Part -42-

4.2K 568 205
                                    

Kitazawa membaringkan Heber di tempat tidur Aki dan menyelimut Heber. "Nona Lucille, saya akan membuat makan siang, apa yang ingin Anda makan?" tanya Kitazawa usai menyelimuti Heber.

Lucille beringsut turun dari tempat tidur, "aku ingin makan spaghetti." Lucille menjawab.

"Baik, Nona. Saya akan memberi tahu Anda bila makan siang Anda sudah siap."

"Terima kasih." Lucille membalas, "siapa namamu?" tanya Lucille.

"Kitazawa, Nona."

"Terima kasih, Kitazawa."

Setelah bertanya pada Lucille, Kitazawa membawa kakinya melangkah ke ruang tamu. Menemukan Theodore sedang menonton televisi bersama Tokiya.

"Tuan muda, saya akan membuat makan siang, apa yang ingin Anda makan?" tanya Kitazawa. Theodore yang asyik menonton televisi pun menoleh ke arah Kitazawa.

"Aku ingin makan spring roll, tapi tapi tidak digoreng, lalu lalu aku juga ingin bola keju tapi ada daging sapinya, seperti yang Papa buat. Dan apel diberi cinnamon!" jawab Theodore bersemangat.

"Baik, Tuan muda. Saya akan memberi tahu Anda bila hidangan sudah siap." Kitazawa memberi tahu. "Ichimatsu-kun, bagaimana denganmu?"

"Aku akan membuat mie instant saja, Kita-san." Tokiya menjawab, mendengar Theodore menyebutkan banyak nama makanan, Tokiya merasa enggan untuk meminta Kitazawa memasak untuknya.

"Aku juga mau mie instan!" Theodore menirukan jawaban Tokiya.

"Tuan muda, anda tidak boleh makan mie instan." Kitazawa menegaskan.

"Lucille makan apa?"

"Nona Lucille meminta spaghetti."

"Aku juga! Aku tidak jadi yang tadi, aku ingin spaghetti! Tapi tapi," Theodore merosot turun dari sofa dan menghampiri Kitazawa, ia mendongak ke atas menatap Kitazawa, namun Kitazawa memilih berlutut supaya Theodore tidak perlu mendongakan kepalanya. "Tapi apel dan cinnamonnya aku tetap ingin makan untuk dessert."

"Saya mengerti." Kitazawa menganggukkan kepalanya.

"Terima kasih!"

"Sama-sama, Tuan muda," jawab Kitazawa dan kembali berdiri. "Ichimatsu-kun, kau tidak keberatan dengan spaghetti?"

"Ah! Ya! Aku tidak masalah! Terima kasih Kita-san," balas Tokiya.

Theodore kembali menonton televisi, meski ia masih memikirkan Papa dan Daddy-nya yang belum kembali. Kemudian sebuah ide terlintas dalam benaknya.

"Tokiya," Theodore memanggil.

"Hm?"

"Berapa nomor kantor polisi?" tanya Theodore.

Tokiya diam mencerna pertanyaan Theodore, kata nomor, kantor dan polisi tidaklah asing baginya. "Ah! Nomor telepon polisi?"

Theodore menatap Tokiya lekat-lekat.

"110!" jawab Tokiya sambil menunjukkan jarinya, menggambarkan angka yang ia maksud.

"Oh! 110!" Theodore mengulangi.

Tokiya terkekeh geli mendengar Theodore mengulangi angka yang ia sebutkan dengan menggunakan jari kecilnya juga. "Theo pasti cemas, aku sendiri khawatir kabar Banchou-san, Nagi-nii dan Reo-nii..." batin Tokiya.

"Ichimatsu-kun," Kitazawa kembali muncul ke ruang tamu dengan celemek dapur, memanggil nama Tokiya. "Bisakah kau membeli apel? Aki-sama tidak menyimpan buah apel di lemari esnya."

"Ah! Tentu saja! Aku akan membeli apel untukmu."

Tokiya pun beranjak dari duduknya dan menghampiri Kitazawa. Kitazawa memberikan uang kepada Tokiya dan berpesan untuk mencari apel yang paling bagus dan segar. Setelah Tokiya berangkat untuk membeli apel. Kitazawa kembali ke dapur.

The Love That Find His Way [ 5 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang