Part -54-

4.4K 622 223
                                        

Reo menatap sang Kakak yang masih sibuk dengan kertas-kertas dokumen di mejanya. "Haruskah aku bilang padanya bila Ibu merekomendasikan rencana pernikahan kepadaku?" pikir Reo sembari memerhatikan Luca. Hari ini ia berkunjung ke kantor dan duduk santai di sofa ruangan presiden direktur.

"Tapi bagaimana bila Brother akan cemburu? Dia anak kesayangan Ibu, bukan? Tapi saat pernikahannya, Ibu sama sekali tak membantunya. Bagaimana bila ia tersinggung?" pikir Reo lagi.

"Bila ada yang ingin kau katakan, katakan sekarang." Luca menegur.

"Tidak ada," balas Reo lalu memalingkan wajahnya dari sang Kakak. "Aku tak ingin membuatnya merasa dinomor duakan," batin Reo, memutuskan untuk tak memberi tahu sang Kakak.

Tidak lama kemudian, suara pintu ruangan yang diketuk mengalihkan perhatian Reo.

"Presdir, saya sudah memberi tahu Tuan McPherson tentang rencana Anda," ujar sekretaris Luca yang baru saja masuk ke dalam ruangan membawa beberapa bundle dokumen lagi. Ia meletakkan bundle dokumen itu di rak file di meja Luca dan mengambil selembar kerta paling atas dari bundle itu, menyerahkannya langsung kepada Luca.

"Terima kasih, aku akan menemui beliau dalam waktu dekat untuk membicarakan tentang proyek ini," ujar Luca sembari membaca dokumen yang baru saja ia terima.

"Saya akan menyiapkan pertemuan makan siang beliau dengan Anda, Presdir."

Luca menganggukkan kepalanya ringan.

"Proyek baru apa lagi yang kau rencanakan, Brother?" tanya Reo.

"Presdir bermaksud membangun taman bermain, Tuan muda." Sekretaris pun menjawab.

"Huh?" Reo menatap pria itu tak berkedip. "Kau bermaksud apa...?" tanya Reo sekali lagi.

"Aku bermaksud membangun taman hiburan untuk Nagisa." Luca menjawab, ia menghentikan tangan dan duduk bersandar ke kursinya.

"Untuk Nagisa?"

"Setelah apa yang terjadi padanya, aku ingin menebus kesalahanku dan membuatnya bahagia. Karena itu aku akan membangun taman hiburan untuknya. Ia menyukai panda jadi aku bermaksud menyewa panda dari Cina dan menempatkannya di taman itu untuk Nagisa, membangun beberapa wahana dengan tema panda, juga akan berencana bekerja sama dengan brand dinosaurus untuk meminjam brand mereka di taman itu. Dan pariwisata laut untuk ijin membangun akuarium di sana." Luca menjelaskan.

Reo membuka mulutnya tak percaya mendengar apa yang dikatakan sang kakak.

"Mengapa kau tidak membawa mereka saja ke taman hiburann? Ada banyak taman hiburan di dunia ini."

Luca beranjak dari kursinya lalu berjalan menuju ke jendela besar yang sepenuhnya menggantikan tembok di ruangan itu, ia berdiri depan jendela lalu memandang keluar. Sementara sekretarisnya pamit undur diri meninggalkan ruangan.

"Itu tak akan jadi hadiah atas permintaan maafku."

Reo menghela nafasnya, "aku tak paham dengan standar hadiahmu."

"Bicara tentang hadiah..." Luca membalikkan badannya dan kembali berjalan menuju ke meja kerjanya. Ia menarik laci mejanya dan mengeluarkan sebuah amplop dari laci. Kemudian membaca amplop itu bersertanya dan menghampiri Reo.

"Ini untuk Aki."

"Apa ini?"

"Sedikit uang jajan untuknya."

Reo mengambil amplop itu dan membuka amplop yang memang tidak disegel. Ia mengeluarkan secarik kertas ucapan yang masih kosong dan sebuah kartu gesek.

The Love That Find His Way [ 5 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang