Ini di luar kendaliku

17.3K 1.7K 59
                                    

Semua bersorak melihat kedatangan Kenneth, pemuda itu mengeluarkan senyum manisnya.

Suasana meriah terpancar dari ruangan yang di dekorasi sedemikian rupa.
banyak makanan dan minuman mahal.
Meja berderet tak terhitung jumlahnya.
Semua Tamu memakai pakaian mewah.

Dentuman musik yang sedang di mainkan seorang Dj di atas panggung menambah riuh tempat itu.

Tapi orang yang ingin di buat terkesan dengan pestanya malah tidak datang.

Kenneth bicara sebentar dengan Devon dan ke 3 teman barunya.
Siapa lagi kalau bukan Evans,Noah dan Gray.
Pemuda itu memperkenalkan sepupunya pada meraka.

"aku mau mengambil minuman dulu"
Ucap Kenneth berjalan menghampiri meja terdekat.

"Aku tidak percaya orang seperti Gael mau datang ke pesta seperti ini"

Kenneth yang mendengar ucapan itu langsung menghentikan kegiatannya.
Ia menoleh ke arah 3 teman sekelasnya yang bercengkrama tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Benarkah...itu luar biasa..."
pekik pamuda yang memakai setelan jas warna merah marun.

"Lalu di mana dia...?"
orang yang paling tinggi bertanya.

"Aku tadi sedikit mengejaknya waktu bertemu dengannya di tempat parkir, dia memang tidak pantas berada di antara kita.
Sepertinya setelah mendengar ucapanku ia tidak jadi kemari"

"Hah...dasar kau ini..."
pemuda yang memakai jas merah marun itu memukul lengan teman nya.
" kenapa kau berbuat begitu, kasihankan dia.
Dulu dia tidak ada bedanya dengan kita.
Karena parusahaan ayahnya pailit, dia jadi seperti ini aku juga dengar kalau ibunya lari dengan pria lain"

"Aku baru tau itu..."
komentar pemuda paling tinggi.

"Itu karena kami pernah 1 kelas saat SMP, aku jadi tau sedikit soal dia"

"Hah...mau seperti apa latar belakangnya, dia tidak pantas ada di antara kita.
Kalau bukan karena beasiswa dia tidak akan bisa sekolah di tempat kita"

Segelas wine langsung mengguyur jas pemuda yang baru saja bicara dari belakang.
Membuat dia berbalik dengan mata melotot.

"Ups...maaf tangan ku licin"
Kenneth tersenyum manis,
ia meletakkan kembali gelas yang sudah kosong ke atas meja dan berlalu begitu saja.

''Gara-gara ulah si bodoh itu rencanaku jadi berantakan"
dengus Kenneth kesal.
Dia buru-buru keluar dari tempat itu. Berlari ketempat parkir tapi ia tak menemukan Gael di sana.

"Mungkin aku masih sempat kalau mengejarnya"

Kenneth berlari ketrotoar, ia menerawang ke jalanan.

"Semoga dia belum jauh..."

Ia berlari lagi menyusuri trotoar yang mungkin di lewati Gael, karena jalan yang di laluinya sekarang memang mengarah ke rumah pemuda itu.
Kenneth Memasuki satu lorong ke lorong yang lain, keluar dari jalan besar menuju gang sempit.
Melewati toko yang berderet rapi.

Nafasnya mulai terengah, peluh bercucuran di sekujur tubuhnya.

"Sial....!?"
Kenneth memekik jengkel ia berhenti sembari memegang kedua lututnya.

"Sudah sejauh ini, aku akan menemukan mu..."
gumamnya dalam hati.

Entah sudah berapa jauh Kenneth berlari, sampai akhirnya dia berhenti di depan bangunan berlantai 2.
Tanpa banyak pikir pemuda itu menaiki tangga menuju ke lantai 2 menggedor pintu warna putih dengan sekuat tenaga.

Secret Admirer (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang