*8

2.2K 261 6
                                    

Jessica POV

"Langsung pulang?Atau mau pergi lagi?" tanya Amber disampingku.Kami sudah ada di mobil sekarang setelah makan.Yong Dae yang berada di pangkuanku sibuk bermain hp ku bermain games yang sengaja aku download untuknya.

"Kita kembali ke taman saja" jawabku.Amber mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya."Ajeossi, nanti main dulu bersamaku jangan langsung pulang" ucap Dae menatap Amber."Tentu" Amber menoleh dan mengusap lembut kepala Dae lembut.

Saat sampai Taman,Amber membukakan pintu untukku dan Dae. Ah!Sikapnya sangat manis.

Kami berjalan menuju taman dengan Amber yang menggendong Dae dan aku disampingnya.Aku duduk di bangku dan memperhatikan Amber dan Dae yang mulai bermain.

Amber menutup kedua matanya dengan telapak tangannya dan berhitung mundur.Sedangkan Dae mencari tempat persembunyian,dan dia memilih bersembunyi dibalik pohon besar.

"10...9...8...7...6...5...4...3...2...1" Amber membuka matanya dan mencari Dae.Ia sempat menatap ke arahku seakan berkata 'Dia dimana?' aku menggeleng dan mengangkat bahu.Dia kembali mencari Dae.

Ah!Baju biru Yong Dae terlihat dari balik pohon.Kulihat Amber menyeringai."Hmmm gadis cantik itu dimana yaa" Amber berucap dengan langkah pura-pura mencari.Dae memperhatikan gerak-gerik Amber dengan kedua tangan yang membekap mulutnya agar tak mengeluarkan suara.

"Keluarlah" ucap Amber lagi.Dae terlihat menahan tawa.Amber berjalan menjauhi Dae.Dae menurunkan kedua tangannya dan bernafas lega.

"I got you little girl!" Amber memeluk Dae dari belakang,ia langsung terkejut dengan kedatangan Amber. "Kau menemukanku.Apa tempat persembunyianku mudah ditebak?" Dae cemberut.Amber menggeleng. "Mencarimu sangatlah susah,aku harus menyebrangi samudra atlantik dan samudra pasifik.Belum lagi aku harus melawan banyak binatang buas saat di hutan.Butuh perjuangan untuk itu" ucap Amber.

Hebat sekali dia mengarang cerita. Ckckck.Aku geleng-geleng kepala mendengarnya dan terkekeh.

Mata Dae berbinar."Benarkah?" tanya Dae.Amber tersenyum dan mengangguk."Gendong aku" Dae merentangkan tangannya.Amberpun langsung menggendongnya dan berjalan kearahku yang tengah tersenyum.

Dae terlihat kelelahan di gendongan Amber.Ia memeluk leher Amber dan menyenderkan kepalanya di dada bidang Amber.Matanya terpejam.

"Sepertinya dia kelelahan.Aku antar kalian pulang ya?" tawar Amber.Aku mengangguk setuju."Oh iya,mana sepeda Dae?" tanyanya.Aku berjalan ke balik semak-semak dan mengambil sepeda Dae.Ya,aku menyembunyikan nya disana.Dan tidak hilang.Karna memang taman ini sepi pengunjung.

"Kau menyimpannya disana?" tanya Amber.Aku mengangguk lagi.Amber terkekeh melihatku.Kenapa?"Kenapa tertawa?" tanyaku."Kau mirip dengan temanku.Irit ngomong" ucapnya.Aku hanya bisa tersenyum salah tingkah mendengarnya.

"Ayo" kulihat Amber ingin menarik sepeda Dae tapi aku memegang tangannya yang sudah memegang stir sepeda.Dia menatapku bingung."Aku saja yang membawanya,kau kan sudah membawa Dae" ucapku.

"Tidak apa?Nanti kau keberatan"

Perhatian sekali dia.Benar-benar lelaki idaman.

"Ini ringan.Lagipula aku menariknya, bukan mengangkatnya" Amber mengangguk.Kami berjalan berdampingan menuju mobil Amber.

"Rumah kalian dimana?" tanya Amber saat kami sudah berada di dalam mobil."Antarkan kami ke rumah sakit 'Medical Care' saja" jawabku.Kulihat wajahnya terkejut."Medical Care?" ulangnya.Aku mengangguk.

"Apa kau sakit?"

Aku menggeleng.

"Bukan aku,tapi Dae"

Amber mengerutkan alisnya dan menatap Dae yang masih dipangkuannya dan memeluk erat Amber.Dae sudah dibangunkan tadi untuk berpindah tempat duduk bersamaku.Tapi dia tidak mau.

"Dia sakit apa?" tanya Amber dengan nada khawatir yang terselip disana.

"Penjelasannya panjang,Amb. Lagipula rumah sakit itu adalah rumah Dae" Amber membelalakan matanya.

"Maksudmu?"

"Sudah kubilang,ceritanya panjang. Bagaimana jika kapan-kapan kita bertemu lagi?Aku akan menceritakannya" usulku.Amber langsung mengangguk.

"Kapan kau ada waktu?" tanyaku.

"Besok bisa.Minggu bisa.Senin bisa. Selasa bisa.Rabu bisa" ucap Amber cepat.

"Senin,selasa,rabu?Kau tidak sekolah?" tanyaku.

Bukankah hari itu semua murid masuk sekolah?Atau memang sekolahnya di liburkan?

"Aku discors pihak sekolah selama 3 hari" jawabnya.

Dia jujur.Dan itu membuatku tersenyum.Aku mengangguk mengerti.Bukan hal yang asing jika seorang murid laki-laki mendapat hukuman seperti ini.

"Baiklah,bagaimana jika hari senin saja?Besok dan minggu aku harus bekerja.Senin aku juga bekerja sih,tapi kita bisa bertemu saat jam istirahat" dia mengangguk setuju mendengar ucapanku.

Kami terdiam beberapa saat.

"Kenapa diam?" tanyaku.Ia langsung menoleh dan tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapih."Aku lupa" ucapnya terkekeh dan menjalankan mobilnya menuju rumah sakit tempatku bekerja dan rumah Dae.

"Apa kau tak merasa kesusahan menyetir dengan adanya Dae di pangkuanmu?" tanyaku.Dia menggeleng."Tidak, biarkan saja seperti ini.Aku suka" ia menoleh dan tersenyum.Yang membuatku ikut tersenyum mendengarnya.

Sebenarnya jarak Rumah sakit dan taman tak jauh.Jika berjalan kaki hanya memerlukan 10 menit.Jika naik mobil,mungkin hanya 5 menit.Karna itu aku dan Dae pergi ke taman berjalan kaki tanpa membawa mobilku.

Beberapa menit kemudian kami sampai di rumah sakit.Bahkan Amber mengendarai mobilnya sampai masuk kedalam pekarangan rumah sakit.

"Terimakasih banyak Amb" ucapku tulus dan tersenyum."With pleasure" Ia membalas senyumku."Bagaimana aku membangunkannya?Aku tidak tega" ucap Amber membelai rambut Dae.

"Bangunkan dengan lembut" jawabku.Ia mengangguk."Hei gadis cantik.Kita sudah sampai.Ayo bangun" Amber berkata dengan ibu jari yang mengelus pipi Dae.Dae menggeliat karna ada sentuhan.

"Wake up" ucap Amber lagi.Dae membuka matanya dan menegakkan badannya."Kita sudah sampai" Amber tersenyum ke arah Dae.Dae melihat kesekelilingnya."Aku tak mau berpisah dengan ajeossi" Dae memeluk Amber lagi.

Yong Dae bukanlah gadis kecil yang mudah akrab dengan seseorang.Tapi kenapa Amber bisa membuat pernyataan itu terbuang jauh-jauh?

"Baiklah,aku akan mengantarmu sampai depan kamarmu" ucap Amber dan menatap ke arahku.Aku yang seakan tau maksudnya turun dari mobil dan diikuti dengan Amber.

Kami berjalan menuju ruangan yang berada di belakang rumah sakit. Tempat dimana kamar/rumah Dae berada.Kamar itu hampir sama dengan kamar rumah sakit lainnya.

Kasur,tv,ac,sofa,karpet,beberapa mainan,dispenser.

"Kita sudah sampai" ucap Amber pada Dae saat kami sudah berada didepan kamar Dae.Dae mengangguk dan turun dari gendongan Amber. "Apa ajeossi akan menginap disini?" tanya Dae.Amber berjongkok di depannya.

"Lain waktu ya?Aku berjanji akan menginap disini.Tapi tidak bisa sekarang" ucap Amber menatap Dae. Dae terlihat sedih."Jangan menunjukkan wajah seperti itu.Itu membuatku gemas" Amber mencubit pelan kedua pipi Dae.

"Kau berjanji?" Dae mengangkat jari kelingkingnya.Amber menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking mungil Dae dan mengangguk mantap.

"Yasudah,kalau begitu aku pulang dulu ya?" Amber menatap Dae dan aku bergantian.Kami mengangguk bersamaan."Bye ajeossi tampan" Dae mengecup pipi Amber.Amber tersenyum menerima perlakuan Dae.

"Bye Yong Dae cantik.Bye nuna" Amber melambaikan tangan dan berjalan pergi.

Kenapa setiap saat dia pergi aku seakan tak rela dengan kepergiannya?



Update tengah malem :v
Voment ditunggu 😁


Stupid Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang