Part -36-

4.4K 604 234
                                    

Aki membuka pintu sembari menggendong Heber, ia menahan pintu itu untuk Nagisa yang membawa dua kotak sedang berisi kue stroberi dan tiramisu.

"Kami pulang!"

Nagisa dan Aki masuk ke dalam dapur, meletakkan oleh-olehnya di meja makan kemudian mencuci tangan mereka.

"Papa!" Theodore dengan semangat berlari ke dalam dapur dan memeluk Nagisa. Nagisa mengangkat Theodore, menggendongnya dan mengecup pipi putranya.

"Aki-nii, Nagisa-nii, selamat datang!"

"Toki-chan!" Nagisa menyapa, "terima kasih sudah menemani anak-anak hari ini!"

Tokiya menggelengkan kepalanya, "tidak perlu berterima kasih, Nagisa-nii! Aku senang bisa menemani mereka!"

Aki terkekeh geli lalu pergi untuk mengambil piring-piring dan garpu. Sementara Nagisa memperlihatkan Theodore kue pesanannya lalu membantu Theodore membawa kue itu untuk disantap bersama-sama di ruang tamu.

"Jadi bagaimana sekolah mereka?" tanya Nagisa seraya menyeka krim di sudut bibir Theodore.

"Sekolah mereka tidak seluas sekolahku! Mereka juga tidak punya ruang teater sendiri seperti di sekolahku!" Theodore memberi tahu.

"Apa boleh buat, sekolah Theo-kun berbeda dengan sekolah Yuu-chan dan yang lainnya. Tapi sekolah Papa dulu sama seperti sekolah Yuu-chan dan yang lain. Dulu Papa paling senang membantu di saat makan siang! Mereka menyiapkan makanan mereka sendiri, karena itu Papa jadi bisa mandiri!" Nagisa memberi tahu sambil menyuapi Heber buah stroberi yang ia potong.

Namun Theodore dan Lucille menatap Nagisa bingung, "Papa dulu tidak punya pelayan?" tanya Lucille.

"Tentu saja tidak! Hahaha!" Nagisa tertawa.

"Nagi-nii, kenapa tertawa?" tanya Yuuto yang penasaran.

"Theo-kun dan Luci-chan bertanya apa aku punya pelayan di sekolah atau tidak. Tentu saja tidak," jawab Nagisa pada Yuuto.

"Memangnya di sekolah Theo ada pelayannya?" tanya Yuuto.

"Ada beberapa untuk membantu mereka makan siang, jadi mereka tidak perlu berdiri atau berbaris dan mengambil makan siang mereka. Pelayan akan mengantar makan siang mereka dan membereskan makan siang mereka," jawab Nagisa.

Adik-adik Aki pun diam dan membayangkan bagaimana sekolah anak-anak Nagisa.

"Tapi setelah mereka masuk ke sekolah tahun ke delapan, Lu-chan akan memindahkan mereka ke sekolah khusus bangsawan, di sana mereka akan membawa pelayan pribadi mereka untuk melayani semua kebutuhan mereka."

"Nagi-nii kedengarannya tidak senang?" tanya Ryou.

"Haah... sebisa mungkin aku ingin mereka sekolah di sekolah umum, tapi kurasa tidak mungkin Lu-chan akan membiarkan mereka ke sekolah umum." Nagisa menghela napas.

"Ban—maksudku Luca-nii pasti ingin anak-anaknya mendapat pendidikan yang terbaik." Tokiya menimpali.

"Papa!"

"Ya?"

"Aku ingat, aku belum beli hadiah untuk Carol! Kapan kita akan pergi untuk beli hadiah?" tanya Theodore.

"Kurasa kita harus bertanya pada Daddy."

"Papa, aku juga boleh membeli oleh-oleh untuk teman-temanku?" Lucille bertanya.

"Tentu saja! Setelah nanti Daddy pulang, kita akan bertanya pada Daddy!"

Ding-dong! Ding-dong!—Bell rumah pun berbunyi. Ryou bergegas keluar dari ruang tamu untuk membukakan pintu. Kemudian Ryou bergegas kembali masuk untuk memanggil Nagisa.

The Love That Find His Way [ 5 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang