Indra memarkirkan mobil di area parkir tidak jauh dari taman depan rumahnya.
"Loh, Mas tumben udah pulang?" tanya Sarah yang menghampiri Indra sembari menggendong anak pertamanya.
Indra mencium kening Sarah dan juga kening bayinya. "Sally ada di kamarnya?" tanya Indra.
Sarah mengangguk. Ia yakin ada raut sedih di wajah Indra saat ini.
"Aku ke atas dulu ya," pamitnya.
Indra berjalan menghampiri kamar Sally, mengetuknya pelan.
Sally membukakan pintu dengan wajah lelahnya.
"Kenapa, Kak?" tanya Sally bingung.
"Cicil meninggal dunia!" ujar Indra. "Lo bersiap, sore ini juga pemakamannya. Gue antar bareng Juju.".
Sally terdiam. Entah ia harus bagaimana dengan perasaannya saat ini.
"I ... Iya. Gue ganti baju dulu." Sally melangkah dan mendudukan dirinya di sisi tempat tidur.
Mencerna dengan apa yang baru ia dengar.
~~~
Sally, Indra serta Julian menghampiri area pemakaman. Mereka menghampiri Dendy yang masih berdiri sekalipun beberapa orang sudah meninggalkan arena begitu juga dengan keluarganya.
"Terimakasih, selama dia di rawat kamu sudah menjaga dan memberinya semangat." ucap ayah Cecilia yang menepuk bahu Dendy.
"Sama-sama om," balas Dendy.
Selepas kepergian ayah Cecilia, ketiganya berdiri di sisi Dendy.
Julian dan Indra masing-masing menepuk sebelah bahunya. Dendy hanya menoleh sekilas lalu kembali memandang pusara Cecilia.
"Kak," panggil Sally.
Kali ini Dendy benar-benar menoleh lebih lama bahkan memandang wajah Sally.
Sally menarik napas, ia melangkah dan memeluk tubuh Dendy erat.
Dendy membalasnya jauh lebih erat dan tubuhnya mulai bergetar.
Indra dan Julian memilih meninggalkan keduanya dan kembali menunggunya dari area parkir.
"Gue emang udah gak sayang lagi sama dia. Tapi ... gak gini juga cara perginya." ucap Dendy diantara isak tangis.
"Kak," Sally mengusap punggung Dendy. Berharap dapat mengurangi rasa sedih dihatinya.
Keduanya memilih terdiam dengan tetap berpelukan satu sama lain.
~~~
"Kak, pelan-pelan makannya!" Sally memberinya segelas air pada Dendy.
Kini keempatnya sudah berada di apartemen Dendy selain untuk makan malam bersama, Indra, Julian dan Sally bermaksud untuk sementara berada di sisi Dendy.
Memberi sedikit tambahan waktu untuk mendukung dirinya.
Dendy kembali memasukan potongan pizza ke dalam mulutnya. Ini sudah potongan ke-10 atau mungkin lebih.
Begitu lah Dendy. Di saat semua orang saat merasakan kesedihan lebih memilih untuk berdiam diri, menangis dan tidak bernapsu makan. Dendy justru sebaliknya.
Kesedihan membawanya pada rasa lapar yang sangat besar. Ia bahkan bisa memakan lebih dari 10 burger hanya dalam waktu 2 jam saja.
Indra dan Julian hanya menggelengkan kepala.
"Lo baru tau kalau dia lagi galau itu makannya kaya orang cacingan?" tanya Julian.
Sally menganggukan kepala sembari meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO SOMPLAK (TERBIT)
Humor#1 in newadult. AVAILABLE ON ONLINE BOOKSTORE. SEBAGIAN PARTS SUDAH DIHAPUS. ✖️✖️✖️✖️✖️ Selama 30 Hari Sally harus mengikuti bahkan tinggal satu atap dengan Dendy, seorang CEO sukses, tampan, kaya raya sayangnya berstatus Jones demi riset kepenu...