"Hai...Kenneth" Gael berdiri di ambang pintu sembari bertolak pinggang, dia baru saja selesai mencuci."Apa...?" Jawab Kenneth tanpa menoleh,ia masih sibuk dengan game di ponsel nya.
"Kau mau makan pasta Raviolli tidak...?"
Kenneth melempar ponsel nya ke samping dan bergegas menghampiri Gael. "Aku mau..." ucap nya senang.
Membuat Gael tertawa "kau seperti anak kecil, akan ku buatkan kalau kau membantu..."
"Siap...!!!"
Kenneth berhambur ke dapur mendahului Gael yang memperhatikan nya dari belekang.Gael menyiapkan semua bahan untuk membuat pasta itu.
Sedangkan Kenneth berdiri di sampingnya."Kau kenapa...?" Gael melirik kearah Kenneth yang termangu dengan tatapan kosong. Entah apa yang sedang di pikirkan nya sekarang.
"Dulu waktu aku masih kecil, ibu ku sering membuatkan nya untuk ku... dan meski tidak bisa di bilang enak, tapi rasa masakan nya itu yang paling segar dalam ingatan ku..."
"Memang ibu mu dimana sekarang...?"
"Sejak perusahaan ayah ku berkembang pesat 10 tahun lalu, orang tua ku jarang di rumah, bisa di bilang mereka tidak pernah pulang"
Gael tersenyum ini pertama kali nya ia mendengar cerita tentang kehidupan Kenneth.
"Kalau begitu kau di rumah dengan siapa...?"
"Hanya beberapa pelayan dan sopir pribadi, dan sepupuku yang beberapa hari ini tinggal di rumah ku"
Gael mengangguk mendengar cerita Kenneth.
"Kau mau Raviolli nya di isi apa...?" Tanya nya setelah selesai membuat adonan."Jangan di isi sayuran aku tidak suka, apa lagi bayam..."
Gael tersenyum dengan wajah geli, soal makanan Kenneth ternyata orang yang pilih-pilih.
"Baiklah kita isi dengan keju Ricotta bagaimana...?"
Kenneth tersenyum girang " Ok"
Gael mengambil keju dari dalam lemari pendingin, ia meletakkan nya di meja. Lalu mengambil wadah dan parut yang ada di almari dapur bagian bawah. Ia serahkan kedua benda itu pada Kenneth.
" kau bisa memarut kejunyakan?""Serahkan pada ku"
Kenneth dengan telaten menyelesaikan tugas yang di berikan Gael.
Dan sesekali ia melihat Gael yang sedang berdiri membelakangi nya."Sejak kapan kau bisa memasak...?"
Gael menengok ke belakang "entah, dulu aku sering membantu ibuku jadi aku belajar dari nya"
Kenneth melihat setitik kesedihan di wajah Gael sebelum pemuda itu kembali berbalik.
Dia tidak mau bertanya tentang ibu Gael, karena ia ingat betul apa yang di katakan teman nya di pasta ulang tahun nya tentang keluarga Gael yang berantakan."2 tahun lalu ibu ku pergi dengan selingkuhan nya..." ucap Gael sembari mengupas bawang untuk membuat sausnya.
Kenneth hanya diam tanpa mau berkomentar,dia mendengarkan cerita itu dengan seksama.
Terdengar Gael menarik nafas dalam-dalam.
"Ayah ku hancur saat itu, di tambah perusahaan yang di kelola nya dari bawah terancam bangkrut. Ibu ku meninggalkan nya di saat ayah ku benar-benar butuh dukungan dari nya"Gael mulai memotong bawang di depan nya, dari belakang Kenneth melihat bahu pemuda itu mulai bergetar.
"Ayah ku jadi pemabuk berat,dan dia menelantarkan ku. Aku harus bekerja paruh waktu untuk bisa mencukupi kebetuhan kami. Aku..." Gael menarik nafas lagi " tidak pernah menyalahkan nya, atau keputusan ibu ku meninggalkan kami..."
Gael menunduk dalam-dalam, ia meletakkan pisau yang dia pegang.
"Aku tidak keberatan dengan Keadaan yang seperti ini, yang aku sesali melihat mereka tidak bersama lagi"Kenneth mendengar samar-samar suara isakan pilu. Dia perlahan mendekati Gael. "Kau tidak papa...?"
"Iya...aku baik-baik saja,Aku tidak menangis, mata ku perih karena bawang" elak nya sembari tersenyum getir.
"Aku tau itu..."Kenneth tiba-tiba memeluk Gael dari belakang.
"Apa yang kau lakukan...?"
"Menenangkan mu..."
"Kau selalu menenangkan seseorang dengan memeluk nya ya...?"
"Tidak juga..." Kenneth membalik tubuh Gael kedua nya saling berhadapan, ia mendekap Gael lagi.
"Aku melakukan ini hanya kepada orang yang ku anggap penting"Kali ini Gael tidak memberontak ia malah mendekap tubuh Kenneth yang bertelanjang dada. Suara tangis nyapun pecah, ia menenggelamkan kepala nya kedalam dada Kenneth.
Melihat reaksi Gael, Kenneth semakin mempererat pelukan nya.
"Apa yang ku lakukan...ini jauh melenceng dari rencana"Tidak berapa lama kemudian Gael akhir nya tenang juga.
"Tidak seharus nya aku seperti ini pada mu..."Gael mengendurkan tangan nya, ia mendorong tubuh Kenneth perlahan. Setelah ia merasa lebih baik, emosi nya mulai terkontrol, Diapun sudah berhenti menangis.
"diamlah...keluarkan semua sakit hati mu. Aku tidak akan melepaskan mu sampai kau lega...2 tahun itu waktu yang tidak singkatkan...memendam perasaan selama itu sedalam apa lubang yang kau buat pada hati mu sendiri"
Gael mendongak melihat wajah Kenneth, entah kenapa ia merasa kesedihan nya mulai berkurang karena keberadaan laki-laki ini.
"Jangan melihat ku begitu..." Kenneth mendorong kepala Gael menyentuh dada bidang nya lagi.
"Terimakasih..." desah Gael lirih.
09.30 pm
Kenneth memberikan coklat panas pada Gael yang duduk di sisi tempat tidur kamar nya.
"Aku tak percaya tuan muda seperti mu bisa membuat ini" Gael menerima cangkir yang masih mengepulkan uap.
Kenneth tersenyum, ia ikut duduk di samping Gael "sepupuku sering membuat nya, karena itu aku belajar dari nya tidak sulit"
"Maaf, kita malah tidak jadi membuat pasta Raviolli nya..."
"Tidak papa, kita masih bisa membuat nya lain kali"
Gael menyeruput isi cangkir nya, ia memperhatikan lelaki yang duduk di dekat nya, ada perasaan aneh yang tiba-tiba menyelinap ke hati nya membuat debaran yang tidak biasa.
"Apa yang kau lihat...?" Selidik Kenneth yang tau Gael sedang memperhatikan nya.
Gael membuang muka "tidak ada..."
Senyum iseng menyeringai di bibir tipis Kenneth ia meletakkan cangkir nya ke atas meja lampu dan mengambil ponsel yang tergeletak di atas tempat tidur. "Gael..."
Pemuda itu menoleh dan sekilat lampu blitz mengenai wajah nya.
"Apa yang kau lakukan...?!" Pekik Gael dengan wajah kaget."Mengabadikan wajah sembab mu..." Kenneth tertawa melihat hasil foto nya.
"Sial...Kenneth hapus foto itu...!!!" protes Gael, ia menaruh cangkir nya dan berusaha merebut ponsel milik Kenneth.
"Hahaha...kau tidak bisa menghapus nya, sudah ku kirim ke Email ku yang di rumah..."
"Dasar iblis...!!" Bentak Gael
"baru saja aku berdebar-debar pada manusia sialan ini, aku pasti sudah tidak waras...dia selalu membuat ku kesal..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer (Selesai)
RomanceWARNING...!! ZONA PELANGI 18-8-2017 s/d 18-10-2017 Kisah cinta yang mengharu-biru, Tidak untuk dibaca usia di bawah 18+. (Hard lemon) "Dia gay dan aku cowok normal...dia gay dan aku cowok normal...dia gay... ingat apa tujuan mu mendekatinya...!!!" K...