"Kau tau? Kau adalah anugerah terindah yang Tuhan kasih untukku. Dan aku sangat bersyukur untuk itu. Aku tak bisa membayangkan apa jadinya hidupku tanpamu. Orang yang sangat berpengaruh di hidupku.
Aku mencintaimu. Sekarang, esok, dan selamanya. 21 tahun sudah kita menjalin hubungan. Kau lihat? Bahkan kita berhasil melewati semuanya. Krystal, entah bagaimana aku mengatakannya. Aku merasa sangat-sangat beruntung memilikimu.
Aku berjanji akan selalu setia padamu. Menjaga hubungan yang telah kita bangun bertahun-tahun lamanya. Dan aku berjanji, hanya maut yang dapat memisahkan kita"
Amber menatap mata Krystal lekat. Kedua tangannya menggenggam kedua tangan Krystal erat seakan tidak mau melepaskannya. Suara debur ombak dan angin yang berlalu lalang menemani suasana romantis mereka pada sore menjelang malam.
Langit sudah berwarna jingga, dan matahari terlihat ingin tenggelam di dasar pantai. Mata Krystal berkaca-kaca. Ia mendengar dengan jelas nada ketulusan pada setiap kata yang suaminya lontarkan. Suami yang sangat sangat ia cintai.
Amber Joshep Liu.
Hari ini adalah hari penting. Dimana tanggal dan bulan di hari tersebut adalah hari pernikahan mereka. Dan Amber membawa Krystal ke pulau Bali yang ia sewa satu malam yang ingin ia habiskan hanya bersama istrinya tercinta.
Hari pernikahan mereka yang ke 21. Tidak terasa, sudah lama mereka membangun rumah tangga. Menjadi sepasang suami istri.
Amber merasa, baru kemarin ia dimaki oleh Krystal. Baru kemarin ia selalu diacuhkan oleh Krystal. Baru kemarin ia mendekati Krystal saat Krystal baru saja putus dengan Kai. Baru kemarin ia menyatakan cintanya pada Krystal di ruang kelas.
Ya, baru kemarin.
Tapi nyatanya? Lihatlah. Mereka sudah menjadi sepasang suami istri sah. Memiliki 1 anak kandung bernama Nathaniel Archelaus Liu. Kerutan di wajah keduanya sudah mulai nampak, tapi tidak mengurangi kesan cantik dan tampan.
"Terimakasih selama ini sudah sabar menghadapi sifatku yang egois. Selalu sabar menghadapi sifatku yang banyak maunya. Terimakasih sudah mau menjadi suami yang selama ini aku idamkan. Terimakasih untuk semuanya.
Aku menyayangimu Amber. Dan selamanya akan seperti itu. Semoga Tuhan mengabulkan doamu, hanya maut yang dapat memisahkan kita. Sekali lagi, terimakasih. Aku tidak tau bagaimana harus mengucapkannya"
Krystal langsung memeluk tubuh Amber erat. Tangis yang sedari tadi ia tahan pecah saat itu juga. Krystal tidak bohong. Ia sangat mencintai sosok yang saat ini sedang ia peluk dan juga membalas pelukannya.
Entah kenapa, Krystal merasakan hatinya diremas membayangkan Amber pergi meninggalkan dirinya. Krystal tidak tau apa yang akan ia lakukan nanti jika Amber benar-benar meninggalkannya.
Keduanya saling berpelukan. Menyalurkan rasa hangat yang dapat menghadang udara dingin yang menusuk. Amber merasakan punggungnya diremas. Tangis Krystal makin menjadi, dan itu membuat Amber bingung bercampur panik.
"Krys, are you okay?" tanya Amber yang masih memeluk Krystal. Ingin ia melepaskan pelukan dan melihat wajah Krystal saat ini, tapi Krystal makin memeluk Amber erat, tanda tak ingin Amber bergerak. Amber yang mengerti itu, memenuhi keinginan Krystal.
Krystal mengangguk tanpa bersuara. Ia mencoba menghentikan tangisnya, yang bahkan Krystal juga tidak tau apa penyebabnya ia menangis seperti ini.
Ini bukanlah momen yang pas untuk bersedih-sedihan. Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mereka yang harusnya dirayakan dengan kebahagiaan. Krystal sadar untuk itu. Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan.
Ia mulai bisa menguasai dirinya.
Krystal melepaskan pelukan dan menatap Amber lekat. Ia tersenyum. "Maaf" ucap Krystal dengan suara pelan. "Melihatmu menangis sungguh membuatku tersiksa, Krystal" Amber menyeka air mata Krystal yang turun.
Krystal tersenyum, menggenggam tangan Amber yang berada di pipinya. "Ayo masuk. Hari sudah gelap, dan udara disini cukup dingin" Amber mengangguk. Menggandeng tangan Krystal dan berjalan menuju hotel.
***
6 jam perjalanan. Dari Indonesia menuju Korea. Akhirnya, Kryber sampai dengan selamat. Melihat kedua orangtuanya langsung pulang Nathan yang tengah menonton tv langsung bangkit dan memeluk keduanya.
"Ahhh aku sangat merindukan kalian. Satu hari tanpa kalian, suasana rumah benar-benar terasa sepi" Nathan mencurahkan isi hatinya selama Kryber tidak ada setelah ketiganya berpelukan cukup lama.
"Kan ada unnie-mu" ucap Amber. "Ya, dia ada. Tapi dia sibuk dengan Chanyeol hyung" Nathan mempoutkan bibirnya membuat Krystal dan Amber terkekeh. "Makanya, carilah kekasih" celetuk Krystal.
"Aish, mommy ini bagaimana. Aku baru berumur 15 tahun dan kau menyuruhku mencari kekasih? Yang benar saja"
"Bilang saja tidak ada wanita yang mau denganmu" sahut Amber. "Enak saja, daddy tau tidak? Aku termasuk laki-laki populer yang diperebutkan banyak wanita di sekolah" Nathan berucap bangga.
"Lalu, kenapa belum punya kekasih?" tanya Krystal heran. "Aku belum mendapatkan yang pas" Nathan mengangkat bahu.
"Jika sudah mendapatkan satu wanita, cintai wanita itu, jaga dia. Dan jangan pernah kau menyakiti wanita" nasihat Krystal. "Jangan menjadi seorang playboy. Mentang-mentang mempunyai wajah tampan, bisa memainkan hati perempuan seenaknya" lanjut Krystal melirik Amber.
Merasa disindir, Amber menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Y y ya. Itu betul. Jangan mempermainkan hati wanita" timpal Amber canggung. "Aku akan selalu mengingat perkataan kalian" Nathan berucap yakin.
"Baiklah, kami ke kamar dulu. Cukup lelah menempuh perjalan berjam-jam" Amber meregangkan tubuhnya. "Lelah karna perjalanan atau lelah karna honeymoon kalian tadi malam?" goda Nathan membuat Amber dan Krystal melotot.
Melihat itu, Nathan langsung berlari kabur. Tak mau mendengar omelan panjang Krystal dan Amber.
-------
SKIP
-------"Bukan. Bukan yang itu. Tapi sebelahnya" arah Krystal pada Nathan. "Jangan terlalu banyak memberi garam. Cukup satu setengah sendok teh" ucap Krystal lagi. Amber yang melihat wajah bete anak laki-lakinya menutup mulut dengan telapak tangan agar tidak tertawa keras.
Bagaimana tidak? Nathan disuruh Krystal untuk membantunya memasak. Krystal menyuruh Nathan, karna sedari pagi, Nathan anteng duduk di depan televisi sampai-sampai tidak bergerak.
Unfaedah.
Jadi, daripada menonton film di tv yang tak ada manfaatnya, Krystal menyuruh Nathan untuk membantunya memasak.
Yong Dae? Dia juga ikut membantu Krystal memasak. Tak jarang, Yong Dae menjahili Nathan dengan memberikan informasi yang ngasal.
Ex:
"Dae unnie, buncis yang mana?" tanya Nathan. "Yang itu" Dae menunjuk sayuran daun bawang. Dan dengan mudahnya, Nathan percaya begitu saja.Sorry late apdet, tugas numpuk :v
Cerita ini sebentar lagi selesai. Jadi saya berani bikin cerita baru, judulnya 'Bestfriend × AJL'
Bahasa disitu non-baku. Baca ya 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Boyfriend [Completed]
Fanfiction"Am i Stupid?" "Yes.You're my Stupid Boyfriend"