Emily mengeluarkan beberapa helai pakaiannya, meletakkan pakaian-pakaian itu di tempat tidurnya sedangkan pelayannya melipat rapi pakaian-pakaian itu, menatanya di koper Emily. Sementara itu Austin duduk di ruang baca, ia duduk di sofa dekat perapian. Ia hanya diam memandangi api dari perapian yang menari-nari.
"Tuan besar, ada tamu untuk Anda." Seorang pelayan memberi tahu Austin.
Austin menolehkan kepalanya dari perapian ke arah si pelayan yang berdiri di ambang pintu. Muncullah pria yang dikenal betul olehnya. Pria itu menanggalkan mantelnya, membiarkan pelayan mengambil mantelnya untuk disimpan.
"Aku begitu tak sabar memberi tahumu kabar yang baik." Pria itu masuk ke dalam ruangan, duduk di depan Austin.
"Aku berhasil membuat Luca menandatangani perjanjian kepemilikan perusahaan utama keluarga. Sekaligus memberikan jabatan kepala keluarga utama kepadaku," ujar pria itu.
Austin tak mengatakan apapun meski ia mendengar apa yang dikatakan adiknya, Elbert.
"Kau sudah mengetahuinya lebih dahulu?" tanya Elbert mendapati Austin hanya diam.
"Ah, aku sudah tahu." Akhirnya Austin membuka mulutnya.
"Baguslah, kalau begitu kita harus bersulang untuk ini," Elbert bangkit berdiri dari duduknya, menghampiri troli kayu yang indah di sudut ruangan. Mengambil dua gelas kecil untuk alkohol, menuangkan wiski ke dalam gelas-gelas itu.
Elbert kemudian membawa gelas-gelas itu dan menghampiri Austin. Ia menyodorkan satu gelas kepada Austin.
"Aku akan mengembalikan jabatan kepala keluarga kepadamu," ujar Elbert.
Austin mengambil gelas itu dan menatap Elbert. "Apa yang kau lakukan hingga ia menyetujuinya?" tanya Austin.
"Aku yakin Harte hanya mengajaknya bicara baik-baik," jawab Elbert kemudian meneguk wiskinya. "Fwaah... wiski ini benar-benar luar biasa, berapa harganya?" tanya Elbert.
"ELBERT!!"
Elbert tersentak kaget saat ia mendengar suara perempuan yang meneriakkan namanya dengan nada marah.
"Beraninya kau melakukan hal keji pada Putraku!!" Emily yang baru saju masuk ke dalam ruangan meledak marah kepada Elbert. Ia berjalan menghampiri Elbert lalu mengangkat tangannya untuk melayangkan tamparan. Namun dengan cepat Austin menangkap tangan Emily dan menghentikannya.
"Lepaskan aku!"
"Emily!"
Elbert tersenyum, ia kemudian duduk melipat kakinya dan menatap Emily.
"Beraninya kau datang kemari!"
"Aku kemari karena aku ingin memastikan kalian mendengar kabar gembira ini," jawab Elbert. "Putramu yang keji, bagaimana ia tidak menghormati paman-pamannya."
"Luca melakukan apa yang seharus dilakukan Austin sedari dulu!!" jawab Emily.
Elbert tersenyum mengejek. "Sampai kapan kau akan terus keras kepala, Emily? Kau seharusnya bersyukur karena Fearbright membawamu pada kehidupanmu sekarang ini!" balas Elbert.
"Jangan kau berani menyuruhku bersyukur karena keluarga gagalmu! Kalau bukan karena kekayaanku, kalian semua sudah menjadi gelandangan!" bantah Emily.
"Dengar, jangan salah sangka, perusahaan itu milik Fearbright. Kau masih menyimpan warisan keluarga Rosentham untuk dirimu, bukan? Apa kau berhak marah?"
"Tentu saja aku berhak. Memang keluargaku membiarkan sebagaian dari kekayaan mereka untuk membangun Fearbright, tapi kau dan penerus keluargamu yang lain adalah pria-pria gagal yang menyedihkan!" balas Emily.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love That Find His Way [ 5 ]
RomanceSetelah lima tahun lebih hidup bersama dengan keluarga Narufumi, ada sesuatu dalam diri Reo Fearbright yang mengalami perubahan. Apa yang berubah darinya adalah bahwa ia mendapati dirinya penuh dengan cinta! Setiap hari yang ia lalui selalu diawali...