Kitazawa memarkirkan mobilnya di depan gay bar yang di pintu bar tergantung papan pemberitahuan kecil bahwa bar belum buka. Ia melepaskan sabuk pengaman dan menatap ke arah pintu bar. Hari ini Reo mengijinkannya untuk makan di luar sendiri, kesempatan ini segara Kitazawa manfaatkan untuk mengunjungi Madam.
Kitazawa mengeluarkan ponselnya dan mencari kontak Madam pemilik bar, lalu melakukan panggilan keluar.
"Halo?" suara rendah yang berat Madam terdengar dari seberang panggilan.
"Apa aku mengganggu?" Kitazawa bertanya.
"Tidak~ sama sekali ti~da~k," pada jawaban berikutnya suara Madam kembali ringan dan tinggi seperti biasanya.
"Apa kau sudah makan siang?" tanya Kitazawa.
"Makan siang? Ah, tak aku sangka sudah waktunya makan siang, hohoho. Aku baru saja bangun ti~du~r, jadi aku belum makan apa-apa," jawab Madam.
Kitazawa menelan ludahnya lalu mengumpulkan keberanian, ia pun membuka mulutnya dan berkata, "apa aku boleh mengajakmu untuk makan siang bersamaku?"
"Hmm~~ Jun-chan, kau benar-benar perhatian. Aku tak keberatan kau ajak makan siang." Madam menjawab dengan nada menggoda.
"Kalau begitu aku akan segera masuk." Kitazawa membuka kunci pintu mobilnya dan dengan hati yang senang bersiap untuk masuk ke dalam bar.
"APA?! HEI! HEI!" Madam dengan panik menaikkan suaranya. Ia kedengaran terkejut mendengar apa yang dikatakan Kitazawa.
"Aku sudah berada di depan pintu bar."
"Jun! Kau benar-benar tidak peka!"
"Apa?" Kini ganti Kitazawa yang terdengar bingung dan terkejut.
"Bila kau berencana mengajakku pergi, kau seharusnya memberi tahuku 5 jam sebelumnya! Kau tak tahu aku belum siap-siap! Aku harus mandi, memakai masker, mencukur bulu rambut, dan berdandan! Ahh! Aku juga belum memilih pakaian!" Madam pun mengomel.
Kitazawa hanya diam membisu dengan ponsel yang menempel di telingannya. Akan tetapi pikirannya sibuk mencari kalimat untuk minta maaf kepada Madam. Hanya saja, ia tidak yakin apa yang harus ia katakan. Terkadang masih sulit bagi Kitazawa memposisikan Madam, apakah ia laki-laki atau perempuan. Bila memposisikannya sebagai laki-laki, ia dapat dengan mudah mengatakan, "Maafkan aku." Setelah mendengar sang Madam mengomel betapa tak peka dirinya, Kitazawa tidak yakin hanya sebuah kata maaf akan mampu meluluhkan hati Madam yang kesal.
Sementara Kitazawa sibuk mencari kalimat maaf yang tepat, Madam memutuskan untuk turun dan membukakan pintu untuk Kitazawa.
"Kau kamus berjalan, kenapa diam saja?" tanya Madam yang berdiri di depan Kitazawa dengan tangan terlipat di depan dada. Rambut coklat muda panjang Madam digulung berantakan, wajahnya masih memperlihatkan ia baru saja bangung, pakaian yang ia pakai pun masih kaos polo putih dan celana pendek pink motif hati.
"Maafkan aku, aku sedang memikirkan bagaimana meminta maaf kepadamu tanpa membuatmu semakin kesal."
Madam yang sedari tadi mengernyitkan alisnya kini menatap Kitazawa terkejut, dalam lubuk hatinya ia amat tersentuh.
"Tsumugi, aku minta maaf. Hari ini direktur tiba-tiba memberiku ijin untuk makan di luar seorang diri, saat itu aku terpikir untuk mengajakmu. Hanya saja aku lupa bila kau bekerja hingga larut." Kitazawa membungkukkan badannya di depan Madam.
Madam yang mendengar permintaan maaf Kitazawa pun tak lagi bisa menyimpan amarah. Perlahan rona merah muncul menghias kedua pipinya. Ia amat tersentuh dan senang Kitazawa mengingat dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love That Find His Way [ 5 ]
RomanceSetelah lima tahun lebih hidup bersama dengan keluarga Narufumi, ada sesuatu dalam diri Reo Fearbright yang mengalami perubahan. Apa yang berubah darinya adalah bahwa ia mendapati dirinya penuh dengan cinta! Setiap hari yang ia lalui selalu diawali...