Reo menghela napasnya dan memijit keningnya, ia mengambil map file dokumen yang baru saja selesai ia baca dan melemparkan map file tersebut ke arah dua orang pria yang duduk di samping kanannya dengan kepala tertunduk. Tak sampai mengenai kedua orang itu, map file yang Reo lempar mengenai vas bunga di almari rendah di belakang mereka. Kedua pria itu terhenyak kaget saat mendengar bunyi vas yang pecah karena jatuh.
"AHH!!" Reo menggeram marah.
Kedua pria itu semakin menundukkan kepala mereka.
"Bagaimana bisa kalian mencoba-coba makan uang perusahaan?! HAH?! Apa kalian tidak punya harga diri?!" bentak Reo lalu memukul meja kopi dengan penuh amarah.
"R-Reo-sama... maafkan aku... maafkan aku." Salah satu dari kedua pria itu segera bangkit dari duduknya dan bersujud di lantai, meminta maaf sambil merendah dalam-dalam. Begitu Melihat rekannya menyembah meminta maaf, yang seorang lagi ikut melakukan hal yang sama.
"Maafkan aku, Reo-sama! Maafkan aku!"
"Kalian pikir aku tak akan memeriksa pengeluaran setiap bagian di perusahaan ini?! Kalian meremahkanku?! Apa kalian pikir aku begitu bodoh sehingga kelicikan kalian tak akan terbongkar?!"
"T-Tidak! Kami sama sekali tidak bermaksud demikian!"
Reo menajamkan tatapannya, keningnya berkerut-kerut dan raut mukanya benar-benar murka. "Kalian sudah bekerja di sini lebih lama dariku, apa kalian tidak punya harga diri?! Apa selama ini perusahaan membayar kalian dengan tidak adil, huh?!"
"Maafkan kami! Kami sungguh-sungguh menyesal."
Helaan napas yang kesal terdengar di sela-sela permintaan maaf kedua pria tersebut.
"Tindakan kalian ini mempermalukanku!"
"Maafkan kami Reo-sama, sungguh maafkan kami!"
Reo kembali berjalan ke meja kerjanya dan duduk di kursinya, menatap kedua pria yang masih berlutut di depannya.
"Kalian tahu resiko dari tindakan kalian ini, hah?!"
"K-Kami sadar akan resiko yang harus kami terim—"
"Ahhh!! Berengsek! Aku tahu kalian meremehkanku! Kalian pikir karena aku masih muda dan karena aku tidak begitu lama bekerja di perusahaan ini, kalian bisa membodohiku?!"
"Maafkan kami! Kami sungguh tak bermaksud demikian!"
Bunyi pintu ruangan Reo yang diketuk, menghentikan sangkalan demi sangkalan dari kedua pria tersebut. Mereka pun terdiam dan memberikan waktu pada Reo untuk menyuruh siapa yang mengetuk pintunya masuk ke dalam.
"Reo-sama, Luca-sama memanggil Anda untuk bicara." Kitazawa memberi tahu.
Reo membuat raut muka masam lalu beranjak dari tempat duduknya dan membawa langkah kakinya menghampiri Kitazawa. Namun ia berhenti sebelum meninggalkan ruangannya, ia membalikkan badan dan menatap kedua pria itu.
"Tetaplah di sini sampai aku kembali."
"Y-Ya, Reo-sama..."
Sekali lagi Reo menghela napas, kemudian pergi meninggalkan ruangannya dan menuju ke ruang rapat di mana Kitazawa memberi tahunya bahwa sang kakak ingin berbicara dengannya.
Kitazawa membukakan pintu untuk Reo, mempersilakan Reo masuk. Reo berjalan menghampiri pc di atas meja rapat. Ia menggeser kursi, lalu duduk dengan canggung, menatap layar pc yang menampilkan sang kakak.
"Brother," panggil Reo dengan pelan dan berat.
"Kau tahu aku berusaha membangun dan memperbaiki citra korporasi kita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love That Find His Way [ 5 ]
RomanceSetelah lima tahun lebih hidup bersama dengan keluarga Narufumi, ada sesuatu dalam diri Reo Fearbright yang mengalami perubahan. Apa yang berubah darinya adalah bahwa ia mendapati dirinya penuh dengan cinta! Setiap hari yang ia lalui selalu diawali...