Part -4-

5.4K 678 146
                                    

"Nii! Ayo cepat!" Yuuto menarik-narik baju Aki yang tengah sibuk meletakkan perkakas makan malam mereka di bak cuci piring.

"Tak perlu tergesa-gesa, bukan? Reo sendiri sedang bersiap-siap." Aki menjawab seraya menyeka kedua tangannya dengan handuk tangan setelah mencuci tangan.

"Semua sudah menunggu! Reo-nii juga tidak akan lama melakukan persiapannya! Ayo, Nii!" Yuuto bersikeras dan Aki pun menyerah. Ia menunda membersihkan meja makan dan memutuskan untuk menyusul Yuuto ke ruang tamu.

Malam ini mereka membuat janji dengan Nagisa untuk melakukan video telepon. Semua adik-adik Aki amat antusias dengan rencana ini. Aki senang mengetahui adik-adiknya dan anak Luca dan Nagisa sangat akrab. Bagi Aki yang kehilangan hubungan sanak keluarga karena masalah sang Paman yang berusaha mengambil hak asuh adik-adiknya, Aki tak yakin apa ia dan kelima adik-adiknya bisa merasakan yang namanya hubungan sanak keluarga. Tapi karena mengenal Reo, Luca dan Nagisa, sekarang ini ia amat bahagia.

"Televisi sekarang benar-benar praktis." Aki berkomentar ketika melihat Reo mencari kontak Luca di layar televisi.

"Hebat, ya!" Yuuto menambahkan, ia kemudian berlari menghampiri Reo dan duduk di samping Reo. Aki pun menyusul Yuuto, duduk di sampingnya. Rina dan Runa yang melihat Aki telah duduk bergabung, menghampiri Aki dan naik ke pangkuannya. Rina duduk di pangkuan Aki dan Runa di pangkuan Yuuto.

Setelah beberapa menit akhirnya layar panggilan berubah, mereka melihat wajah orang-orang yang mereka kasihi dari seberang layar.

"Daddy! I can see them now!" seru Theodore berseru, lalu sebelum Reo menyapa, Theodore telah lari ke dekat televisi dan membuat wajahnya tampak begitu besar. Reo, Aki dan yang lainnya spontan tertawa melihat pipi merah merona chubby Theodore memenuhi layar.

"Theodore, not too close." Luca memanggil putranya dan segera setelah dipanggil, Theodore berlari mundur.

"Reo-nii, mereka bilang apa?" tanya Yuuto, Rina dan Runa pun ikut memandang ke arah Reo penasaran.

"Luca menyuruh Theo untuk tidak terlalu dekat," jawab Reo.

Setelah duduk kembali pada posisi yang pas, mereka pun saling bertukar sapa sambil melambaikan tangan. Namun sesekali Theodore tak dapat duduk dengan tenang dan turun, berlari mendekat ke televisi, beberapa Luca menarik putranya untuk mundur.

"Theo, aku merindukanmu!" seru Yuuto.

"Rina juga!"

"Runa juga!" Runa dan Rina saling ganti bersahutan memberi tahu Theodore bahwa mereka merindukannya.

Theodore menatap ke Luca dan bertanya, Luca menjelaskan kemudian Theodore berseru, "aku juga!" dengan bahasa Jepang. Aki dan kelima adik-adiknya begitu senang mendengar Theodore membalas mereka dengan bahasa yang mereka pahami.

"Theo, I miss you so much!" Arata kini ganti berseru ke arah televisi dengan bahasa Inggris. Theodore tersentak kaget mendengar Arata mengatakan rindu padanya dengan bahasa Inggris. Senyuman mengembang di wajah Theodore, "I miss you too, Arata!" jawab Theodore.

"Arata-nii keren sekali! Aku juga ingin belajar bahasa Inggris!"

"Shh! Jangan bicara, aku tak bisa dengar suara Theo!"

"Nii, aku juga ingin bicara dengan bahasa Inggris!"

Sementara keduanya asyik berdebat, Aki pun menyela dan bertanya kabar Luca dan Nagisa.

"Ngomong-ngomong di mana Nagisa?" tanya Reo.

"Ia sedang mengganti pakaian Lucille dan Heber, ia akan menyusul."

The Love That Find His Way [ 5 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang