Part -43-

4.6K 604 298
                                    

Aki kembali ke rumah sakit dengan laptop milik Reo. Ia masuk ke kamar Reo, menghampiri Reo yang tengah duduk bersandar di tempat tidurnya sembari memejamkan matanya.

"Reo, kau ingin tidur?" tanya Aki.

Reo membuka matanya, ia memandang ke arah Aki yang sudah berdiri di depan tempat tidurnya.

"Tidak," jawab Reo sembari mengangkat punggungnya dari sandaran, duduk dengan tegak. "Bagaimana adik-adikmu dan anak-anak mereka?" tanya Reo.

"Saat aku pulang mereka semua sudah terlelap." Aki menjawab, "hanya Kitazawa-san yang masih terjaga. Ia yang mengantarkanku kemari."

Aki membuka tas laptop, mengeluarkan laptop itu dan menaruhnya di meja tatakan yang terpasang di tempat tidur rumah sakit.

"Nah, Aki..."

"Ya?"

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu."

"Apa itu?"

Reo menatap Aki yang menatapnya balik dengan wajah ingin tahu.

"Seandainya ini tidak berhasil..." Reo sedikit gugup mengatakan pertanyaannya. "Maka kemungkinan kita akan terjebak masalah cukup banyak."

Aki menghentikan tangannya dari kegiatannya, kini sepenuhnya ia menatap Reo. Mengamati Reo yang ragu-ragu mengutarakan maksudnya.

"Aku berpikir dari pada kita terjebat masalah lebih rumit, apakah tidak sebaiknya kita menjauhkan diri dari masalah?"

"Apa maksudmu dengan menjauhkan diri? Apakah ada solusi lain?" tanya Aki.

"Ma-Maksudku, kita lepas tangan dari masalah ini, aku akan memberi tahu Elbert bahwa aku memihak padanya...?" tanya Reo sambil menatap ke arah Aki.

"Maksudmu... kau tak ingin membantu Luca-niisama dan Nagisa?"

"......"

"Reo..."

"Aku hanya berpikir ini ketika ia bilang ia tak lagi dapat membantu banyak. Terlebih aku, aku tak punya kewenangan apapun, aku bahkan tak punya saham atau apapun yang bisa kugunakan untuk membuat mereka enggan mengusikku, aku takut aku tak akan bisa melakukan apapun... dan bagaimana bila Ayah memaksaku untuk meninggalkanmu?" Reo memberi tahu Aki, tetapi ia terkejut saat menatap Aki dan melihat Aki membuat wajah yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

"....aku tak ingin menghianati Luca-niisama dan Nagisa, mereka sudah seperti keluargaku.."

"Aku tak bermaksud menghianati mereka!"

"Aku ingin memintamu untuk memperjuangkan rencanamu menolong mereka, tapi aku tahu aku bukanlah siapa-siapa yang dapat membantumu menanggung masalahmu..."

"Aki!"

"...." Aki tak mengatakan apapun lagi, ia hanya menatap Reo sesaat sebelum ia berjalan pergi meninggalkan kamar Reo.

"Aki! Aki!"

Aki menutup pintu kamar Reo lalu berjongkok di depan pintu kamar. Ia memeluk lututnya dan membenamkan kepalanya. "Aku ingin memintanya tak mengambil keputusan tersebut, tapi aku takut bila apa yang Reo katakan benar, bila masalah akan datang, bagaimana aku dan ia dapat mengatasinya? Aku sendiri tak bisa melakukan apa-apa... saat Paman Tatsuya hendak megambil hak asuh adik-adikku, aku tak bisa melakukan apa-apa... saat Reo dipaksa menikah dengan perempuan lain, aku juga tak bisa melakukan apa-apa... saat Ei-san mengatakan ia akan memberi tahu Austin-san tentang diriku, aku begitu takut dan tak dapat melakukan apa-apa..." batin Aki, pelan-pelan ia merasakan dadanya mulai sesak, ia mulai membenci ketidakberdayaannya. Ia hanyalah pria biasa, tak punya harta, tak punya kuasa. Sedangkan orang-orang yang mengusik mereka adalah yang punya harta dan kuasa. Pada akhirnya keadilan tidak lagi terdengar adil bagi mereka yang tak memiliki apapun.

The Love That Find His Way [ 5 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang