Part -13-

4.4K 643 99
                                    

"Jadi bagaimana?" Tsumugi menatap Reo dengan senyuman.

"Baiklah, baiklah, aku minta maaf telah meremahkanmu, Madam." Reo membungkuk ringan di depan Tsumugi. "Di luar dugaanku, apa yang dilakukan temanmu pada tempat ini amat luar biasa," ujar Reo sembari menatap ke sekeliling ruangan. "Aku suka sekali idenya menambahkan pot-pot tanaman kecil seperti ini, menggunakan bahan kayu untuk meja kursi, nyaman dan sejuk."

"Ohohohoho~~" Tsumugi terkekeh.

"Terima kasih banyak, Madam."

"Sama-sama, Reo~ sebagai ucapan terima kasihnya, ayo minum-minum di bar-ku?" ajak Tsumugi seraya menghampiri Kitazawa dan memeluk lengan Kitazawa.

Kitazawa mengarahkan pandangannya ke Reo, ia melihat Reo terdiam memandangi satu pot bunga. Dan beberapa detik kemudian, Reo membuka mulutnya, menatap Tsumugi.

"Aku tidak bisa, aku harus kembali ke kantor dan menyelesaikan pekerjaanku."

"Eh? Jun juga?!"

"Tsumugi, aku harus membantu Reo-sama. Tapi setelah aku selesai, aku akan mampir ke rumah." Kitazawa menjawab lebih dahulu sebelum Reo memberikan jawaban.

"Kau tak perlu ikut, aku bisa—"

"Tidak, Reo-sama. Saya akan kembali ke kantor bersama Anda." Kitazawa memotong, membuat Reo hanya menghela napas dan menganggukkan kepala.

"Hmm... ada yang tidak beres," gumam Tsumugi.

"Apa?" tanya Reo.

"Kenapa begitu kaku? Hidup itu harus kau nikmati bukan kau habiskan untuk bekerja dan bekerja~~" ujar Tsumugi.

"Itu berlaku untukmu, tidak untukku. Hidup banyak orang bergantung di perusahaan. Memangnya gay bar punya karyawan yang butuh tanggungan bila istrinya melahirkan? Aku punya banyak hal yang harus dikerjakan untuk kesejahteraan pegawaiku." Reo membantah sambil memakai jasnya kembali. "Lagi pula sudah cukup satu kali saja..." lanjut Reo.

"Tsumugi, aku akan meneleponmu lagi setelah aku selesai membantu Reo-sama," Kitazawa tersenyum membujuk Tsumugi untuk tidak memperpanjang topik ini.

"Haah~~ apa boleh buat," jawab Tsumugi. Ia kemudian mengambil tas tangannya dan berjalan keluar dari kafe.

"Madam."

"Hm?" Tsumugi menoleh ke Reo saat Reo memanggil namanya.

"Aku akan mampir di akhir pekan."

Tsumugi tersenyum, "jangan lupa bawa Aki-kun yang manis."

"Tidak akan! Aku tak akan membiarkanmu mencuci otak Aki untuk jadi waria!"

"Oi! Kau benar-benar tidak sopan!"

Melihat keduanya kembali bersikap seperti biasa, Kitazawa pun tersenyum.

****

Setibanya di kantor, Reo kembali ke ruangannya dan membaca dokumen-dokumen yang telah dibawa Miyuki untuk ia tanda tangani. Reo mulai membaca setiap detail dari dokumen tersebut, bertanya pada Kitazawa bila ia menemukan kalimat yang tak ia pahami. Setelah menyelesaikan semua dokumen-dokumen tersebut, Reo terdiam menatap map file dokumen-dokumen tadi. Ia mulai sadar bahwa banyak hal yang belum ia pahami, ia mulai sadar bahwa ia meremehkan tanggung jawabnya. Membubuhkan tanda tangan begitu mudahnya ketika hari ini setelah ia berkali-kali membaca dan mencoba memahami maksud dari beberapa pengajuan proyek atau kerjasama, ia mendapati banyak hal yang tak sesuai dengan keinginannya.

"Reo-sama, silakan." Kitazawa meletakkan secangkir kopi di depan Reo.

"A-ah, terima kasih."

"Tampaknya kita harus mengadakan rapat dengan beberapa direksi."

The Love That Find His Way [ 5 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang