Part -24-

3.7K 598 145
                                    

"Aku pulang," Ryou memberi salam ketika ia masuk ke dalam seraya melepaskan sepatunya.

"Selamat datang!" Aki menyambut Ryou ketika ia keluar dari ruang tamu. "Hm? Kenapa kau terlihat begitu kelelahan?" tanya Aki.

"Aki-nii, aku tidak tahu kenapa, tapi tubuhku rasanya lemas dan kepalaku terasa berat." Ryou menjelaskan seraya menghampiri Aki dan menyandarkan kepalanya ke lengan Aki.

Aki mengulurkan tangannya lalu menyentuh kening Ryou, "kau tidak demam, mungkinkah kelelahan?" tanya Aki.

Ryou menggelengkan kepalanya, "setelah makan siang, aku merasa amat mengantuk, aku sempat tidur tapi kepalaku makin terasa pusing dan mataku begitu berat, tanpa aku sadari aku lewatkan beberapa pelajaran dan tidur di ruang komite..."

Mendengar penjelasan Ryou, Aki menatap sang adik khawatir. "Ryou, kau mungkin lelah karena semua tugasmu. Bagaimana bila besok kau ijin dari kelas tambahan dan pulang lebih awal?"

"Itu tidak perlu, Aki-nii. Aku hanya butuh tidur lebih awal malam ini."

"Tapi..."

"Aki-nii tidak perlu cemas, mungkin aku hanya kurang tidur saja. Aku tidak perlu makan malam, sebelum pulang aku sudah makan, aku akan langsung mandi dan tidur."

Ryou mengangkat kembali kepalanya dan berjalan naik ke lantai atas menuju ke kamar tidurnya. Aki hanya menghela napas memandangi sang adik.

"Hari ini Reo juga pulang dengan lesu, sekarang Ryou juga kurang enak badan. Aku harus lebih memerhatikan mereka..." pikir Aki.

Rrr—rrrr—Rrr---ponsel Aki di dalam saku celana yang bergetar mengalihkan pikirannya. Ia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama Nagisa muncul di layar ponsel.

"Nagisa?" gumamnya ketika melihat nama Nagisa muncul sebagai penelepon. Aki menekan tombol jawab dan bergegas menuju ke luar rumah untuk menerima panggilan Nagisa.

"Halo, Nagisa?" ujar Aki.

"Ah! Aki-chan!" Nagisa menjawab dengan suara yang terdengar panik. "Aki-chan, maaf aku meneleponmu tiba-tiba," lanjut Nagisa.

"Mhmm, tidak apa, aku sedang luang sekarang. Bagaimana kabarmu, Nagisa?"

"Aku baik seperti biasanya, Aki-chan bagaimana kabarmu?"

"Aku juga baik."

"Aku senang mendengar kabarmu baik, tapi apa Re-chan baik-baik saja?" tanya Nagisa.

"Reo? Kenapa kau bertanya begitu?"

"Umm... Aki-chan, aku tidak tahu apa Re-chan sudah memberi tahumu atau belum... tapi ijinkan aku minta maaf sebelumnya!"

"A-Ada apa?" Aki mulai terdengar khawatir.

"Sebenarnya ada masalah terjadi pada Re-chan dan Lu-chan saat Re-chan berkunjung kemari... Lu-chan berulah lagi dan membuat Re-chan marah padanya, tapi aku bisa menjamin Lu-chan tidak sungguh-sungguh membuat Re-chan marah!"

Mendengar penjelasan Nagisa, Aki mulai paham arah topik pembicaraan. Kebetulan ia pun bermaksud untuk mengetahui lebih jelas apa yang terjadi. Bicara pada Luca mungkin tidak akan mudah, namun bila bicara dengan Nagisa, ia punya firasat akan dapat titik terang.

"Reo memberi tahuku soal itu, Luca-niisama memecat Reo..."

"Ah! Lu-chan tidak bermaksud begitu!" Nagisa menimpali dengan panik. "Memang Lu-chan memecat Re-chan, tapi bukan karena Lu-chan ingin mengkhianati Re-chan! Hanya saja Lu-chan..." Nagisa berhenti.

"Reo bilang Luca-niisama menginginkan sahamnya, apa itu benar?"

"Itu tidak benar, Aki-chan! Hanya saja Lu-chan tak punya pilihan lain..." Nagisa merendahkan suaranya. "Aku tahu Re-chan sangat terpukul dan kecewa, Aki-chan pun mungkin merasakan hal yang sama... tapi Lu-chan sungguh tak bermaksud melukai Re-chan maupun Aki-chan!"

The Love That Find His Way [ 5 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang