Part -52-

4.6K 612 280
                                    

Reo melepaskan kacamata hitamnya dan menatap mobil jemputan yang telah menunggu dirinya.

"Selamat datang, Tuan muda. Tuan besar dan Nyonya besar telah menunggu kedatangan Anda," pria yang melayani keluarga Fearbright sebagai pelayan utama itu menyapa Reo sambil membungkukkan dirinya.

Reo berjalan menghampiri mobil yang telah dibukakan untuknya, ia masuk ke dalam mobil sementara pelayan-pelayan itu memasukkan koper Reo ke dalam bagasi mobil dengan hati-hati. Selesai dengan bagasi, si pelayan utama mengetuk kaca jendela supir, memberi tahu bila mobil dapat melaju menuju ke kediaman Fearbright.

Reo menatap pemandangan dari luar jendela mobil, hari ini ia kembali ke London setelah dua hari lalu ia diminta sang Ayah untuk kembali. Ada tiga alasan mengapa ia diminta pulang, pertama karena ia harus mengurus kesaksiannya tentang kejahatan yang dilakukan Elbert dan mereka yang terlibat bersama Elbert. Kedua, sang Ayah bermaksud untuk menghabiskan waktu bersama Reo selayakan ayah dan anak laki-laki menghabiskan waktu mereka. Reo merasa ini adalah kesempatan untuk memulai hubungan yang baik. Bila hubungan mereka baik, maka keduanya akan sama-sama diuntungkan. Seorang membutuhkan sosok ayah dan yang seorang membutuhkan anak untuk memenuhi tanggung jawab sebagai ayah. Dan yang terakhir adalah karena pesta yang Luca gelar atas pengangkatannya sebagai Ketua Dewan Kebangsawanan—menjadi yang paling muda, sang kakak akan memberikan warna baru bagi kaum aristokrat.

Mobil memasuki halaman kediaman Fearbright—berapa kali pun Reo masuki rumah ini, ia selalu takjub akan kemegahan dan kemewahan rumah ini. Tidak disebut istana namun bersaing dengan istana milik sang Ratu.

Reo menunggu pintu mobil dibuka oleh pelayan yang telah berdiri menunggu kedatangannya. Ia kemudian turun dari mobil dan mengikuti pelayan yang mengantarkan untuk bertemu orang tuanya. Para pelayan berhenti di ruang keluarga, membukakan pintu ruangan dan mempersilakan Reo masuk ke dalam.

Reo mengarahkan pandangannya ke sofa di dekat tungku perapian, meski tak ada api yang disulut di sana, Ayahnya duduk sambil memandangi tukung perapian tersebut. Dari air mukanya, Austin tampak sedang memikirkan sesuatu.

"Ayah."

Suara Reo yang memanggilnya membuat Austin menoleh ke arah Reo.

"Kau sudah tiba rupanya."

"Ya, terima kasih telah menjemputku dengan jet pribadimu."

"Emily yang melakukannya, setelah kau dan ia memulai hubungan baik, ia memerhatikanmu."

Mendengar apa yang dikatakan Austin, Reo merasa senang. Rupanya sang Ibu sungguh-sungguh melihat dirinya.

"Mulai sekarang kau harus memerhatikan dirimu. Emily amatlah keras akan bagaimana kau bertindak atau melakukan sesuatu." Austin beranjak dari duduknya. "Mungkin sudah saatnya kau belajar seperti Luca diajar oleh Emily." Austin menghampiri Reo dan menepuk bahu Reo.

Perasaan Reo yang senang, kini berubah sedikit tidak tenang. Di satu sisi ia bahagia, di sisi lain ia was was.

"Aku mengerti, aku akan berusaha untuk tidak mengecewakanmu dan Ibu."

Austin tak mengatakan apa-apa, ia hanya menepuk bahu Reo beberapa kali sebelum ia berlalu pergi melewati Reo. Lalu ia berhenti, "untuk sekarang beristirahatlah. Sore nanti aku akan membawamu ke kepolisian untuk urusan Elbert."

"Ya, Ayah."

Usai Austin meninggalkan ruang baca, Reo membawa langkahnya menuju ke kamarnya. Seperti biasa tak ada yang berubah di kamar itu. Setelah beberapa tahun berlalu, walau tak lagi kembali untuk menempati kamar ini, tak ada yang berubah, ia masih melihat buku-buku favoritnya di atas meja belajarnya.

The Love That Find His Way [ 5 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang