Part -1-

16.9K 1K 241
                                    

Aki membuka matanya dan menatap langit-langit kamar. Sudah beberapa bulan berlalu sejak mereka kembali dari liburan mereka di London. Meski telah beberapa bulan berlalu, Aki masih dapat mengingat dengan jelas bagaimana hari-hari menyenangkan yang ia habiskan bersama dengan keluarganya, Reo dan keluarga kecil Luca. Perjalanan mereka seolah perjalanan ke negeri dongeng.

Aki perlahan-lahan bangun dari baringannya di kasur dan duduk, menoleh ke arah adik kembarnya yang masih terlelap. Sudut bibirnya terangkat, senyuman lembut mekar di wajahnya ketika ia melihat wajah manis dari adik kembarnya. Perlahan-lahan, ia membawa tangannya lalu dengan lembut membelai kepala Rina kemudian Runa. Selanjutnya ia menoleh ke arah lain di sisinya dan kembali tersenyum melihat kekasihnya yang juga masih terlelap.

"Haha," Aki terkekeh lembut saat ia melihat Reo tidur dengan mulut terbuka dan mendengkur pelan. Aki memutuskan untuk memandangi wajah Reo beberapa saat sebelum ia pergi ke dapur untuk membuat sarapannya. Ia tak pernah menyangka ia dan Reo akan berakhir tinggal bersama. Banyak hal yang telah terjadi dalam hidupnya, Reo merupakan satu dan banyak kebahagiaan dalam hidupnya, satu yang paling berharga baginya.

Aki pun membawa dirinya mendekati wajah Reo dan mengecup pipi Reo, kemudian ia pelan-pelan beringsut turun dari tempat tidur dan membawa kakinya menuju ke dapur.

***

Aroma lezat dari telur dadar dan sop miso membangunkan penghuni rumah, Aki telah selesai menata mangkuk sop miso di meja makan. Setelah selesai meletakkan mangkuk terakhir, ia mulai menata bekal makan siang untuk adik-adiknya dan kekasihnya.

"Aki-nii, selamat pagi."

Aki menoleh ke arah suara yang menyapanya. Ia melihat Arata baru saja masuk ke dapur lalu berjalan menghampirinya.

"Selamat pagi, Arata." Aki balas menyapa sambil tersenyum ketika melihat Arata mengusap matanya lembut.

"Aki-nii, aku juga ingin membantu."

"Hmph, terima kasih." Aki menyodorkan beberapa mangkuk nasi kepada Arata. Lalu anak laki-laki itu menghampiri counter dapur di mana rice cooker telah selesai menanak nasi untuk mereka. Ia mengambil pijakan kayu kecil, naik ke atasnya, lalu membuka rice cooker tersebut dan mengambil nasi untuk ditaruh di mangkuk.

"Yuuto belum bangun?"

"Belum, dia lupa mengerjakan satu PR-nya hingga ia tidur larut malam untuk menyelesaikannya."

"Hmm... mungkin mulai hari ini perlu mengingatkan lebih sering," gumam Aki menimpali jawaban Arata.

"Aki-nii terlalu memanjakan... sebenarnya biarkan saja Yuuto lupa, supaya dia bisa belajar lebih bertanggung jawab."

Aki menatap Arata lalu tersenyum lemah, "Arata benar-benar sudah besar sekali." Mendengar apa yang Aki katakan, Arata pun menoleh ke arah Aki dan menatap Aki sedikit malu. "Ah, tapi kadang kau yang suka pilih-pilih makanan belum bisa dikatakan dewasa." Aki tertawa kecil.

"Aki-nii!"

"Hahaha."

"Reo-nii saja yang sudah besar masih suka pilih-pilih makanan," gerutu Arata. Selesai dengan mangkuk nasi, ia pun membawa mangkuk-mangkuk tersebut dan menatanya di meja makan. Lalu ia menghampiri Aki dan melihat bekal makan siangnya.

"Aki-nii..."

"Hm?"

"Aku sudah besar, aku tidak perlu lagi bekal yang didekorasi imut!"

"Eh? Tapi Reo yang sudah besar masih suka dengan dekorasi bekal imut..?"

"Uhh..."

"Hahaha, baiklah, jangan menatap Niichan dengan begitu kesal."

The Love That Find His Way [ 5 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang