"Silakan duduk," Wali kelas Ryou mempersilakan Aki duduk sembari ia mencari berkas milik Ryou.
"Narufumi-san," panggil Wali kelas dengan senyuman.
"Ya, Sensei?"
"Saya benar-benar kagum pada Anda, Narufumi-san."
"Kagum pada saya?" Aki menatap Wali kelas Ryou bingung, lalu Aki menoleh ke Ryou untuk mencari penjelasan mengenai kalimat yang diutarakan si Wali kelas. Ryou mengangkat bahunya dan memberi tatapan tidak mengerti kepada Aki.
"Ryou-kun adalah kebanggaan sekolah ini, ia siswa yang berprestasi baik secara akademik maupun non-akademik. Teladan siswa-siswa lain," ujar Wali kelas.
"A-ah! Itu semua berkat bimbingan Sensei dan pengajar yang lain! Terima kasih banyak telah membantu dan membimbing Ryou!" Aki dengan gugup berdiri lalu membungkukkan badannya dalam-dalam sebagai ucapan terima kasih.
Melihat Aki membungkukkan badannya, Ryou pun berdiri dan melakukan hal yang sama.
"Itu tidak benar! Narufumi-san, sebaliknya berkat bimbingan di rumah, Ryou-kun bisa menjadi seorang yang berhasil." Wali kelas Ryou menjelaskan seraya meminta Aki untuk mengangkat kepalanya dan kembali duduk.
Perbincangan pun berlanjut, si Wali kelas menjelaskan kepada Aki bagaimana Ryou melakukan tanggung jawabnya dengan baik, serta memikirkan sungguh-sungguh rencana untuk masa depannya. Mereka bicara tentang keputusan Ryou yang berubah minat. Aki memberi tahu Wali kelas Ryou bila ia tidak begitu paham mengenai maksud minat Ryou, tetapi setelah Ryou memberi penjelasan dan kedua belah pihak dapat memahami maksudnya, mereka memutuskan untuk mendukung keputusan Ryou.
"Sensei, terima kasih banyak untuk waktunya." Aki membungkukkan badannya lagi sebelum meninggalkan ruang konsultasi.
"Saya juga, terima kasih atas waktunya, Narufumi-san." Wali kelas pun membungkukkan badan.
Setelah berpamitan, Aki ditemani Ryou berjalan sepanjang koridor sekolah.
"Haah..." Aki menghela napas lega.
"Aki-nii, kau baik-baik saja?" tanya Ryou ketika ia mendengar Aki menghela napas.
"Hmph! Aku baik-baik saja, hanya begitu gugup. Ryou, maafkan aku, aku tidak bisa banyak membantumu untuk mengambil keputusan masa depanmu," ujar Aki dan ia menghentikan langkahnya, sejenak menatap Ryou yang kini ikut menghentikan langkahnya.
"Aki-nii harus lebih percaya diri, berkat contoh dari Aki-nii, aku tahu aku harus melakukan apa."
Aki tersenyum malu mendengar Ryou bicara menyakinnya. Ia membuka kembali langkahnya dan merangkul bahu Ryou lalu mengusap-usap kepala Ryou.
"Hahaha, aku tak menyangka kau akan tumbuh dewasa begitu cepat!"
"Dan Aki-nii bertambah tua begitu cepat."
"Ryou, kau adik usil!" ujar Aki lalu menarik telinga Ryou gemas dan keduanya tertawa.
Sesampainya di pintu luar sekolah, Aki menoleh ke belakang dan menatap Ryou. Ia memandang Ryou dengan tatapan yang lembut, ada perasaan haru dan bangga ketika menatap pemuda itu tumbuh dengan baik.
"Ryou."
"Ya?"
"Niisan sungguh senang dan bangga padamu, semua kerja kerasmu, usahamu, Niisan sungguh bangga dan berterima kasih." Aki memberi tahu, "tapi jangan lupa bahwa kau punya hak untuk berkeluh kesah atau manja padaku. Bagaimana pun juga Ryou adalah adikku," lanjut Aki lalu tersenyum. "Jangan terburu-buru dewasa, nikmati hari-harimu seperti yang kau inginkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love That Find His Way [ 5 ]
RomanceSetelah lima tahun lebih hidup bersama dengan keluarga Narufumi, ada sesuatu dalam diri Reo Fearbright yang mengalami perubahan. Apa yang berubah darinya adalah bahwa ia mendapati dirinya penuh dengan cinta! Setiap hari yang ia lalui selalu diawali...