan dan di lemparkannya tepat di wajah Dendy. "Noh bobo sama cacan yang udah peyot belum lagi bau apek."

Tawa Dendy meledak seketika. "Eh justru ini yang bikin sedep tau, neh coba neh!" sodor Dendy yang terbangun dan menjejalkan cacan pada Sally.

"Ogah," Sally menepis guling yang berada di tangan Dendy.

"Coba dicium dulu, baunya enak." Lagi, Dendy memaksanya.

Sally kembali menepis tapi kali ini tangannya ditahan oleh Dendy. Keduanya terdiam, bahkan cacan terjatuh dari genggaman keduanya pun di hiraukannya.

Dendy mengusap anak rambut yang menutupi sebagian wajah Sally dan menyisipkannya di telinga. "Sorry ... kemarin gue ... gue kelepasan nyium lo!"

Sally menaikan wajah, memandang Dendy. Ia memilih untuk diam. "Gue mandi dulu," Dendy mengambil cacan, melemparnya ke atas tempat tidur.

Saat ia mulai melangkah meninggalkan Sally di belakangnya, langkahnya terhenti. Sally menarik baju belakang Dendy dengan wajah tertunduk.

 Sally menarik baju belakang Dendy dengan wajah tertunduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CEO SOMPLAK (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang