*4

2.9K 269 6
                                    

(JessBer) 👆

Jessica POV

Sore ini aku harus menemani Yong Dae bermain di taman.Yong Dae itu adalah gadis kecil yang cantik dan manis. Tapi sangat disayangkan,ada penyakit mematikan yang bersarang di tubuhnya.

Orangtuanya seakan tak peduli dengannya.Ia ditinggalkan di panti asuhan.Saat pihak panti asuhan melihat Yong Dae terus menerus mengeluh kepalanya pusing.Mereka melarikan Yong Dae kerumah sakit tempatku bekerja.

Aku bekerja sebagai dokter anak.

Yong Dae di vonis terkena penyakit getah bening di kepalanya.Umurnya pun tak akan lama lagi.Tapi,kami dari pihak rumah sakit belum bisa memastikan berapa lama ia bisa bertahan hidup.

Akhirnya pihak rumah sakit memutuskan untuk merawatnya disini agar memudahkan jika Yong Dae tiba-tiba pusing.Semua pembayarannya di tanggung oleh rumah sakit.

Dia sangat menyayangiku dan menganggapku kakaknya.Begitupun aku.Aku sangat menyayanginya dan menggapnya adikku.

"Unnie,aku haus" ia merengek.Aku tersenyum."Baiklah,kau tunggu disini ya.Aku akan membeli minum sebentar.Jangan kemana-mana" peringatku.Ia tersenyum dan mengangguk.Akupun berdiri dari dudukku dan pergi ke salah satu toko untuk membeli minum.

Saat kembali ke taman,tidak ada orang.

Ya Tuhan!Kemana Yong Dae?!Aku benar-benar panik sekarang. Cerobohnya aku meninggalkan ia sendirian di taman!Bodoh bodoh bodoh!

"Yong Dae!!" aku terus berteriak dan mencari sosok mungilnya.Tak lama kemudian aku melihat seorang laki-laki sedang menggendong Yong Dae.Dia pasti penculik!

"Hei!Kembalikan adikku!Dasar penculik anak!" aku memukulnya dan menarik paksa Yong Dae."Hei nuna. Pelan-pelan.Gadis kecil ini akan kesakitan jika kau menariknya terlalu kencang.Aku akan memberikannya padamu.Dan satu lagi,aku bukan penculik" ucap laki-laki itu.

Kuperhatikan wajahnya.Ya,dia tampan.Tak ada tanda-tanda ia seorang penculik.Bahkan ia masih memakai seragam sekolahnya.Bisa ku perkirakan.Dia duduk di kelas 3 sma.

Saat laki-laki itu ingin menyerahkan Yong Dae padaku,Dae malah memeluk leher laki-laki itu."Aku tak mau berpisah dengan ajeossi (paman)" ucap Dae."Lihatlah,bahkan ia tak mau lepas dariku" ia terkekeh. Sangat tampan.

"Ayo duduk,jangan hanya berdiri" ucapnya dan duduk disalah satu kursi.Kami duduk bersebelahan dengan Dae yang berada di pangkuan lelaki itu.

"Namaku Amber" ia tersenyum dan mengulurkan tangannya."Jessica" aku menjabat tangannya.Seperti disengat listrik di siang bolong saat tangan kami bersentuhan.Tangannya hangat.

"Kenapa Yong Dae bisa bersamamu sekarang?Kau siapanya?" tanyaku. "Ooh,jadi namanya Yong Dae?" ia bertanya balik.Aku mengangguk.Dia tersenyum kembali.

"Saat aku mengendarai mobilku,aku hampir menabrak gadis kecil ini.Untung aku langsung nge-rem.Aku menghampirinya dan bertanya mana orangtuanya?Tapi dia hanya diam tak menjawab.Aku celingak-celinguk mencari seseorang yang bisa kutebak adalah orangtuanya.Tapi aku tak menemukan satu orangpun disini.Aku menasihatinya agar lebih berhati-hati saat bermain.Apalagi di jalanan.Tiba-tiba ia memelukku dan minta aku gendong.Dan jadilah aku menggendongnya" jelasnya panjang lebar.

Aku mengangguk mengerti. "Terimakasih" ucapku."Tidak perlu. Lain kali,lebih berhati-hati lah menjaga anak kecil.Taman ini sepi" peringatnya."Iya,aku habis membeli minum tadi" aku mengangkat dua botol minuman.

Yong Dae langsung menoleh kearahku."Mau" ucapnya.Aku membukakan tutup botol dan memberikannya pada Yong Dae.Dae langsung meminummya."Kau mau?" tawarku.Dia menggeleng."Tidak, terimakasih" tolaknya halus.

Dia baik,ramah,tampan,tinggi, senyumnya menawan,dan sopan. Benar-benar lelaki idaman!

Dia melirik jam tangan mewah yang melingkar manis di pergelangan tangannya."Aku harus segera pulang" ucapnya.Dia berdiri dan mendudukan Yong Dae di kursi."Ajeossi ingin kemana?" tanya Dae pada Amber. "Aku harus segera pulang gadis manis" Amber berjongkok di hadapan Dae dan tersenyum.

"Tapi aku ingin bermain bersama ajeossi" Dae merengek."Lain waktu. Aku berjanji akan bermain bersamamu.Okay?" kulihat Dae mengangguk dengan raut sedihnya. "Jangan sedih,nanti cantiknya tidak kelihatan" Amber mencoba menghibur Dae.Dan itu berhasil.Dae tersenyum.

"Bye aleumdaun sonyeo (gadis cantik)" Amber melambaikan tangannya dan berjalan kembali ke mobil mewahnya.Aku langsung berlari mengejarnya.

"Kenapa?" tanyanya melihat kehadiranku."Boleh aku meminta nomor telfonmu?Itu mempermudah menghubungimu jika Yong Dae ingin main bersamamu" dia tersenyum dan mengangguk.Aku memberikannya telfonku.Dia menuliskan nomornya disitu."Sudah aku save.Hubungi aku kapanpun dia mau bertemu aku.Aku pergi dulu.Bye Jessica" dia masuk kedalam mobilnya.

Entah kenapa,saat ia pergi aku merasa sebagian dari diriku ada yang menghilang.

Amber POV

Saat ini aku sedang berada di kolong jembatan bersama anak-anak jalanan yang sebagian besar dari mereka adalah seorang pengamen cilik.Masih kecil,tapi sudah harus banting tulang mencari nafkah.Itu benar-benar tak adil.Seharusnya mereka menikmati masa kecil mereka.Tapi keadaanlah yang memaksa mereka untuk melakukan itu.

Aku mengajarkan mereka membaca dibantu dengan kedua sahabatku Henry dan Eric.Mereka sahabatku,tapi kami beda sekolah.

"Ku ku ka ki ku ka ku ka ku" ucap Henry sambil menunjuk tulisan yang ia tulis di papan dengan kapur.Mereka menirukan apa yang Henry ucapkan sambil membacanya juga.

Ini memang salah satu jadwal kami mengunjungi mereka setiap hari kamis sore.Satu minggu sekali.

Setelah kami rasa cukup sesi pelajarannya,aku membagikan nasi kotak kepada mereka.Kira-kira mereka berjumlah 24 orang.Mereka mengucapkan terimakasih dan memakannya dengan lahap.

Tentu saja aku,Henry,dan Eric ikut makan bersama mereka.

Untuk salah satu kebiasaanku ini,tak ada satu teman sekolahku yang tau. Aku tak memberitahu mereka bukan karna aku malu.Untuk apa aku memberi tahu mereka?Untuk dipuji? Big no!Aku bukan orang seperti itu.

"Tumben kau terlambat Am" ucap Eric memasukkan makanan ke mulutnya. "Tadi ada sedikit urusan" jawabku seadanya."Wihh orang sibuk" ledek Henry.Aku hanya terkekeh mendengarnya.

Setelah makan,kami mengajak anak-anak itu untuk mengobrol,sesekali bercanda dan bermain.

"Siapa disini yang sudah bisa membaca?" tanya Henry.Sekitar 7 anak mengangkat tangannya.4 perempuan,dan 3 laki-laki."Kalian sudah bisa membaca?" tanya Eric. Mereka mengangguk.

"Kalau begitu,ajarkan teman kalian yang belum bisa atau yang belum lancar.Okay?" mendengar ucapanku mereka mengangguk semangat.

"Aku punya tebakan untuk kalian" ucap Eric tiba-tiba."Apa kak?" tanya mereka antusias."Mempunyai 3 mata tapi hanya mempunyai 1 kaki.Apakah itu?" tanya Eric.Semuanya terlihat berpikir.Ada yang diskusi,ada juga yang berfikir sendiri.

"Kami menyerah" ucap salah satu anak laki-laki.

"Tunggu!Aku tau jawabannya!" tiba-tiba anak perempuan mengacungkan tangan.Sontak kami semua menatap kearahnya.

"Lampu lalu lintas?" ucapnya menunjuk gambar lampu lalu lintas di buku bergambar.Aku,Eric,dan Henry tersenyum."Betul!" Eric tersenyum.

"Curang!Dia melihat buku!"

"Tak ada aturannya tak boleh melihat buku!"

"Tetap saja kau curang!"

"Tidak!"

"Curang!"

"Tidak!"

"Sudah-sudah!Jangan bertengkar. Jika ingin membuka buku silahkan. Kita tak akan melarang" ucapku. "Kenapa kakak baru mengatakannya?" protes seorang anak."Mianhe,aku lupa" ucapku.

Kamipun kembali melanjutkan permainan.

Stupid Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang