Part -47-

4.7K 631 530
                                    

Yuuto, Arata, Rina dan Runa yang lebih dahulu kembali dari sekolah mereka, menatap Theodore yang tengah memeluk Aki.

"Theo akan kembali ke Inggris, Nii?" tanya Yuuto pada Arata.

"Sepertinya begitu," jawab Arata.

"Oneechan..." Rina dan Runa menatap Lucille yang berjalan menghampiri keduanya, Lucille membuka lengannya, Rina dan Runa berlari menghampiri Lucille, memeluk Lucille.

"Oneechan, kau akan pulang? Rina masih ingin bermain boneka dan rumah-rumah bersamamu..." ujar Rina.

"Runa juga... Oneechan, jangan pulang..." Runa menambahkan.

"Rina, Runa, Luci-chan harus pulang untuk melanjutkan sekolahnya." Aki menimpali, ia kemudian membelai kepala Rina dan Runa.

"Tapi Rina menyukai Oneechan!"

"Runa juga!"

Aki menghela napas, tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran Lucille membuat kedua adik kembarnya bahagia. Mereka begitu menginginkan sosok kakak perempuan di tengah-tengah keluarga yang penuh dengan kakak laki-laki ini.

"Rina-chan, Runa-chan, Luci-chan akan berkunjung lagi saat liburan!"

"Sungguh, Nagisa-nii?" tanya Rina, ia menatap Nagisa dengan tatapan penuh harap, sama seperti Runa yang juga menatap Nagisa.

Nagisa menganggukkan kepalanya.

"Aku akan berkunjung lagi, sampai hari kunjunganku berikutnya, aku akan belajar bahasa Jepang supaya kita bisa bermain bersama lebih menyenangkan." Lucille memberi tahu dan Nagisa menyampaikan apa yang Lucille katakan. Mendengar perkataan Lucille dari Nagisa, Rina dan Runa menganggukkan kepala mereka bersemangat.

"Oneechan, Rina juga akan rajin belajar!"

"Runa juga!"

Nagisa dan Aki saling bertukar pandang lalu tersenyum.

Sementara itu Yuuto dan Arata menatap Theodore dengan mata berkaca-kaca dan wajah sedih.

"Theo, aku belum mengajakmu mencari kumbang raksasa di hutan belakang sekolah!" ujar Yuuto.

Theodore menghela napasnya lalu menghampiri Yuuto, berjingkat kecil dan menepuk pipi Yuuto. "Aku tidak paham loh, tapi aku paham kau sedih karena aku pulang."

"Theo, aku pasti akan merindukanmu." Arata memberi tahu.

"Aku juga akan merindukanmu!" Theodore membalas, ia kemudian berlari menghampiri Arata dan memeluk Arata. "Besoknya besok aku akan main lagi ke Jepang!"

Arata menganggukkan kepalanya lalu membalas pelukan Theodore. Yuuto pun bergabung dengan keduanya, memberi pelukan hingga mereka bertiga saling berpelukan.

"Theooo, aku menyayangimu!" ujar Yuuto, hanya bahasa Inggris itu yang ia tahu--sambil terisak pelan.

"Aku juga menyayangimu Yuu-chan!" Theodore membalas. Kemudian selesai berpelukan, Theodore meminta kedua pria itu untuk merendahkan tubuh mereka, ia lalu memberi mereka kecupan di pipi. Yuuto dan Arata kembali memeluk Theodore.

"Jangan menangis! Nanti ku ikut menangis looh!" protes Theodore saat mendengar Yuuto sedikit terisak lagi.

Nagisa menghampiri Aki dan memeluk Aki, Aki membalas pelukan Nagisa. Mereka tak bertukar kata selama beberapa saat, namun mereka merasakan perasaan yang sama, berat untuk berpisah. Walau pun mereka dapat bertemu lagi, Nagisa dan Aki menyadari bahwa mereka merasa lebih baik ketika mereka tinggal dekat seperti ini. Aki tak memiliki teman lain, karena ia pernah kehilangan kemampuan bicaranya, ia selalu merasa tak pantas dekat dengan orang lain. Setelah lulus SMA, ia segera bekerja, ia tak punya waktu mencari teman, tak pernah pergi bersama teman-teman atau menghabiskan masa remajanya dengan teman-teman seperti remaja pada umumnya. Tapi setelah bertemu dengan Nagisa, ia merasa ia mendapatkan teman, sahabat, juga keluarga. Nagisa begitu baik padanya, memperlakukannya sama bahkan sebelum ia dapat kembali bicara. Karena itu Aki selalu berharap Nagisa dapat tinggal dekat dengannya.

The Love That Find His Way [ 5 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang