Part -56-

4.4K 589 541
                                    

"Hamparan langit biru yang luas, hamparan laut biru yang indah..." Aki menatap kapal pesiar mewah di depan matanya. Ia merasakan bulu kuduknya berdiri setelah dipeluk oleh rasa takjub akan pemandangan di depan matanya.

"Uwaaahh!!! Kapalnya besar sekali!" seru Yuuto yang tidak kalah takjub.

"Yuu-chaaaan!"

Dari atas dek kapal, seorang pemuda kecil berseru memanggil nama Yuuto. Sulit untuk melihat siapa pemilik suara itu karena mungil tubuhnya, dek kapal pesiar itu menenggelamkan Theodore dan hanya menyisahkan ujung kepala, memperlihatkan rambut coklat tua pemuda kecil itu.

"Oi! Jangan lari bila naik ke kapal!" tegur Reo saat melihat Yuuto berlari menyusul ke arah Theodore dari atas kapal. Diikuti dengan Arata dan saudari kembarnya.

"Aki-kun..."

Aki menoleh ke arah suara wanita yang memanggilnya. Ibu Tokiya berjalan menghampirinya dengan senyuman.

"Selamat siang!" Aki membungkukkan badannya.

"Aki-kun! Apa aku sungguh boleh ikut serta pesta di kapal mewah ini?!" tanya si Ibu yang menatap Aki dengan lekat-lekat.

"Tentu saja, Tokiya sudah seperti bagian dari keluarga, aku ingin Tokiya dan Ibu juga ikut menyaksikan hari bahagiaku dan Aki," Reo memotong, memberi jawaban atas pertanyaan si Ibu.

"Reo-nii! Aki-nii!" Tokiya melambaikan tangannya ketika ia pun tiba di tempat pertemuan.

Aki tersenyum hangat, "Aku akan senang melihat Ichimatsu-san dan Ichimatsu-kun bergabung bersama kami," ujar Aki pada si Ibu.

Mereka pun sedikit berbincang sebelum Ichimatsu undur diri di atas staff kapal menuju ke kamar tidur para tamu undangan. Setelah pamit undur diri, Reo membuka lengannya lalu memeluk Aki. Aki terkejut ketika merasakan lengan Reo menarik lembut dirinya ke dekapan Reo. Pelan-pelan ia menengadahkan wajahnya ke atas dan memandang Reo.

"Reo?"

"Bagaimana perasaanmu?"

"Aku merasa seolah aku sedang bermimpi," jawab Aki. "Pertama kalinya dalam hidupku, aku melihat begitu banyak hal baru."

Reo tersenyum lembut saat mendengar apa yang Aki ucapkan, ia kemudian mengecup kening Aki dan membelai lembut lengan sang calon pendamping hidupnya.

"Tapi ini bukan mimpi, bukan?" tanya Aki.

"Tentu saja bukan," jawab Reo, detik berikutnya ia menarik pipi Aki dan membuat Aki tersentak kaget. "Kau sudah bangun? Bagaimana? Apa semua ini mulai kabur dari penglihatanmu?" tanya Reo.

Aki menggelengkan kepalanya malu-malu, ia telah diyakinkan bahwa kebahagiaannya ini bukanlah mimpi belaka.

"Aki-chaaan! Re-chaaan!"

Reo dan Aki menoleh ke sumber suara yang memanggil nama mereka, melihat Nagisa dari dek melambaikan tangan ke arah mereka.

"Re-chaan, Lu-chan ingin bertemu denganmu!" seru Nagisa lagi.

Panggilan Nagisa membuat kedua pria itu akhirnya menyusul tamu lain naik ke atas kapal. Mereka menghampiri Nagisa yang berdiri sembari menggandeng Heber. Melihat Reo dan Aki datang menghampiri, Heber menggoyangkan tangan kecilnya memberi sapa.

"Ah, Heber-kun, selamat siang." Aki berjongkok di depan Heber lalu menggoyangkan balik tangannya membalas sapan Heber dengan senyuman.

"Re-chan, Lu-chan menunggumu di bar dalam." Nagisa memberi tahu.

"Baiklah, aku akan menemuinya."

"Sementara itu Aki-chan akan ikut denganku!" ujar Nagisa sambil mengangkat Heber, menggendong putra bungsunya.

The Love That Find His Way [ 5 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang