Dejavu part 2

11.3K 1.1K 51
                                    

Kenneth terus berjalan bersama dengan Gael keluar dari rumah besar itu.
Mereka melangkah menuju ke halaman belakang.

Gael terperangah, mata nya melebar melihat hamparan bunga berbeda jenis dan warna di sana tumbuh dengan subur.

Itu seperti lukisan surga yang belum pernah dia temukan di kota.
Di belakang rumah itu juga tumbuh beberapa pohon jeruk dan apel yang sedang berbuah lebat.

Ada bukit kecil yang di selimuti rumput hijau yang terawat.
Jalan setapak yang menuju ke atas di tata dari bongkahan batu bulat pipih berbagai ukuran.

Di puncak bukit Gael bisa melihat jejeran nisan besar dari marmer hitam.
Sebatang pohon rindang berdiri kokoh di samping nya.
Ada kursi taman berwana coklat terletak dibawah pohon tersebut.

"Itu makam keluarga ku..."
Ucap Kenneth tanpa mengalihkan pandangan nya dari bukit di depan nya.

Gael menatap Kenneth yang tersenyum lega, mungkin itu karena dia sudah lama tidak berkunjung ke sini.

Dia memang hanya datang setahun sekali pada saat peringatan kematian Ellora.

Kenneth menengok kearah Gael yang juga sedang melihatnya.

"Ayo kita kesana aku ingin segera mengenalkan mu pada Ellora...tapi sebelum itu kita perlu mengambil beberapa tangkai bunga untuk nya"

Gael mengangguk, dia membantu Kenneth memetik beberapa kuntum bunga disana.
ada yang baru akan mekar dan ada juga yang sudah mekar seutuhnya.

Mereka membawa bunga-bunga itu ke atas bukit.
Tepatnya ke sebuah nisan cantik yang di atas nya di hiasi dua patung anak kecil bersayap yang terlihat tersenyum ceria.
Yang bertuliskan Ellora Miller

Ada sebait kata di bawah nama itu yang berbunyi.

Aku merasakan keabadian cinta mu, ketika memikirkan mu.

Gael tau pasti itu ukiran tangan Kenneth, dia hafal betul bagaimana karakter huruf nya yang indah.

Kenneth berdiri kembali setelah meletakkan bunga yang dia bawa.

Dia menatap lekat pusara di depan nya, air matanya meleleh perlahan membasahi wajah tampannya yang terlihat rapuh.

Gael yang melihat itu langsung menggenggem tangan Kenneth.
Dia lalu beralih memandang ke arah makam di hadapannya.
"Nama ku Gael Lavery, senang berkenalan dengan mu Ellora..."

Kenneth menatap lekat-lekat wajah Gael. Yang terlihat fokus memandang nisan Ellora.

"Sepertinya orang di samping ku ini akan kesulitan bicara kalau sedang menangis, karena itu aku memperkanalkan diri ku sendiri"

Senyum hangat terkulas di bibir Gael
"Kau pasti terkejut kenapa Kenneth membawa ku, karena aku bukan seorang perempuan.
Aku juga tidak cocok memakai gaun, tapi dia bilang kalau dia mencintai ku...
itu pasti membuat mu tertawa di sana."

Gael menghela nafas...
"Terkadang saat aku mengingat pengakuan cintanya, akupun tertawa.
Karena dulu,aku menganggap pernyataan cinta Kenneth hanyalah salah satu lelucon yang dia buat untuk membuat ku kesal"

Kenneth agak terkejut, tapi masih terus menatap lurus kearah Gael tanpa berkomentar.

"Tapi mengingat apa saja yang dia alami sejauh ini karena aku,
Perlahan akupun semakin yakin jika dia tidak pernah main-main soal pengakuan cintanya.
Dulu kau pasti merasakan itu juga.
Jadi aku tidak perlu menjelaskan perasaan bahagia yang ku rasakan ketika bersamanya sekarang..."

Wajah Kenneth berubah memerah, mendengar pengakuan Gael barusan.

"Karena itu, izinkan aku menggantikan tempat mu untuk menjaga nya seumur hidup ku..."

Secret Admirer (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang