Nagisa membuka matanya dan menatap ke sisi tempat tidur Luca yang telah kosong, sambil menguap kecil, ia bangkit bangun dari tidurnya dan memandang ke sekeliling. Matanya tertuju ke arah pintu ruang ganti yang terbuka. Nagisa cepat-cepat beringsut turun lalu membawa langkahnya menuju ke ruang gantinya, di sana ia melihat Luca telah rapi dengan setelan jas kantor yang ia siapkan.
Luca menghentikan tangannya dari membenahi dasinya, ia menoleh ke arah Nagisa yang tengah berjalan menghampiri Luca lalu ketika Nagisa sampai di sampingnya, Nagisa membuka lengannya dan memeluk Luca erat-erat.
"Selamat pagi, Yang Mulia."
"Lu-chan, kenapa kau bangun begitu awal?" tanya Nagisa, ia memeluk Luca seraya memejamkan matanya.
"Ada yang harus aku kerjakan lebih awal."
"Kau tidak akan sarapan?" tanya Nagisa.
"Aku rasa tidak, sebagai gantinya aku ingin kau mengundang Reo untuk sarapan."
"Re-chan?"
"Ya, ia akan pulang ke Jepang hari ini, sebelum itu aku pikir akan baik untuknya bergabung denganmu dan anak-anak," jawab Luca seraya mengusap pipi Nagisa lembut.
"Lu-chan, kau yakin kau tidak bisa tinggal untuk sarapan? Aku pikir ini akan jadi kesempatan yang baik untuk kalian saling bicara."
Luca menghela napas ringan, ia mulai menggendong Nagisa bak tuan putri lalu membawa Nagisa bersamanya kembali ke kamar tidur mereka, mendudukkan Nagisa di tempat tidur.
"Kau tidak menyelesaikan hubungan kalian yang memburuk?" tanya Nagisa lagi.
"Aku bilang aku belum selesai membuatnya kesal," jawab Luca seraya menghampiri meja lampu di samping tempat tidur. Ia mengambil ponselnya dan memasukkan ponselnya ke dalam saku jas dalam.
"Lu-chan!" Nagisa mengernyitkan alisnya lalu menggembungkan pipinya, ia merasa kesal mendengar jawaban tidak serius dari sang suami.
Luca menghampiri Nagisa, duduk di depan Nagisa dan menepuk-nepuk ringan pipi gembung Nagisa dengan jari telunjuknya.
"Kau masih ingat ketika Ayah datang ke Jepang lalu membawa Reo pulang bersamanya begitu saja ketika Aki masih koma di rumah sakit akibat pelecahan seksual salah satu karyawan perusahaan?" tanya Luca. Nagisa menatap Luca terkejut dan raut mukanya kemudia melemah sedih, ia pun menganggukkan kepalanya.
"Aku masih ingat, ketika Aki-chan bangun ia begitu sedih tak mendapati Re-chan di sisinya... setelah itu Aki-chan terlihat begitu kesepian..." ujar Nagisa.
"Bila kau menjadi Aki, bagaimana perasaanmu? Melihat Reo begitu pasrah meninggalkanmu setelah ia menyebabkanmu berada di kondisi traumatik sulit itu?"
"Lu-chan! Itu bukan salah Re-chan! Re-chan tidak bermaksud meninggalkan Aki-chan! Itu karena Ayahmu menyuruhnya dan Re-chan tidak...." Nagisa menghentikan kalimatnya lalu menatap Luca yang memandanginya dengan senyuman lemah. "Lu-chan..."
"Aku tahu bagaimana orang tuaku, aku mengenal betul mereka." Luca menimpali, "Sudah waktunya Reo menemukan sendiri apa yang benar-benar ingin ia lindungi dan sudah saatnya ia memikirkan hidupnya lebih baik. Ini semua bukan hanya demi Reo, tapi demi Aki pula. Bagaimana bila hari dimana Reo hendak mengambil Aki menjadi pendamping hidupnya, Ayah datang dan mengacau? Apakah itu tak akan membuat Aki terluka? Adik-adiknya bahkan itu mungkin akan membuatmu merasa terluka..." Luca membawa tanganya dan menyematkan rambut Nagisa ke belakangan telinga. "Bila kau merasa sedih, aku yang paling tidak dapat tahan melihatmu sedih dan khawatir. Dan lagi aku harus berhadapan dengan Ayah..." Luca menghela napas, "bagaimana bila aku tak mampu berdiri membantahnya? Hidup kadang tak berjalan sesuai dengan keinginan, maka dari itu aku harus menyiapkan banyak cara untuk segala kondisi yang mungkin tak sesuai dengan keinginanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love That Find His Way [ 5 ]
RomanceSetelah lima tahun lebih hidup bersama dengan keluarga Narufumi, ada sesuatu dalam diri Reo Fearbright yang mengalami perubahan. Apa yang berubah darinya adalah bahwa ia mendapati dirinya penuh dengan cinta! Setiap hari yang ia lalui selalu diawali...