Part -53-

4.7K 609 234
                                    

Reo menatap Luca yang berjalan menghampiri piano di tengah-tengah ruangan di bar yang mereka datangi untuk acara minum malam ini. Sang Kakak menyentuh tuts piano itu dan membuat dentingan suara lembut dari piano sebelum ia duduk di kursi piano lalu mulai memainkan piano itu. Tamu-tamu di dalam bar mulai mengarahkan pandangan dan perhatian mereka pada Luca, begitu juga Reo.

"Tidakkah ia begitu indah?" gumam Reo.

Austin mengarahkan pandangan ke arah mana Reo memandang kemudian menatap Reo beberapa saat dan kembali memandang putranya yang lain. Mereka menikmati anggur merah mereka sembari menikmati permainan piano Luca.

Setelah mengakhiri permainannya, Luca beranjak berdiri dari duduknya dan membungkukkan badannya menyudahi waktunya, membuat tamu-tamu yang lainnya bertepuk tangan untuknya sembari ia melangkah menghampiri meja Austin dan Reo.

"Brother, itu tadi sangat mempesona." Reo memuji saat Luca duduk di sampingnya, sementara pelayan menuangkan anggur ke gelas Luca.

"Aku berharap kau segera membiarkanku pulang ke istriku." Luca menjawab setelah gelasnya terisi, ia mengambil gelas anggurnya dan mengangkat gelasnya. Austin dan Reo pun mengangkat gelas mereka lalu meneguk anggur mereka kecuali Luca yang menggoyangkan ringan gelas anggurnya dan mencium aroma anggurnya terlebih dahulu dibandingkan Reo dan Austin yang telah melakukannya lebih awal.

"Bagaimana?" tanya Austin.

"Rothschild 1945, menyenangkan sekali." Luca berkomentar.

"Brother, apa kau akan menyelenggarakan pestamu akhir pekan depan?"

"Aku akan," jawab Luca.

"Aku bermaksud ingin membawa Ak—"

"Ia tak akan bisa ikut," Luca memotong, "jangan kau mempermalukanku di saat aku menyelenggarakan pesta untuk para bangsawan dan kerajaan."

Reo memalingkan wajahnya dari sang Kakak setelah mendengar jawaban Luca.

"Aku memberi tahumu, ada batasan yang harus tetap kau ingat."

"Kalau begitu aku tak akan ikut hadir, aku tak ingin tinggal hingga akhir pekan ini tanpa Aki." Reo membalas mencoba untuk memancing reaksi Luca dan berharap jawaban yang berbeda.

"Aku tak keberatan," Luca tersenyum, seolah memancing Reo untuk marah dari balasannya.

Reo menghela napas panjang dan mengambil gelasnya lagi lalu meneguk anggurnya. "Sebegitu pentingnya kah kau bersikap begitu angkuh? Aki juga akan menjadi adikmu, bukan?"

"Terlepas ia akan menjadi adikku atau bukan, aku tak akan menurunkan statusku."

"Reo, mengajak kekasih ke acara yang begitu membosankan tak akan berkesan pula untuknya," Austin menyela.

Reo menatap sang Ayah yang kali ini terdengar menyindir Luca. "Kau benar, kurasa Aki sendiri tak akan menyukai pesta kelas atas yang membosankan. Nagi pun tak menyukainya, bukan?"

Luca kini menghela napasnya ringan, "aku tak akan mendebatmu tentang hal itu."

"Ayah, aku akan menyelenggarakan pesta pernikahanku di Hawaii beberapa minggu ke depan." Reo memberi tahu.

"Kau benar-benar akan mengambilnya menjadi pendampingmu?" tanya Austin.

Reo mengernyitkan alisnya, "jangan bilang kau tak menyetujuinya..."

Austin menggelengkan kepalanya, "aku hanya tak mengerti, dua putraku dan dua-duanya mengambil laki-laki menjadi pasangan hidup mereka. Apa yang salah pada diri kalian?" ujar Austin.

"Aku memilihnya karena ia membuatku bahagia, Ayah." Reo menjawab.

Sementara Luca mengambil gelasnya dan menatap anggur merahnya, "melihat bagaimana kau hidup menderita karena memilih wanita, kurasa kedua putramu tak ingin hidup seperti dirimu." Luca membalas.

The Love That Find His Way [ 5 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang