Part -35-

4.6K 576 185
                                    

Lucille mengancingkan mantel cantiknya dan merapikan rambutnya sebelum ia membantu Theodore mengenakan jaketnya.

"Papa bilang Mereka akan mengajak kita melihat sekolah mereka," ujar Theodore sembari memerhatikan Lucille mengancingkan jaketnya.

"Ya, setelah itu mereka akan mengajak kita membeli camilan Jepang." Lucille menjawab.

"Apa kau pikir Daddy akan marah bila kita makan camilan yang bukan buatan dari koki-koki Daddy?" tanya Theodore.

"Aku tak tahu, tapi aku tak akan membeli apapun." Lucille memberi tahu kemudian bangkit dari berlututnya setelah selesai membantu Theodore siap dengan pakaian luarnya.

"Aku juga, aku tak ingin membuat Daddy marah. Aku tak ingin ia memanggilku asam lagi," ujar Theodore dan apa yang ia katakan membuat Lucille terkekeh geli. "Terima kasih, Lucille. Aku menyayangimu!" Theodore kemudian memeluk Lucille.

Arata dan Yuuto yang duduk di sisi lain ruang tamu, memerhatikan Lucille dan Theodore berkomunikasi. Mereka masing-masing berpikir bagaimana interaksi keduanya amatlah berbeda dengan interaksi mereka.

"Niichan, kenapa Theo dan Lucille pakai baju bagus-bagus? Kita hanya jalan ke sekolah dan beli makanan di mini market, bukan?" tanya Yuuto.

Arata diam beberapa saat, memang dari cara berpenampilan kedua tamu itu amatlah berbeda dari mereka. Mereka hanya mengenakan kaos dan celana jeans panjang, sedangkan Yuuto celana kain setengah lutut. Rina dan Runa dengan one piece bunga mereka. Sementara itu, Theodore dengan kemeja dan sweater lalu jaket kain yang meski ia mengenakan celana pendek dari kain dan Lucille memakai one piece diatas lutut stocking hitam dan mantel yang senada dengan roknya.

"Kalian sudah siap?" Ryou yang baru saja turun ke lantai satu bertanya pada rombongan anak-anak yang akan ia bawa bersamanya.

"Ya! Ya!" Theodore dengan riang menjawab.

"Kalau begitu kita berangkat!" ujar Ryou bersemangat.

"Ryou-nii, kau bilang apa??" tanya Yuuto yang tak mengerti apa yang Ryou katakan, meski begitu mereka semua meninggalkan rumah.

Di luar rumah, Tokiya telah menunggu mereka dan siap untuk menemani mereka.

"Toki-chan!"

"Ouh! Theo!"

Theodore berlari menghampiri Tokiya lalu memeluk Tokiya. Meski bagi Theodore ini bukan pertama kalinya bertemu Tokiya, tapi bagi Lucille, ini adalah yang pertama kali. Tokiya dengan gugup menyapa Lucille dan Lucille dengan malu-malu membalas sapa Tokiya. Berkat Theodore yang memberi tahu Lucille tentang Tokiya, kegugupan Lucille pada Tokiya pun berkurang.

Usai mengunci pintu gerbang, mereka mulai jalan bergandengan tangan menuju ke sekolah Arata dan Yuuto. Sepanjang perjalanan Yuuto bercerita banyak hal pada Theodore, ia bercerita tentang rumah-rumah atau toko-toko yang mereka lewati. Walaupun Theodore sama sekali tak mengerti apa yang Yuuto katakan, namun Theodore amat bersemangat dengan tamasya kecilnya. Lucille dan Rina Runa bergandengan tangan berjalan di belakang Yuuto, Theodore dan Arata yang berada di depan mereka. Sementara Ryou dan Tokiya mengawasi dari belakang.

"Lucille, berapa umurmu?" tanya Ryou.

"Sembilan tahun, tetapi dua bulan lagi aku akan berulang tahun yang ke-sepuluh." Lucille memberi tahu, menoleh ke arah Ryou dan tersenyum.

Ryou dan Tokiya terpesona melihat cantik dan manisnya Lucille.

"Hampir 10 tahun tetapi penampilannya dan sikapnya dewasa sekali, berbeda dengan Yuuto yang hampir sembilan tahun." Ryou berkomentar.

The Love That Find His Way [ 5 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang