Mikoto sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri, menggoyangkan kaki kanannya tanda ia tak sabar menunggu. Beberapa menit kemudian ia melihat sosok yang tengah ia tunggu-tunggu, dengan bergegas, Mikoto menghampiri pemuda berandalan yang berjalan ke arahnya sembari merokok.
"Bagaimana?!" tanya Mikoto ketika telah berada di depan Touma.
"Berikan uangnya."
"Beri tahu aku dulu! Aku akan memberikanmu—" sebelum sempat menyelesaikan kalimatnya, Mikoto mendapati tangan lebar, kuat milik Touma mencengkram lehernya dan mencekik lehernya.
"Ghh..ugh..."
"Bukan kau yang memerintah, berikan uangnya sekarang, atau aku akan memantahkan lehermu," ujar Touma, cekikkannya semakin kuat.
Seketika Mikoto merasakan ketakutan merangkulnya, matanya mulai berkaca-kaca, napasnya menjadi sesak dan ia merasakan bahwa kematian seolah melambaikan tangan ke arahnya. Dengan tangan gemetaran, ia mencoba untuk menepuk lengan Touma, menganggukkan kepala sebagai isyarat bahwa ia akan memberikan Touma apa yang ia inginkan.
Touma melepaskan cengkramannya dan membuat Mikoto terjatuh lalu terbatuk-batuk dan muntah. Air mata keluar membasahi wajah pemuda itu.
"Cepat.." ujar Touma lalu menghabiskan rokoknya.
Mikoto menyeka mulutnya dan mulai mengatur napasnya, ia melepaskan tasnya, lalu mengeluarkan amplop dan menyodorkan amplop itu kepada Touma. Dengan kasar Touma menyerobot amplop uang itu, membuka dan mulai menghitung.
"J-Jadi... apa kau sudah membereskannya?" tanya Mikoto gugup.
"Kau tak memberi tahuku bila orang yang ingin kau beri pelajar adalah berandalan."
"A-Apa?"
"Sekarang 4 orang anak buahku terluka karena dihajar olehnya."
"APA!?" Mikoto berseru marah, ia menatap Touma dengan mata terbelalak. "Jadi... Jadi kau bilang kau gagal?!" tanya Mikoto, wajahnya yang ketakutan berubah murka. "Huh?! Setelah kau berlagak sok hebat, kau gagal memberinya pelajaran?!" Mikoto maju mendekati Touma lalu menarik kerah baju Touma, membuat pemuda yang lebih besar dan tinggi darinya menunduk.
"Kembalikan uangku!!" seru Mikoto.
"Kembalikan?"
"Kau telah gagal membereskannya! Kau pikir kau layak dibayar?!"
Tidak sampai sedetik berlalu, Touma melayangkan tinju dan tinjunya mendarat keras di wajah Mikoto, membuat pemuda itu terhuyung mundur dan terjatuh. Darah menetes dari hidung Mikoto dan akhirnya membuat pemuda malang itu terisak kesakitan.
"Dengar, bila kau coba-coba menggonggong lagi, aku akan membuatmu yang cacat seumur hidup." Touma memperingatkan lalu Ia berlalu pergi meninggalkan Mikoto yang masih terisak kesakitan.
****
"Aku pulang," ujar Reo seraya melepaskan sepatunya dan berganti dengan selop.
"Selamat datang!" sapa Aki yang keluar dari ruang tamu dan menghampiri Reo. Reo membuka lebar lengannya lalu memeluk Aki dan mengecup bibir Aki lembut.
"Kau larut sekali hari ini."
"Ah, banyak hal yang harus aku selesaikan," jawab Reo ketika pelukan mereka berakhir.
"Apa semuanya berjalan lancar?"
"Ya, semuanya berjalan lancar, setidaknya beberapa hari ke depan aku dapat meresmikan restoran tersebut."
"Syukurlah! Aku senang mendengarnya," Aki tersenyum senang, membuat Reo pun ikut tersenyum dan kembali mengecup bibir Aki.
"Aku akan menyiapkan makan malam untukmu."
![](https://img.wattpad.com/cover/118104344-288-k294903.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love That Find His Way [ 5 ]
RomanceSetelah lima tahun lebih hidup bersama dengan keluarga Narufumi, ada sesuatu dalam diri Reo Fearbright yang mengalami perubahan. Apa yang berubah darinya adalah bahwa ia mendapati dirinya penuh dengan cinta! Setiap hari yang ia lalui selalu diawali...